Sabtu, 30 Juni 2012

SELIMUT CINTA





Terkadang kita sering merasa "sakit hati" atau mungkin "kesepian" suatu rasa yayang manusiawi, rasa yang menjadi sebuah proses penyempurnaan yang akan menghasilkan kesederhanaan, juga dengan sentuhan sebuah keistimewaan. Terdengar agak sedikit berlebihan ya? Hahahaha

Pernahkah terpikirkan jika cinta tidak selalu memiliki jalan yang sama? Pernahkah bertanya, mungkinkah cinta tak datang dalam hidupku?
Pernahkah kita berpikir cinta itu tidak untuk ditunggu, mungkinkah ia bersembunyi dalam diri kita? Kenapa kita tak coba untuk membukanya, membaginya, cinta dari-Nya dalam diri kita, untuk dunia. Hmm, mungkin pernah terpikirkan jika cinta itu adalah sebuah energi? Yang bergetar dalam setiap frekuensi yang berbeda, atau seperti hukum tarik menarik, ketika kita menebarkan energi cinta, mungkinkah cinta itu tertarik kembali datang dengan cara yang istimewa. Ataukah cinta mengalir seperti hukum irama?, yang terdapat pada setiap aliran, setiap gerakan, bahkan dari seyum yang terpancarkan. Atau cinta berlaku dengan hukum sebab-akibat? Mungkinkah sebuah kebaikan akan menuai kembali kebaikan itu? Mungkinkah cinta yang tulus melewati pengorbanan yang begitu berat? Ataukah semua itu hanya dusta?

Tepatnya, kita sering mengabaikan, mereka yang datang, karena hanya mencari mereka yang mungkin hanyalah fana.

Meski hanya sebuah senyuman, yang tulus yang penuh kasih dan sayang, pasti akan membuat yang melihatnya merasa senang, seperti mendapat sebuah kebahagiaan. Mungkin selama ini senyum kita hanya sebatas hiasan saja. Pernahkah berfikir senyuman selalu membawa ribuan arti bahkan menyampaikan pesan hati mereka yang sebenarnya pada setiap orang yang melihatnya? Maka mulai saat ini, tersenyumlah, sebuah kebahagiaan bagi mereka yang melihatnnya.

Mungkin hanya sebuah pandangan, mungkin selama ini kita hanya memandang sesuatu yang hanya sebatas “melihat” pernahkah mencoba memandangnya lebih dalam, dari mata ke mata, mungkinkah itu kesedihan, kesepian, kerinduan, kesakitan, atau entah kebahagiaan. Apa benar cinta mengalir dari sebuah pandangan? Mulai saat ini, akan kita lihat dunia dengan mata kita yang sempat tertutup oleh rasa negatif yang ada dalam hati.

Benarkah kelembutan itu terasa hanya dengan sebuah ucapan? Suara yang lembut, menggetarkan hati, atau malah terngiang-ngiang ditelinga mereka yang mendengarkan. Ada emosi yang terekam lalu dimuat dalam suatu getaran, bagi mereka yang mendengarkannya akan merasakan hati dari yang berbicara. Mulai saat ini, akan kita jaga perasaan mereka dengan kasih sayang yang lembut yang kita sampaikan dalam lisan, maupun tulisan.

Mungkin, cinta itu mengalir dalam nadi kita, yang kian berjabat tangan, cinta itu mengalir, bertransmutasi. Sehingga ketika menyentuhnyapun bukan karena sebatas rasa ingin merasakan, tapi menjaganya. Seperti seorang ibu yang memandikan bayinya, kasih sayang seorang ibu yang menjaga kelembutan kulit sang bayi, dengan ia berhati-hati, mengusapnya, membasuhnya, sehingga sering kita lihat bayi itu tertawa, mungkinkah kasih sayang ibunya mengalir pada sang bayi? Mulai sekarang, jabat tanganku adalah salam perkenalanku, menjaga, menghormati, memberi, dengan cinta-Nya, dalam diri kita, untuk dunia.

Sebenarnya ini hanya sebuah catatan kecil, terinspirasi oleh mereka semua, yang terbelenggu dalam kegelapan, yang dilema dalam kelabu, dan yang bercahaya berselimut pelangi. Tetap positif, semangat, dan berikan yang terbaik. Karena disini, ditempat kita membaca catatan ini, masih ada orang-orang disekitar kita, yang menyayangi, dan mencintai kita.

Terimakasih,
Salam hangatku, Bulan Kecil.

2 komentar:

  1. Hmmm,,, aku belum terlalu paham dengan tulis menulis, tapi jujur ini Keren, minimal bikin aku 'trance' bacanya, :-D

    BalasHapus
  2. Terimakasih kakak :) gaya enulisku memang sedikit aneh eheheh :3

    BalasHapus

Surat Untuk Syf