Minggu, 17 Juni 2012

Gejala Pada Tidur REM


Semakin jelas kita melihat, merasakan dan mendengar dengan fikiran kita disaat terjaga, semakin jelas pula kita akan mengingat mimpi-mimpi yang menghantui tidur kita.

Dalam observasi ada yang dinamakan dengan tidur REM, seperti penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dengan menggunakan alat EEG (Electroencephalogram: Sebuah rekaman yang dihasilkan dari elektroda yang dipasangkan di kening untuk mengukur gelombang otak) terhadap orang yang tertidur setelah 90 menit dihitung setelah melalui tahap tidur terdalam akan terlihat seperti akan bangun, mata bergerak cepat dibawah kelopak mata. Ada juga perubahan  ketegangan otot dan tidak teraturnya detak jantung. Inilah fase tidur REM itu atau yang juga dikenal dengan TIDUR PARADOKSIKAL karena hasil pola dari alat EEG terlihat seperti layaknya orang yang sedang terjaga dan aktif mentalnya.

Tidur REM juga terkadang disebut sebagai tidur mimpi, tapi ini sebenarnya penamaan yang salah karena kita dapat bermimpi dalam tahap-tahap tidur lainnya. Dalam tahap inilah kita bermimpi paling intens dan kita akan mengingat mimpi yang dihasilkan pada fase tidur REM. Pada fase tidur ini kita juga mengalami mimpi-mimpi paling aneh. Orang-orang yang terbangun dari mimpi pada fase tidur yang lain akna melaporkan mimpi-mimpi yang cenderung lebih seperti lamunan.

Jika kita membangunkan seseorang ditengah-tengah mimpi REMnya ia akan menyaksikan mimpi yang berbeda saat ia kembali tidur. Kita juga dapat bermimpi selama tidur non-REM akan tetapi mimpi non-REM tersebut menyerupai pikiran normal. Misalnya mimpi saat anda tidur siang dan lain sebagainya. Sekmentara mimpi REM tampak sangat jelas, berbentuk gambar atau lukisan dan melibatkan berbagai penginderaan bahkan juga melibatkan sensasi gerak yang penuh dengan emosi. Mengapa kita sangat terlena saat mengalami mimpi-mimpi REM? Salah satu alasannya adalah adanya perubahan-perubahan kimiawi otak disaat tidur REM, kurir-kurir kimiawi otak, acetylcholine membludak melebihi kapasitas normal, sedangkan kimiawi noradrenalin dan serotonin menutup kran – kran mereka. Perubahan-perubahan dalam otak ini mematikan bagian penting otak, cuping frontal, juga bagian-bagian lain di bagian lain di cuping parietal.

Salah satu perbedaan terbesar antara tidur REM dan fase lainnya dalam siklus tidur adalah berubahnya pergerakan tubuh. Kita tidak gelisah kesana kemari saat bermimpi di fase REM. Bahkan sebenarnya kita seakan lumpuh, tak ada pergerakan otot. Walaupun begitu ini bukan hal yang buruk. Bayangkan betapa berbahayanya jika kita dapat bergerak sesuai apa yang sedang kita impikan. Walaupun otak mungkin saja mengirimkan pesan pada otot untuk bergerak selama REM, pesan-pesan ini terhambat di tingkat urat saraf tulang belakang. Akan tetapi dalam beberapa kasus tertentu kelumpuhan ini tidak terjadi yang disebabkan terciptanya hubungan antara gambar mimpi dan pengontrol gerak sehingga terbukalah pintu dari otak menuju otot-otot.

Tak Mampu Mengingat Mimpi atau Tak Mampu Melupakannya?
Ada sebab lain mengapa mimpi REM kita menjadi begitu aneh, terpetak-petak, dan sulit diduga. Ini karena perubahan-perubahan neurochemical dalam otak selama mimpi REM telah membuat kita alpa atau lupa, baik saat mimpi mauppun sesudah terjaga. Artinya, bahkan disaat mimpi maupun, kita akan lupa apa yang baru saja kita mimpikan, karena adanya perubahan pemandangan, plot, dan karakter dalam alam mimpi yang surrealistis tersebut. Seseorang yang selalu mengalami mimpi buruk yang sama, dalam berbagai kasus, dapat menghindari dari mimpi ini dengan cara mencatat mimpi itu dan memikirkannya dalam sebuah kondisi yang santai. Jika anda melatih mimpi buruk kita dengan ending yang berbeda dalam pikiran kita, maka kita akan dapat mengatasi mimpi buruk yang selama ini mengganggu kita. Untuk itu kenapa kita perlu belajar (Lucid Dream) Mimpi nyata, salah satunya juga membantu merubah mimpi buruk menjadi mimpi yang lebih positif.Ini juga bisa digunakan pada penderita fobia dan semacamnya.


Source:
I. Robertson. 2009. Misteri Pikiran Manusia. Jogjakarta: Garailmu.
Ennis, Moeve & Parker, Jennifer. 2005. Mimpi. Penerbit Erlangga.
Mustofa, Agus. 2011. Energi Dzikir Alam Bawah Sadar. Surabaya: Padma Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf