Semakin
jelas kita melihat, merasakan dan mendengar dengan fikiran kita disaat terjaga,
semakin jelas pula kita akan mengingat mimpi-mimpi yang menghantui tidur kita.
Dalam
observasi ada yang dinamakan dengan tidur REM, seperti penelitian yang
dilakukan oleh para ilmuan dengan menggunakan alat EEG (Electroencephalogram: Sebuah rekaman yang dihasilkan dari
elektroda yang dipasangkan di kening untuk mengukur gelombang otak) terhadap
orang yang tertidur setelah 90 menit dihitung setelah melalui tahap tidur
terdalam akan terlihat seperti akan bangun, mata bergerak cepat dibawah kelopak
mata. Ada juga perubahan ketegangan otot
dan tidak teraturnya detak jantung. Inilah fase tidur REM itu atau yang juga
dikenal dengan TIDUR PARADOKSIKAL
karena hasil pola dari alat EEG terlihat seperti layaknya orang yang sedang
terjaga dan aktif mentalnya.
Tidur
REM juga terkadang disebut sebagai tidur mimpi, tapi ini sebenarnya penamaan
yang salah karena kita dapat bermimpi dalam tahap-tahap tidur lainnya. Dalam
tahap inilah kita bermimpi paling intens dan kita akan mengingat mimpi yang
dihasilkan pada fase tidur REM. Pada fase tidur ini kita juga mengalami
mimpi-mimpi paling aneh. Orang-orang yang terbangun dari mimpi pada fase tidur
yang lain akna melaporkan mimpi-mimpi yang cenderung lebih seperti lamunan.
Jika
kita membangunkan seseorang ditengah-tengah mimpi REMnya ia akan menyaksikan
mimpi yang berbeda saat ia kembali tidur. Kita juga dapat bermimpi selama tidur
non-REM akan tetapi mimpi non-REM tersebut menyerupai pikiran normal. Misalnya
mimpi saat anda tidur siang dan lain sebagainya. Sekmentara mimpi REM tampak sangat
jelas, berbentuk gambar atau lukisan dan melibatkan berbagai penginderaan
bahkan juga melibatkan sensasi gerak yang penuh dengan emosi. Mengapa kita
sangat terlena saat mengalami mimpi-mimpi REM? Salah satu alasannya adalah
adanya perubahan-perubahan kimiawi otak disaat tidur REM, kurir-kurir kimiawi
otak, acetylcholine membludak
melebihi kapasitas normal, sedangkan kimiawi noradrenalin dan serotonin
menutup kran – kran mereka. Perubahan-perubahan dalam otak ini mematikan bagian
penting otak, cuping frontal, juga
bagian-bagian lain di bagian lain di cuping
parietal.
Salah
satu perbedaan terbesar antara tidur REM dan fase lainnya dalam siklus tidur
adalah berubahnya pergerakan tubuh. Kita tidak gelisah kesana kemari saat
bermimpi di fase REM. Bahkan sebenarnya kita seakan lumpuh, tak ada pergerakan
otot. Walaupun begitu ini bukan hal yang buruk. Bayangkan betapa berbahayanya
jika kita dapat bergerak sesuai apa yang sedang kita impikan. Walaupun otak
mungkin saja mengirimkan pesan pada otot untuk bergerak selama REM, pesan-pesan
ini terhambat di tingkat urat saraf tulang belakang. Akan tetapi dalam beberapa
kasus tertentu kelumpuhan ini tidak terjadi yang disebabkan terciptanya
hubungan antara gambar mimpi dan pengontrol gerak sehingga terbukalah pintu dari
otak menuju otot-otot.
Tak Mampu Mengingat Mimpi atau
Tak Mampu Melupakannya?
Ada
sebab lain mengapa mimpi REM kita menjadi begitu aneh, terpetak-petak, dan
sulit diduga. Ini karena perubahan-perubahan neurochemical dalam otak selama mimpi REM telah membuat kita alpa
atau lupa, baik saat mimpi mauppun sesudah terjaga. Artinya, bahkan disaat
mimpi maupun, kita akan lupa apa yang baru saja kita mimpikan, karena adanya
perubahan pemandangan, plot, dan karakter dalam alam mimpi yang surrealistis
tersebut. Seseorang yang selalu mengalami mimpi buruk yang sama, dalam berbagai
kasus, dapat menghindari dari mimpi ini dengan cara mencatat mimpi itu dan
memikirkannya dalam sebuah kondisi yang santai. Jika anda melatih mimpi buruk
kita dengan ending yang berbeda dalam pikiran kita, maka kita akan dapat
mengatasi mimpi buruk yang selama ini mengganggu kita. Untuk itu kenapa kita
perlu belajar (Lucid Dream) Mimpi nyata, salah satunya juga membantu merubah
mimpi buruk menjadi mimpi yang lebih positif.Ini juga bisa digunakan pada
penderita fobia dan semacamnya.
Source:
I. Robertson. 2009. Misteri Pikiran Manusia. Jogjakarta: Garailmu.
Ennis, Moeve & Parker, Jennifer. 2005. Mimpi. Penerbit Erlangga.
Mustofa, Agus. 2011. Energi Dzikir Alam Bawah Sadar. Surabaya: Padma Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf