Senin, 20 Agustus 2012

Menulis Menjadi Sebuah Sugesti


Menulis Menjadi Sebuah Sugesti 

Percaya enggak kalau menulis itu memiliki banyak manfaat buat kita? Enggak percaya?
Pada dasarnya menulis adalah suatu kegiatan yang sangat sederhana, namun pada saat tertentu akan menjadi suatu tantangan dan kesenangan tersendiri. Tapi di zaman sekarang ini, banyak orang mengatakan menulis itu adalah kegiatan yang membosankan, membuang-buang waktu, dan tidak begitu menarik. Selain itu, banyak yang berpendapat menulis juga memiliki banyak kendala, seperti menulis sebuah berita, menulis novel atau tulisan apapun, selain membuang-buang waktu, menguras pikiran, dan tidak memberikan keuntungan bagi kita. Masa sih? Pasti kita berkata seperti itu karena belum mencobanya.
                    
Ini dia beberapa tips dan rahasia dibalik “Menulis”

Menulis Itu Menenangkan
Kenapa bisa begitu? Setiap orang memiliki karakter dan pribadi yang berbeda-beda, kita bisa lihat dari cara setiap orang berkomunikasi, tentu kita bisa melihat beberapa orang yang begitu luwes dan fasih dalam berbicara dan mengungkapkan pendapatnya, ada yang kritis dalam setiap hal, ada yang hanya memperhatikan dan mengikuti pendapat orang lain, ada pula yang hanya diam dan menyimpan isi hati atau pendapatnya tentang dunia ini dalam hati saja. Nah, menulis juga bisa menjadi alternatif bagi kita yang agak sulit mengungkapkan perasaannya. Dengan menulis, kita bisa mengungkapkan atau mengekspresikan pendapat kita, perasaan kita, dan emosi tentang apa yang kita rasakan dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Karena dengan mengungkapkannya, kita akan merasa sedikit lebih tenang.

Menulis Itu Menambah Pengetahuan
Masa sih? Tentu saja! Kita menulis biasanya atas dasar pengetahuan kita, rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu yang ingin dikupas atau dibahas. Sama seperti membaca, menulis juga kita membutuhkan referensi, mulai dari pengalaman diri sendiri, orang lain, lingkungan, sampai ke dunia. Karena setiap tulisan yang kita angkat sebagai tulisan atau cerita kita, pasti selalu ada hal baru yang kita dapat, disitulah pengetahuan kita bertambah setiap harinya.

Menulis Itu Menyenangkan
Sungguh? Iya! Menulis itu ada kepuasan tersendiri bagi si penulis. Kejenuhan itu wajar, sesekali kita bosan karena itu artinya kita masih normal. Tapi tidak lama bagi seorang penulis, penulis yang kreatif selalu memiliki cara tertentu agar dirinya dapat menyikapin segala suasana hati yang datang. Bahkan disaat kesal atau sedih pun kita bisa menghasilkan karya. Dengan begitu kita pasti akan bangga, karena kita telah membuat sebuah karya. Karena inspirasi itu datang tak hanya diwaktu senang, tapi juga sedih, kesal, bahkan rindu. Disitulah istimewanya, semua suasana hati itu dapat terobati, dengan menulis.

Menulis Itu Berbagi
Bener nih? Jelas donk! Menulis itu selain ada kepuasan tersendiri, kita juga tanpa sadar berbagi dengan orang lain. Jadikan setiap niat kita untuk menulis adalah sebagai ibadah, bukan semata-mata untuk kepentingan lain apalagi sampai mengharapkan pujian dan menjunjung tinggi popularitas. Eits, maka dari itu, menulis juga harus ikhlas, dapat dirasakan emosi si penulis yang mengalir dari setiap tulisannya. Karena ketika tulisan kita dibaca oleh orang lain, itu artinya kita sudah berbagi. Mengamalkan dan membagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain.

Menulis Itu Sugesti
Tidak salah lagi, tulisan dapat mempengaruhi seseorang, baik secara langsung, maupun tidak langsung. Contohnya seperti Anda yang hobi menulis diary. Pernahkan Anda sedikir tersadar akan sebuah perwujudan-perwujudan nyata dari apa yang Anda tulis? Semisal kita telah menyesal telah melakukan sesuatu, lalu kita menulisnya di diary kita. Tanpa sadar kita mencoba untuk belajar dari kesalahan kita dan tidak mengulanginya lagi agar tidak timbul kembali penyesalan. Atau ketika kita menulis keinginan kita, seperti cita-cita kita, tertulis dalam diary kita “Aku ingin menjadi seorang penulis” beberapa waktu kemudian ketika Anda mencoba kembali membuka diary Anda yang dulu, Anda tahu, tanpa sadar Anda memberikan sugesti pada diri Anda sendiri. Adapun misalnya seperti sebuah tulisan yang pasti disetiap tulisannya mengandung pesan yang ingin disampaikan. Disitulah menulis memberikan sugesti pada setiap penulis dan pembacanya. Entah itu menjadi tambah bersemangat, atau sebaliknya. Untuk itu bagi kita menulis juga perlu memperhatikan isinya, jangan sampai apa yang kita sampaikan memberikan sugesti atau pengaruh negatif bagi pembacanya, lebih baik lagi, supaya membuat si pembaca tertarik, memahami, dan senang.

Jadi, masih ragu untuk menulis? Jangan! Karena sebuah tulisan dapat mempengaruhi dunia, dan dengan menulis, kita siap untuk mengukir sejarah dan membangun masa depan.

Selasa, 07 Agustus 2012

The Power of Smile


                              Percaya gak kalau kekuatan “Senyuman” itu sangat penting & sangat berarti?
                Sebuah senyuman itu memiliki banyak arti dan yang sangat dalam. Senyuman itu akan mengalir kepada kepada mereka yang melihatnya. Karena senyuman itu datangnya dari hati. Jadi siapapun yang melihatnya, akan menjadi sebuah hadiah dan keindahan bagi mereka. Setiap niat, baik yang positif maupun negatif dari diri kita akan tersampaikan. Untuk itu, senyuman menjadi salah satu hal yang penting. Tentunya kita tidak ingin mereka yang melihat senyuman kita, akan mendapatkan energi negatif nantinya. Dari sini, kita bisa belajar tersenyum dengan tulus, ikhlas. Selain itu sebuah senyuman juga akan menjadi sebuah penilaian dalam first impression.

Sedikit kisah dari sahabat saya yang sudah mau bercerita. Semoga cinta selalu menyelimuti hari-harimu:

                “Saya dulu adalah seorang yang sangat judes sekaligus cuek. Saya tidak pernah peduli dengan lingkungan disekitar saya, karena yang terpenting bagi saya adalah diri saya sendiri. Penampilan menjadi salah satu hal terpenting bagi saya, perfect, elegant, bahkan saya adalah orang yang sangat idealis. Tapi saya terkadang heran, ada seseorang di tempat kerja saya, dia seorang wanita yang sangat cerdas dan sederhana, dia adalah rekan kerja saya. Orangnya ramah senyum, tapi terkesan caper, karena setiap ada yang lewat dan mengenalinya, selalu menyapa, dan orang-orang sangat respect terhadapnya, bahkan banyak yang menyukainya.
                Jujur, saya iri sekali dengannya. Padahal dilihat dari fashion? Saya jauh lebih modis, pendidikan? Saya lebih tinggi, make up? Saya lebih rapih dibandingkan dia. Tapi kenapa, orang-orang justru tidak begitu respect terhadap saya. Dan bahkan banyak yang mencuekkan saya. Hari-hari menjadi sangat sulit bagi saya. Rasa iri dan diacuhkan seperti ini adalah hal-hal yang menyakitkan. Sempat terbesit keinginan untuk saya, jahil agar merugikan si rekan saya tersebut. Tapi, saya berpikir banyak, ternyata hal itu memang tidaklah baik. Saya putuskan untuk mengambil cuti selama seminggu. Saya merenung, dan bercerita pada sahabat-sahabat terdekat saya. Sebenarnya apa yang salah dengan diri saya? Semuanya terlihat pas menurut saya.
                Setelah mendengar beberapa kritik dan saran dari teman-teman saya. Saya baru tahu, kalau saya jarang sekali tersenyum. Sekalinya tersenyum, kesannya sangat memaksakan. Soalnya, saya pikir, sering tersenyum, takut dikira caper atau berlebihan. Dan saya selalu berprasangka buruk terhadap orang lain. Hal tersebut menjadi sebuah evaluasi bagi saya. Saya bangun diri saya kembali, bereinkarnasi menjadi diri saya yang baru, yang murah senyum, tulus. Ketika itu, pagi yang diawali dengan senyuman dan semangat dari saya, entah bagaimana suasana kantor berubah, semuanya mendekat, kami bahkan berbincang. Bahkan dengan rekan saya pun, kami menjadi akrab, dan saling mendukung satu sama lain.
                Karena saya sekarang tahu satu hal, ada sebuah kehangatan dan kasih sayang, dalam sebuah senyuman. Karena hari itu juga, ketika saya mulai kembali masuk kerja, saya bertemu dengan seorang pria. Dia tersenyum pada saya, dan saya kembali tersenyum, sambil menunduk sedikit sebagai rasa hormat. Dari senyuman itulah, hingga sekarang. “Senyuman” membawa saya pada kehidupan harmonis, bersamanya, seorang pria, yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Terimakasih, sayang.”

                Masih mau berprasangka buruk? Sulitkah memandang setiap sisi dunia dengan positif? Sesungguhnya, diri kita adalah cerminan dari orang-orang disekitar kita. Jangan pernah pusing-pusing memikirkan “apa yang mereka pikirkan tentang kita?” karena sebenarnya mereka memikirkan hal yang sama.

Tersenyumlah, karena tersenyum itu ibadah.
Tersenyumlah, untuk awal yang baik.
Tersenyumlah, dalam menghadapi setiap proses dalam kehidupan. Karena dengan tersenyum dan mengembalikan semuanya pada diri sendiri, InshaAllah akan lebih mudah untuk diterima.

Salam hangat,