Senin, 30 April 2012

Kakek, Lihatlah aku !



Alhamdulillah

Kata indah yang terucap dari kebahagianmu atas cucu perempuan yang engkau banggakan. Darahmu yang juga mengalir di tubuhku.
Butir ketulusanmu dalam membimbingku kala saat diri ini tumbuh.
Kau masih sempat tertawa dikala aku nakal dimana orang-orang bertopeng disekitar kita membenciku.



Bahkan sempat kau temukan aku bermain bersama teman yang ku katakan tinggal dibalik tembok. Kau hanya tersenyum ...
Ketika ayah tengah berjuang ke tengah hutan liar untuk makan aku dan ibu. Engkau datang dalam senyap dan sembunyi membawakan yang dulu sempat ku katakan sebagai keajaiban. Keajaiban ditengah perihnya masa lalu itu. Saat aku meniupkan mimpi di usia ke 5 tahun. Engkau berikan aku kesempatan merasakan bagaimana membagi kesenangan dihari lahir bersama orang-orang disekitarku. Aku merasa semu, tak nyata, atau apa yang sebenarnya terjadi dihadapan mata dan bawah sadarku tak nyata. Entah bagaimana engkau tahu akan ke-abu-abuan ini. 


Jingga menyelimuti, 
hari-hari dimasa lalu. Aku tetap tersenyum dan bersembunyi dalam hati kecilku yang terpenjara dan rapuh penuh harapan. Aku pergi, tak lagi satu atap tumbuh bersamamu. Airmata menetes, luka yang begitu mendalam, meninggalkanmu bersama topeng-topeng bisu yang penuh dengan ironi hidupnya. Ya Allah, semoga beliau selalu dalam lindungan-Mu, Amin. Aku belum sempat memelukmu sejak saat itu. Hingga kini ... Belasan tahun sudah kita lewati. Derita dan kesenangan berlalu silih berganti. Aku ingin mengatakannya padamu tapi aku ragu. Aku tak dapat bertemu dengannya lagi dibalik tembok, ya, seseorang yang dulu kukenalkan padamu ... Yang kulihat hanyalah kehidupan yang harus kulalui dengan manis pahitnya. Aku datang untuk pamit, menjelajah seperti ayah ke hutan liar. Engkau ijinkan aku menjelajah dengan sebuah rumah singgah ditengah hutan sana. Maafkan aku, aku sadar aku teralu banyak merepotkanmu. Aku belum bisa menyelamatkanmu dari topeng-topeng itu, justru aku semakin menjauh dari tempatmu. Hmm ... Aku persembahkan, keajaiban yang dulu kau pinjamkan. Bukan emas dengan berlian yang menyilaukanmu dan topeng-topeng itu. Bukan juga kertas kotor yang membutakanmu dan topeng-topeng itu. Bukan juga ketenaran dan kekuasaan yang meninggikanmu dan topeng-topeng itu. Hanya butir-butir kesederhanaan yang ku persembahkan disetiap karya dan cinta yang kupancarkan. Kau mungkin akan tersenyum, ya, aku merindukan senyum itu ... 


Boleh aku meminta sesuatu ? Dulu kau adalah seorang ayah yang kuat dan bertanggungjawab. Tuhan bahkan tak bercerita sebelumnya akan menjadikanku cucu untukmu. Kini aku melihatmu, tetap dengan semangat dan tanggungjawab juga cinta yang kau sembunyikan dibalik perhatian, nasihat, dan bekal yang kau berikan, tidak hanya untukku. Tapi untuk anak-anak dan cucu-cucumu yang lain. Aku ingin memelukmu



Kakek



Aku merindukanmu



Bangkitlah kembali, biarkan aku memperlihatkan bagaimana dunia sekarang. Biarkan aku menangis dibahumu. Biarkan aku meminta maaf. Biarkan aku menyemangatimu, biarkan aku menyelamatimu dari ke-abu-abuan itu. Suatu saat aku akan mewujudkannya.



Kakek



Sejak saat Tuhan memberikan keajaiban-Nya yang disampaikan lewat dirimu, sejak saat kau menggendongku, sejak ayah dan ibu membisikkan semua cerita tentangmu, sejak aku tahu bahwa kau adalah kakekku. Adalah kebahagiaan dan syukurku pada-Nya. Betapa beruntungnya aku, bisa menjadi bagian darimu, 
aku, cucumu, nenek, istrimu tercinta, anak dan menantumu, cucu-cucumu, dan semua orang.


Lekas pulih untuk kakekku sayang :') 
I ♥ U grandpa

Sabtu, 28 April 2012

Sekolah Tidak Sekolah Kreatif adalah Bagaimana Kita Menyikapinya


Salam hangat Indonesia

Alhamdulillah, hari ini, kemarin, esok, dan seterusnya tidak ada alasan untuk kita tidak berbagi. Akan selalu ada hal menarik dan hal positif yang bisa kita ambil dari setiap harinya, meski ddalam hal yang sangat kecil maupun dalam hal buruk sekalipun, pasti akan selalu ada hikmah yang bisa kita ambil.

Bahasan kali ini sama seperti bahasan-bahasan sebelumnya, mungkin akan sangat membosankan, tapi tidak ada salahnya membacanya kembali untuk menambah wawasan dan membuka motivasi untuk menjadi lebih baik lagi. Sebelumnya, pasti kita sering bertanya untuk apa sih sekolah ? Untuk apa sih kuliah ? Sebagian besar dari kita menjawab, itu tradisi, untuk belajar, menambah pengalaman, pengembangan diri, supaya pintar, untuk menerima doktrin-doktrin dari guru, untuk mendapatkan ijazah, untuk mendapatkan gelar, supaya masa depannya cerah, supaya mudah mendapat pekerjaan.

Semuanya itu memang ada benarnya. Kita bersekolah untuk belajar, mendapatkan banyak pengalaman, mengembangakan potensi diri kita, sehingga kita bisa menganalisa mana yang benar dan yang salah, kita mendapatkan ijazah, gelar, sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi. Dan pekerjaan yang tinggi inilah yang akan menjamin masa depan yang cerah. Apa semua itu benar ? Belum tentu, karena apa yang kita tanam tidak selalu tumbuh dan menghasilkan buah yang baik. Sama seperti apa yang kita rencanakan belum tentu tepat, untuk itu kita selalu belajar untuk berorientasi kemasa depan dengan menyiapkan banyak perencanaan dan menyiapkan mental dan diri kita agar kuat menghadapi segala macam kegagalan.

Berikut beberapa yang ingin disampaikan dari teman-teman kita:

“Bagiku sekolah itu untuk pengembangan diri, pematangan emosi, pendewasaan, ya intinya untuk merubah pola pikir kita gituseperti misalnya kita dihadapkan pada suatu masalah kalau kita masih SMA pasti kita mikirnya cuma 'masalah harus cepat selesai' kalau kita kuliah kan bisa merubah pola pikir itu 'bagaimana kita menyelesaikan masalah ini tanpa merugikan orang lain dan diri kita sendiri' tapi semua itu kembali ke kitanya gimana kita menyikapinya”

“Sekolah itu untuk mendapatkan pendidikan, kan kalau enggak puny bekal pendidikan kita bis ditipu. Contohnya kita belajar matematika itu juga ilmu dari sekolah kan. Kalau kita enggak pernah sekolah dan enggak bisa ilmu matematika kita kalo jualan di bohongin terus, ya kan ?”

 “Saya sekolah buat apa ya? Kalau bener-bener suruh jawab jujur pusing euy. Tapi yang jelas gara-gara sekolah saya jadi bisa nulis bisa baca dan punya banyak temen !”

Banyak hal positif yang bisa kita dapatkan dari bersekolah, kenyataannya selain dampak positif juga ada dampak negatifnya, mulai dari pergaulan, sistem mendidiknya dan lainnya. Bagaimanapun hal positif atau negatif itu kembali kepada kita yang bersekolah, guru, dan orangtua yang berperan mengawasi perkembangan anak didiknya.

Belajar, semua dibentuk dari sejak kita lahir diberikan asuhan dan di didik oleh orangtua kita. Well, sekarang kembali ke tujuan kita bersekolah. Belajar? sebenarnya kita bisa belajar dimana saja, dirumah juga bisa. Mencari ilmu? Mencari ilmu dimana saja juga bisa, di sawah, di laut, di hutan, bahkan di pasar sekalipun. Untuk mendapatkan pekerjaan? Kenapa tidak langsung bekerja saja? Mulai dari hal yang kecil, seperti membantu membereskan pekerjaan rumah, berkebun, berjualan, atau yang punya hobi bermain musik, bisa menghasilkan uang dengan musik-musiknya, yang suka berkarya lainnya juga. Seperti salah satu contoh yang menciptakan batik Indonesia, berawal dari kecintaannya dalam berkarya, sampai akhirnya dia menjual hasil kain batiknya, sampai sekarang bisa terkenal dan sampai ada yang mencoba meniru karyanya. Karena kecintaannya berkarya dia yakin, optimis, dan kreatif, hingga sekarang dapat sukses dengan karya-karyanya. Atau untuk gelar? Sekarang gelar bisa dibeli, seberapa tinggi gelar seseorang sekarang ini tidak menjamin gelarnya bisa dipertanggungjawabkan.

Ini menjadikan pendidikan yang seharusnya digunakan secara efektif, tapi tidak kenyataannya. Saya menulis ini bukan semata-mata atas rasa penasaran saya dengan pertanyaan untuk apa saya bersekolah, tapi juga mengajak semuanya untuk membuka mata. Terkadang terbesit pikiran untuk malas bersekolah atau menjalani kuliah atas faktor-faktor tertentu. Ketika kita membuka mata, kita melihat, anak-anak yang kurang mampu, bersekolah, melanjutkan sekolahnya, masih tetap semangat belajar dan bekerja keras, susah payah untuk mereka makan saja, apalagi untuk bersekolah, tapi kita lihat beberapa diantara mereka yang masih semangat belajar sendiri, kreatif, dan mau berbagi dengan sesamanya. Ternyata apa yang kita pikirkan ini sungguh sesuatu yang tidak baik. Kita yang masih mampu untuk bersekolah, menuntut ilmu setinggi-tingginya, kalah semangatnya karena hal kecil saja, dengan mereka yang serba kekurangan. Dimana rasa syukur kita atas apa yang selama ini diberikan olehnya. Kekuasaan, harta, jabatan, dan martabat, membutakan semua hal yang begitu murni tapi tak nampak dalam jiwa yang kotor. Keharmonisan, kebersamaan, kehangatan, dan berbagi, yang selama ini kian bersembunyi dibalik gengsi.

Berikut beberapa yang ingin disampaikan dari teman-teman kita:

“Kalau saya enggak bisa nerusin sekolah saya, yang penting saya masih bisa bantu orang tua dan keluarga saya, setidaknya kecil-kecil jadi bukit”

“Kalau saya bisa terus bareng-bareng sama keluarga dan teman-teman saya sih, meskipun keadaan kita kayak gini, yang penting hepi sama-sama”

“Mau orang ngeliatnya kayak gimana juga, belum tentu orang itu bisa jadi kayak saya, saya juga ga bisa kayak mereka”

Sekolah ataupun tidak, selama kita masih bisa melakukan sesuatu yang baik untuk diri kita dan semua orang, lakukanlah. Sesuatu yang dilakukan tidak dilihat dari besar kecilnya hal yang kita lakukan, tapi kesungguhan kita untuk mau melakukannya. Untuk itu, kita bersama-sama, saling berbagi. Apa yang kita dapat dari perjalanan hidup kita ini yang baiknya kita amalkan dan yang buruknya kita jadikan pelajaran.

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Qs. Al Baqarah: 269)

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Qs. Al Baqarah: 2)

Karena sesungguhnya menuntut ilmu dan belajar dari setiap pengalaman adalah sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan olehNya.

Kalau boleh jujur saya sendiri yang sangat saya syukuri karena saya bisa bersekolah adalahsaya bisa mengenal mereka, teman-teman saya semuanya, dengan bermacam-macam karakter dan pengalaman, dari situ saya belajar bagaimana memahami sesama, berbagi, dan tersenyum bersama, dan dari proses ini jugalah saya tumbuh menjadi seorang yang dewasa. Bermimpi untuk masa depan ! Terimakasih semuanya !

Salam hangat, bulan kecil.
Mohon kritik & sarannya, terimakasih.

Kamis, 12 April 2012

Penghematan Energi dan Pemanfaatan Energi


            Sekarang ini Bumi kita sedang mengalami krisis energi, krisis pangan, krisis air,  juga polusi, keanekaragaman hayati,  serta pemanasan global. Pada dasarnya akar masalahnya adalah pada “Populasi” manusia yang semakin berkembang.
  • Keanekaragaman Hayati: Bumi yang sekarang tengah memasuki tahap kepunahan spesies yang berpengaruh pada kualitas sumberdaya dan rantai makanan.
  • PemanasanGlobal: Terjadi perubahan iklim yang ekstrim dan berpengaruh pada keseimbangan alam.
  • Polusi: Pada dasarnya setiap hari kita ini adalah penyebar polusi. Contoh dari air sabun yang kita pakai mengalir dan mencemari.
  • KrisisEnergi: Produksi minyak bumi mencapai puncaknya & mulai menurun pada tahun 2010.
  • KrisisPangan: Sekarang ini 1 dari 6 orang didunia menderita kelaparan dan gizi buruk. Memanfaatkan sumber daya dengan berbagi.
  • KrisisAir: Diperkirakan pada tahun 2025 dua per tiga orang di dunia akan mengalami krisis air yang panjang.
         Cara terampuh memang mengurangi populasi manusia (hehehe) maksudnya seperti program keluarga berencana. Adapun dua cara penanggulangannya yaitu penghematan energi dan memanfaatkan energi baru terbarukan. Kini kita tahu ada beberapa energi baru terbarukan (tidak akan habis) yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif: Tenaga air, surya, angin, Panas Bumi, Mini/Makro hydro, dan Biomassa.

Contoh-contoh kecil seperti:

·         Sekarang kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gas elpiji dengan teknologi BIOGAS dan dapat dijadikan pupuk.
·         Sekarang kita dapat mengganti solar dengan BIODIESEL dari ampas (minyak kelapa) yang nilai ekonominya juga rendah.
·         Karena minyak bumi suatu akan habis, kita ganti bensin dengan alternatif BIOETANOL dengan memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan beralkohol dengan proses fermentasi yang disesuaikan kadar konsentrasinya, selain itu BIOETANOL juga energi alternatif yang ramah lingkungan.
·         Kita bisa membuat PLN sendiri dengan pemanfaatan energi berupa tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin dengan menggunakan alat-alat bantu selain pemanfaatan ini sangat produktif , kita tahu bahwa salah satunya seperti tenaga surya (matahari) setiap hari akan terbit, kalaupun tidak terbit berarti kiamat dan jika kiamat datang artinya kita tidak akan memerlukan energi lagi. 

            Selain hal ini dapat menghemat energi dan memanfaatkan energi, memberikan kita kesadaran dari evolusi ini agar kita bersyukur bahwa semua ini adalah kebesaranNya. Dan satu hal lagi, kenyataannya kita tidak hidup sendiri.


Reference and Inspired by PLH's class, tutoring by Mr. Yudi.

Minggu, 08 April 2012

Dari sahabatku, Indigo II


Dari sahabatku, Indigo
Sekarang ini sudah jarang sekali orang yang suci,
yang ada hanya orang yang bertanggungjawab.

Awalnya, hanya niat kecil untuk merubah seseorang yang dicintai,
sejak saat itu jatuh bangun aku dalam pengorbananku.
Waktu telah banyak terlewati, untuk nihil semata.

Mulai saat itu aku sadar...
Kita tidak akan pernah bisa merubah seseorang, sifat orang yang terbentuk bertahun-tahun, dirubah dengan waktu satu-tiga hari saja tidak akan bisa.
Seseorang dapat berubah oleh dirinya sendiri, sama dengan aku, aku dapat berubah karena usahaku untuk berubah.

Aku terjatuh dan terperangkap dalam keterpurukan...
Semua tampak asing disekelilingku, ya, asing,
Kini aku telah memilih, mungkin ini pilihan terbesar yang ada dalam hidupku.
Menghentikannya mulai detik ini juga, atau meneruskannya untuk dosa-dosa yang menunggu.
Dalam setiap pilihan selalu ada resiko, konsekuensi. Aku mencari yang terbaik tak peduli seberapa besar konsekuensi yang ku dapat. Untuk kebaikan, aku memilihnya, pilihan itu ...

Aku tahu, aku tidak akan menyakiti orang lain jika aku meninggalkannya. Karena bila diteruskan aku justru menyakiti diriku sendiri.
Aku berusaha semampuku, menjalani tanggungjawabku atas apa yang aku lakukan selama ini.
Ya, Tuhan selalu bersama kita, disetiap detik kita mengingatnya.

Aku ingin kamu tahu, sayang ...
Tidak akan pernah ada yang tahu, apa niatmu sebenarnya dalam setiap apa yang kamu lakukan, kecuali Tuhan.

Bahkan selama ini mungkin kita tidak pernah tahu hal buruk yang orang lakukan mempunyai niat baik dibaliknya.

Jadi sayang, lakukan dengan ikhlas dan tinggalkan jika hal itu memang buruk kenyataannya.
Aku ingin kamu belajar dari pengalamanku, sesungguhnya waktu itu sangat berharga.

Selasa, 03 April 2012

Keep Our Environment


Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Qs: Az Zumar, 21)

            Air adalah komponen utama bagi setiap makhluk hidup baik hewan, tumbuhan maupun manusia. Disamping itu 70% proporsi tubuh manusia manusia sebagian besar terdiri dari air, maka air adalah sebagai salah satu sumber hidup utama selain oksigen. Namun, seperti yang kita lihat sekarang, kurangnya perhatian dan pemeliharaan terhadap air mengakibatkan banyak pencemaran air yang banyak merugikan kita. Pencemaran tersebut terjadi mulai dari Limbah industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian, penangkapan ikan, polusi suara dan air laut yang ditimbulkan dari kapal laut dan sebagainya. 

            Faktanya disekitar kita sungai-sungai yang kini tercemar dan banyak sampah plastik terapung yang menyumbat saluran-saluran yang mengundang penyakit. Apa yang akan kita lakukan melihat kenyataan ini disekitar kita bahwa apa yang terjadi juga adalah akibat dari kelalaian kita sebagai manusia yang seharusnya menjaga keseimbangan alam itu tapi kenyataannya tidak. Mulai dari kesadaran akan diri sendiri dan bersama-sama kita menjaga kebersihan air dan memanfaatkannya dengan efektif. Mulai dari hal terkecil untuk hal yang lebih besar didepan yang menunggu kita nantinya. Dari 24jam bisa kita sisihkan 5-10 menit atau lebih untuk membersihkan sampah-sampah disekitar kita. Karena satu uluran tanganmu sangat berarti untuk masa depan. 

            Salam lestari, Hijau tanahku, Biru lautku.