Selasa, 30 April 2013

Sekilas Babakan Siliwangi & Gunung Padang

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (QS. Az-Zumar: 21)

Manusia sebagai khalifah di bumi ini, bertanggungjawab dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan alam dalam rangka amanah. Karena pada dasarnya, kita dan alam juga saling melengkapi. Karena alam ini adalah warisan dari terdahulu dan titipan untuk anak cucu kita kelak.
Salah satu topik yang akan dibahas adalah mengenai BABAKAN SILIWANGI, hutan kota yang luasnya sekitar 3,8 hektare ini kabarnya akan ditanami beton bertingkat dan semacamnya. Lahan asri ini akan digantikan dengan lahan angkuh kelak, untuk sebuah benda bernama uang.
Berdasarkan hitungan Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia-Jawa Barat, 1 hektare area yang dipenuhi pohon, perdu, semak, dan rumput akan menghasilkan kanopi seluas 5 hektare. Dalam 12 jam, kanopi ini dapat menarik 1.800 kilogram karbon dioksida (CO2) dan melepaskan 1.200 kilogram oksigen (O2), setara dengan 1.560 liter O2. Dengan perkiraan harga oksigen Rp. 25.000 per liter, maka nilai ekonomi oksigen yang dihasilkan dari lahan seluas satu hektar adalah Rp. 39 juta per hari.
Berdasarkan perhitungan tersebut, lahan Babakan Siliwangi seluas 3,8 hektar dalam sehari mampu menghasilkan oksigen senilai Rp. 117 juta. Bila dihitung dalam setahun, Babakan Siliwangi menghasilkan oksigen senilai Rp. 42,7 miliar. Artinya jika 20 persen lahan di Babakan Siliwangi dijadikan bangunan, maka kerugian minimalnya mencapai Rp. 8,5 miliar per tahun. Secara ekonomi, tidak sebanding dengan pendatapatan daerah yang akan diterima dari PT EGI selama 20 tahun sebesar Rp. 7 milyar atau setiap tahun sekitar Rp. 350 juta.
Babakan Siliwangi adalah tempat di mana antara manusia dan alam bisa bercengkerama di tengah-tengah kebisingan Kota Bandung yang sudah terlalu sumpek oleh kepadatan warga. Babakan Siliwangi adalah tempat “menyepi” dari ingar bingar “saling sikut” manusia untuk mencari nafkah.
Untuk itulah Babakan Siliwangi harus tetap asri agar kita tidak kehilangan  tempat yang menyejukkan.


Satu lagi mengenai ...
Seperti yang kita tahu, GUNUNG PADANG adalah bangunan MEGALITIK terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai penting sebagai bukti peradaban umat manusia. Sebagai situs yang menjadi perhatian nasional dan internasional, sudah seharusnya situs Gunung Padang dilindungi secara sistematis dan terarah dari kemungkinan terjadinya kerusakan permanen.
Namun kabarnya, Gunung Padang justru terancam dengan adanya rencana EKSKAVASI besar-besaran yang menggunakan tenaga yang tidak terlatih. "Ini berpotensi menghilangkan data arkeologi yang tidak dapat dipulihkan kembali," tulis keterangan itu seperti tertuang pada hari Senin, 29 April 2013. Untuk itu, Sejumlah aktivis melancarkan petisi terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas rencana  ekskavasi massal situs megalitikum Gunung Padang di Desa Campaka, Cianjur, Jawa Barat itu.
Ekskavasi ini  diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam Andi Arief. Andi Arief menjelaskan, peneliti tim terpadu riset mandiri  telah mengidentifikasi kemungkinan adanya peninggalan purbakala yang terpendam di dalam tanah. Selama ini sudah dilakukan ekskavasi lokal yang dilakukan tim yang terdiri dari ketua tim, peneliti, asisten peneliti, tenaga lokal. Tenaga lokal bekerja dengan biaya yang ditanggung oleh tim. "Karena tim tidak mampu membiayai tenaga lokal dalam jumlah besar--padahal situs yang akan diteliti luas sekali--maka dibuka sukarelawan yang bekerja secara sukarela. Jika tim punya dana yang besar, maka dapat merekrut tenaga lokal dalam jumlah yang banyak," kata Andi Arief.
Tim Terpadu Riset Mandiri yang diinisiasi oleh Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam, Andi Arief, membantah ekskavasi Gunung Padang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih. Di rilis yang dikeluarkan Senin 29 April 2013, Andi Arief menjelaskan riset Gunung Padang sesuai dengan undang-undang yang ada. Direncanakan ada 100 arkeolog yang akan melakukan ekskavasi. Pelibatan masyarakat justru membantu, mengontrol sekaligus mengenalkan ilmu arkeolog kepada publik.
"Arkeologlah yang akan melakukan eskavasi. Dalam pembuktian hasil pemindaian alat-alat geofisika, peta IFSAR dan lain-lain,  berupa beberapa eskavasi lokal (spot survey) semua dilakukan oleh arkeolog yang dalam hal ini dilakukan oleh DR. Ali Akbar dan mahasiswa Universitas Indonesia," kata Andi Arief dalam keterangan tertulis itu.





Sourced:
__http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/408801-ekskavasi-massal-gunung-padang--presiden-dipetisi





Senin, 29 April 2013

My Random Day: AWAKE!



Morning Universe! Postingan malam ini bakal bawa suasana yang beda (harusnya) soalnya, I expect these words could bring you a new world and a new spirit to live and survive.
Ngeluh? Duh, kayaknya akhir-akhir ini gue banyak ngeluh ya? Apa udah terlalu sering kali ya? Ah terserahlah! Intinya gue capek tiap hari kok kayaknya gini-gini terus, gak ada yang berubah. Senyum? Semangat? Udah gak ngaruh lagi buat gue, sekalipun itu si doi yang ngasih support (yakin? hehehe). Mungkin ini klimaksnya kali ya? Cuma ketenangan yang gue butuhin saat ini. Si GUE ini udah sama mendungnya kayak mendung tengah hari, bahkan udah jadi hujan badai kali. Pokoknya WHAT A ... !
Ngampus? HAH? Males banget kalau udah denger kata ini. Kalau gak keinget sama tugas, dosen, hujan, macet, GJ, yahh.. paling si doi yang bisa nambah semanget. Satu kata udah cukup buat gue ngedeskripsiin ini, MEMBOSANKAN.  I need a fresh one!
Bokek? Nah ini dia, paling males lagi kalau udah bokek, serba males ngapa-ngapain, yang tadinya semangat 45 aja bisa nge-drop gara-gara gak ada amunisi buat nambahin power. Apa emang si guenya aja yang boros kali ya? Tapi kok orang kayaknya ada aja ya. Nasib!
Cinta? FULL OF SH*T! Paling bete kalau udah bahas soal cinta, gak akan ada beres-beresnya, mau sampe gue mundar-mandir dari sabang ke merauke juga gak akan ada ujungnya. Apalagi kalau gue inget, kisah cinta gue gak pernah berjalan mulus. Pasti aja, ujung-ujungnya gue KECEWA, dan itu ya, selalu aja ada hambatannya, bisa! Paling bisa! KECEWAnya tuh bikin gue kadang males untuk open heart lagi sama orang lain. Kalau gak gara-gara orang keSEKIAN, atau karena JARAK, atau karena BEDA (beda kelamin? Eits bukan itu donk hahaha) atau gak saat gue mentok sama satu orang, ada orang yang dateng mau ngisi, tapi guenya gak bisaaaaaa donk! EMANG HATI BISA BOHONG? WHAT A! Huft, pada akhirnya gue cuma bisa diem kibarin bendera putih sambil pretending nothings happen, YEAH!
WHAT A?! Pingin banget rasanya gue teriak. Kalau bisa gue nge-Scream di tempat tinggi, biar ini emosi keluar semua! HAHAHA!
What should I do then?
TAKE A DEEP BREATH,
Well, relax guys! It doesn’t the end of the world!
Ngeluh? Manusiawi kok guys. Gak ada larangan buat ngeluh, malah kita perlu loh ngeluh. It means, masa kita untuk AWARE what we’ve done selama ini, sampe nanti pada akhirnya kita nge-EVALUASI diri kita sendiri, and jangan terlalu sering juga, itu namanya manja. Kita coba FACE and FIGHT dulu, baru boleh ngeluh. OK!
Ngampus? SIP! Ciye yang MAHASISWA! Namanya juga mahasiswa, manusia super. Pasti bakal banyak hal yang membosankan yang bikin kita jenuh sama dinamika kampus yang gitu-gitu aja. So, kalau udah tau gitu, mau diem aja without do nothing? SIP! Cari dan buat sesuatu yang baru dan fresh! Biasanya bosen itu ya karena kita Cuma muter-muter disekitar itu aja, gak mau open sama dunia lain (eits, ambigu nih gue). Hmm, akademik, organisasi, and masyarakat, boleh deh tambahin, dunia. Biar tambah luas. It means, jangan ngerasa bosen dulu, kalau emang udah bener-bener ngerasain yang namanya dinamika kampus! Kalau belum, ya wajar aja bosen, toh kita cuma jalan di tempat. Yuk! Sama-sama kita buat suasana dan hal baru yang menarik! Karena gue yakin, masih banyak hal menarik di dunia ini yang belum kita tau dan kita coba (yang positif tentunya). SIP!
Bokek? Duhhh, bokek it doesn’t mean the end of the world juga kan. Usaha dong, usaha! (Emang lu kata gampang, hehehe) usahanya kan bisa bentuk apa aja. Usaha kecil-kecilan, bisa yang berawal dari passion atau hobi kita juga lho! Seengganya meski gak dapet duit, kita dapet pengalaman dan kepuasan tersendiri. Kalau gak mau susah-susah, ya yang kecil-kecil aja, atur keuangan sebaik mungkin, kalau bisa ya ada tabungan. Jangan biasain liat keatas terus. Kadang kita lupa sama yang dibawah, atau jangan jauh-jauh deh, yang disekitar kita aja, kadang kita gak tau, siapa dan kondisinya seperti apa. Intinya satu sih guys, disaat moment-moment bokek kayak gini tuh. Kita jadi belajar lebih bersyukur sama keadaan kita. Sama kayak tadi lagi, kita jadi AWARE sampe kita bisa EVALUASI dan INTROSPEKSI diri. YEAH!
Cinta? Yaelah, kayak kisah cinta mau stop berEnding sampe disini aja. Jodoh itu udah ada, cuma maybe timingnya aja yang ngebedain, tinggal kita aja tawakal nungguinnya. Sambil nunggu dan nyari, kita memperCantik dan memperGanteng diri kita luar-dalem aja dulu. Siapa sih yang gak tertarik dan jatuh cinta sama orang yang pinter? Indah luar-dalem? Kalau udah gitu, kita gak perlu ngejar, bahkan si doi nanti bakal dateng sendiri. Kalau udah ketemu waktunya.
SO?
Ya, jadi mau dong WAKE UP lagi? Kalau gue bisa lolos dari moment kayak gini, berarti gue siap untuk moment-moment yang lebih mengejutkan lagi KEDEPANnya!


Kalau ini adalah proses, pasti berbuah hasil yang indah.
Kalau ini sebuah jalan gelap, pasti kan berujung cahaya.
Kalau ini sebuah mimpi buruk, pasti kan indah dalam nyata.
Kalau ini adalah sebuah kisah, pastilah akan menjadi SEJARAH yang suatu saat akan ku rindu, ku kenang, dan kubagikan. Terimakasih Ya Allah

By_your lovely moon




Minggu, 28 April 2013

Pendidikan Karakter Mahasiswa dalam Organisasi


MAHASISWA. Agen perubahan? Generasi penerus bangsa? Manusia super? Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menggambarkan betapa hebatnya mereka yang bernama mahasiswa. Namun kenyataannya, di jaman sekarang ini, istilah itu perlahan semakin jauh dari esensi mahasiswa itu sendiri.
"Pemuda dalam hal ini mahasiswa, adalah sosok yang paling dinamis dan tidak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa. Pemuda selalu hadir untuk memberikan sumbangan yang bermakna bagi bangsa Indonesia. Ia selalu tampil untuk menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala bentuk ketidakadilan pada zamannya”. Petikan kalimat ini adalah bisa dikatakan sebagai dasar mahasiswa untuk menyadari betul bahwa, secara historis, mahasiswa selalu mempunyai peran besar dalam penentuan sekaligus perbaikan arah bangsa ini.
Merosotnya pendidikan baik secara akademik maupun secara moral, sebagian besar juga terjadi di kalangan mahasiswa atau perguruan tinggi. Jiwa seorang mahasiswa itu seolah redup. Penyimpangan moral, KKN, pergaulan bebas, dll seolah mendominasi dan mencoba mempengaruhi jiwa-jiwa muda ini. Adakah cara bagaimana mengatasi kemerosotan moral atau karakter mahasiswa itu sendiri? Salah satunya yang perlu dibenahi adalah dengan pendidikan karakter di dalam perguruan tinggi itu sendiri.
Guna memperbaiki  moralitas dan karakter mahasiswa beserta seluruh civitas akademika perguruan tinggi, maka sudah semestinya pendidikan karakter diimplementasikan sekaligus menjadi ruh perguruan tinggi. Umumnya, perguruan tinggi tersebut memiliki mutu dan kualitas manajemen yang baik pula. Namun, masih banyak perguruan tinggi yang sebagian staf pengajarnya tidak peduli dengan perilaku mahasiswanya. Ironisnya lagi, mungkin diantara para pengajar atau dosen sendiri tidak saling mengenal dengan baik, nyaris tidak ada kepedulian dan penghormatan.
Kerangka umum dalam masyarakat akademik perguruan tinggi, menurut Djoko Santoso (2012) terdiri atas dua unsur utama, yaitu dosen dan mahasiswa. Mereka ada dalam lingkungan akademik yang didukung para tenaga kependidikan, infrastruktur pendukung, dan program-program. Kedua unsur tersebut harus memiliki orientasi kearah perkembangan budaya akademik. Secara praktis mereka akan diikat dalam etika akademik yang tumbuh dari nilai-nilai luhur dan berujung pada terbentuk budaya akademik.
Meski demikian, lanjut Djoko Santoso, Patut dipahami latar belakang keseluruhan unsur yang ada dan lebih dicermati lagi dinamika eksternal kampus. Didalam pelaksanaannya, inti kegiatan diperguruan tinggi ialah, Tridharma Perguruan Tinggi, sehingga semua kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan berkarakter. Jika terjadi, akan ada dalam pembiasaan kehidupan keseharian di kampus yang mejadi budaya kampus. Dengan demikian, terwujudlah kegiatan keseharian yang berkarakter di kampus dan di lingkungan sekitarnya.
Melalui implementasi pendidikan karakter di perguruan tinggi yang efektif diharapkan  terlahir model pendidikan yang bermakna bagi mahasiswanya; tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kognitif, tetapi juga afektif, dan konatif pada kelompok bahan ajar keahlian dan keterampilan.
Secara terperinci fungsi pendidikan karakter di perguruan tinggi menurut  Agus Wibowo (2012:142-143) adalah: Pertama, pembentukan dan pengembangan potensi mahasiswa. Yaitu sebuah upaya untuk membentuk dan mengembangkan manusia dan WNI dalam berpikiran, berhati, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah Pancasila.
Kedua, perbaikan dan penguatan. Yaitu upaya memperbaiki karakter manusia dan WNI yang bersifat negatif dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan di perguruan tinggi sendiri, masyarakat, dan pemerintah, untuk berpartisipasi dan bertanggungjawab dalam mengembangkan potensi manusia atau WNI, menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera.
Ketiga, sebagai alat penyaring. Yaitu upaya memilah nilai-nilai bangsa sendiri, dan menyaring budaya bangsa yang positif untuk menjadi karakter manusia dan WNI seutuhnya. Melalui proses penyaringan karakter ini, diharapkan pada mahasiswa menjadi bagian dari bangsa ini yang memiliki ketinggian karakter, intelektual, dan bermartabat.
Meski idealnya pendidikan karakter yang baik itu adalah sejak usia dini, porsi pendidikan karakter di perguruan tinggi idealnya semakin berkurang. Hal itu dengan asumsi bahwa karakter mahasiswa sudah terbentuk sempurna karena karakternya sudah digembleng sejak di tingkat dasar. Namun kenyataanya, sebagaimana diuraikan sebelumnya, akibat pengaruh moderenitas yang membawa budaya hedonis dan kapitalis, karakter sebagian besar mahasiswa kita di perguruan tinggi justru terdegradasi.
Salah satu cara menyisipkan pendidikan karakter itu dalam kegiatan kemahasiswaan adalah dengan adanya organisasi mahasiswa.
Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup sebagai seorang pembelajar”. – Aktivis Mahasiswa
Apa pentingnya mengikuti organisasi bagi mahasiswa?
Menurut saya itu adalah pertanyaan retoris. Namun, sebenarnya pertanyaan seperti ini kerap kali datang dalam diri setiap mahasiswa yang baru akan mulai beradaptasi. Mungkin beberapa orang akan berasumsi kalau berorganisasi di kampus itu tidak terlalu penting, justru yang terpenting adalah bisa dapat IP tinggi dan lulus dengan cumlaude. Organisasi hanya membuang-buang waktu dan menghambat kuliah. Karena biasanya yang dibutuhkan dalam pekerjaan adalah IP yang tinggi. 
Namun bagi orang yang sadar dan mempunyai rasa kepedulian sosial tinggi, pasti akan berpikir sebaliknya. Organisasi adalah bagian vital dalam diri seorang mahasiswa. Jika kita menengok perkembangan mahasiswa jaman sekarang ini, sangat berbeda jauh dengan mahasiswa jaman dulu. Jaman sekarang, mahasiswa lebih cenderung bersifat pragmatis. Mereka lebih memilih untuk pergi ke mall, main game atau bahkan pacaran ketika ada waktu senggang saat kuliah. Dibanding dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh organisaasi mahasiswa. Mereka beralasan kalau jadwal kuliah bertabrakan dengan kegiatan tersebut, sehingga tidak bisa hadir atau ikut berpartisipasi. Padahal, jelas-jelas hal ini bisa ditangani jika bisa memanajemen waktu dengan baik. Terbukti, beberapa mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi bisa sukses, karena mereka memiliki manajemen waktu yang baik.

Sebenarnya banyak sekali pelajaran dan pendidikan yang didapatkan dalam berorganisasi. Didalam organisasi kita bisa belajar disiplin, menghargai waktu, menghargai orang lain, kita dapat mempelajari teknik berkomunikasi dan bersosialisasi dengan berbagai macam karakter manusia dan budaya yang kelak akan berguna bagi diri kita, mengasah soft skill disamping itu kita juga dapat mengaplikasikan segala ilmu yang telah kita dapatkan, implementasi ilmu dalam bentuk konkrit bukan sekedar teori dan masih banyak lagi manfaat organisasi. 
Adapun fungsi Oganisasi mahasiswa, secara legitimasi fungsi Organisasi Mahasiswa terdapat dalam pasal 5, Keputusam  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155 /U/1998. Terdapat tujuh fungsi Organisasi Kemahasiswaan, yakni;
(1) perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan;
(2) pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan;
(3) komunikasi antar mahasiswa;
(4) pengembangan potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan;
(5) pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa;
(6) pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional;
(7) untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-norma agama, akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan.

Organisasi kemahasiswaan akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melatih personality, attitude, leadership, communication skill dan masih banyak lagi. Ketika seseorang diamanahkan sebagai seorang  pemimpin suatu organisasi kemahasiswaan, maka ia akan belajar bagaimana untuk mengelola organisasi tersebut sehingga menjadi organisasi yang baik . Ia juga akan belajar bagaimana mengelola konflik yang terjadi, karena konflik pasti ada dalam suatu organisasi. Ia juga harus belajar untuk membuat program kerja yang kreatif dan inovatif sehingga dapat membuat teman-teman mahasiswa yang lain tertarik untuk mendukung dan terlibat dalam program kerja yang dibuat.  Dan ini merupakan tantangan yang berat bagi seseorang dalam melakukan tugas-tugas dalam organisasinya.  Sehingga organisasi mahasiswa dapat dijadikan upaya dalam mengasah kemapuan personality, attitude, leadership, communication skill yang merupakan bagian dari soft skill.

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Sikap baik seperti integritas, inisiatif, motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, dan lainnya, yang diminta oleh kalangan pemberi kerja adalah atribut soft skill. Soft Skill didefinisikan sebagai “personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as financial, computer or assembly skills” (Berthal, 2003).

Mahasiswa tanpa organisasi seperti seorang pelajar tanpa  pengalaman lapangan. Mereka tak lain kecuali siswa lanjutan yang hanya belajar materi akademik. Mereka hanya mementingkan bagaimana menjadi orang pintar tanpa merenungkan bagaimana mentransformasikannya dalam kelangsungan hidup masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa teori tidak selalu sama dengan realitas. Bagaimanapun piawainya seorang mahasiswa berteori, genius sekalipun dalam mengerjakan soal, belum tentu dia bisa memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Pada titik inilah, organisasi tidak bisa dihindari oleh mereka yang mengaku betul-betul mahasiswa. Kalau hanya ingin mencari ilmu pengetahuan, seseorang tidak perlu repot-repot menjadi mahasiswa. Dia bisa belajar autodidak dengan membaca koran dan buku ilmiah serta internet atau menyimak diskusi yang dipublikasikan oleh media televisi, misalnya. Namun, dia tidak boleh terlalu banyak bermimpi untuk bisa menjadi leader (pemimpin) dalam sebuah komunitas karena kepemimpinan adalah bagian penting dalam pengalaman organisasi.

Nah intinya, mengikuti organisasi mahasiswa di kampus adalah salah satu bentuk kesadaran dan kepedulian kita terhadap lingkungan sosial kita. Memberikan kita pengalaman dan pengetahuan baru, baik dalam membentuk karakter kita sebagai mahasiswa, maupun dalam menyikapi segala sesuatu, baik itu waktu, keadaan, maupun oranglain, juga salah satu cara mengasah softskil kita. Mahasiswa tanpa organisasi seperti kita yang hanya bisa memandang akuarium saja tanpa bisa berenang.

Semangat anak muda!
Salam lestari, Indonesia =)


Sourced:
            Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi. Cirebon: Pustaka Pelajar.
___________http://andind08.blogspot.com/2010/12/organisasi-mahasiswa-sebagai-sarana.html
___________http://www.untirta.ac.id/berita-391-motivasi-berprestasi-melalui-organisasi-mahasiswa.html
___________http://rizkibeanpratama.wordpress.com/2012/03/07/untuk-apa-ada-organisasi-mahasiswa/