Kamis, 25 Agustus 2011

 

"Jadi itu, percayalah dia pasti menginginkan mu tetap tersenyum. Dia mungkin merelakanmu karena dia tahu dia selalu ada di hatimu" -Iifmoon

 

"Seni adalah jalan untuk mengajak kita memiliki kepekaan akan rasa keindahan dan bukan semata rasionalisme benar-salah. Mimpi adalah butir-butir peristiwa yang terekam oleh bawah sadar kita, bukan semata pesan-pesan, tahayul bahkan ramalan-ramalan, semua adalah sesuatu sebagai pengembang nikmat syukur kepada-Nya" -Iifmoon
 

"Cinta seperti bunga liar, dapat di temukan di tempat yang tak terduga" -Iifmoon

"Kalau ingin bukti kita juga harus membuktikannya, kita harus menghargainya maka dia juga akan menghargaimu" - Iifmoon

Selasa, 09 Agustus 2011

Connecting Part IV


Sudah jam 2 aku masih duduk di bangku taman, sekarang sudah pukul 2 siang, dari tadi pagi aku belum melihatnya, padahal besok mulai libur uas, kupikir kita akan menghabiskan waktu bersama kembali. Ku hubungi lewat handphone tak ada jawaban, ku kirim text message juga tak ada balasan. Rumahnya kosong, kemana dia?? Tiba-tiba ada seseorang duduk menghampiriku. Dia menyentuh pundakku, ku merasakan aura yang baik dan nyaman, ku kira itu kamu ... Cosmo ...

“Cosmo!!” Aku menoleh kebelakang.
“Haii Neoma” Sapa Theo sambil duduk disebelahku.
“Theo, maaf ku kira ...”
“Cosmo? aku tak melihatnya seharian ini, kemana dia?” Tanya Theo.
“Entahlah, aku tak tahu” Aku menunduk.
“Hmm, dia tak bilang apa-apa padamu sebelumnya? Apa kalian bertengkar? Ehm, maaf”
“Tidak, aku emhh kami tidak bertengkar, hanya saja kemarin dia itu aneh, meninggalkan pesan seperti ingin pergi lama saja, aku takut” Aku menutup mata dengan kedua tanganku.
“Hmmm, bukankah wizardmu bisa membantu mencari temanmu??” Ujar Theo.
“Hah? Odett?” Aku mengerutkan dahi, dan sekejap Odett muncul diatas pohon yang berada di depanku.
“Tidak bisa Tn. Theo, aku tidak bisa mendeteksi aura darkdreamer di sekitar sini, bahkan aku sudah mencarinya di seluruh kota ini yang kutemui malah wizard-wizard lain” Ujar Odett sambil memakan buah apel.
“Kalau begitu aku akan meminta Execta untuk membantumu mencarinya, kurasa frekuensi gelombang elektromagnetik yang berasal dari aura darkdreamer masih terasa tak jauh dari sini” Theo memejamkan mata dan sekejap Execta muncul disebelahku.
“Hyaaaa!!! Execta?!!” Aku dikejutkan lagi, karena saat menoleh kesamping wajah Execta tepat berada di hadapan wajahku.
“Maafkan aku nona ^^” Ujar Execta.
“Neoma, ini dia”
“Dia disini, Theo”

Odett dan Execta sejenak berdiri menghalangi kami berdua, seolah melindungi kami dari sesuatu. Aku hanya terteguk bingung, aku masih belum paham sebenarnya apa yang terjadi ini. Tiba-tiba muncul Cosmo berjalan melewati kami bersama dengan darkdreamer, tapi kenapa? Cosmo tak menyapaku, aku beranjak dan memanggil Cosmo, tapi Cosmo berbeda aku merasa ada sesuatu yang terjadi padanya.

“Cosmo!!” Teriakku padanya.
“...” Cosmo hanya diam dan tetap berjalan.
“Kenapa??! Kenapa seperti ini??!”

Aku mengejarnya dia berhenti melangkah, tiba-tiba hujan menguyur suasana kami, aku terduduk sambil menunduk menutup wajahku dengan kedua tanganku. Cosmo menoleh dan menatap kami tajam.

“Hentikan, kamu tidak pantas seperti itu” Cetus Cosmo.
“Kau ini bicara apa dasar bodoh” Theo berteriak.

Cosmo melanjutkan langkahnya, aku hanya pingsan entah aku tak ingat apa lagi yang terjadi setelah itu. Saat aku sadar, membuka mata dan melihat langit-langit kamarku yang gelap, aku terbaring di atas kasur, bajuku juga sudah diganti, aku memperhatikan sekitar kamarku, meghela nafas dan tiba-tiba kulihat sosok Cosmo duduk di jendea kamarku, tatapannya kelangit aku tak melihat wajahnya dengan jelas.

“Cosmo??” Aku beranjak.
“Aku tahu kamu memahamiku, tapi kamu tak tahu apa yang aku rasa, aku membenci dunia ini” Ujarnya pelan.
“Tapi kenapa? Aku tak mengerti, aku tak suka kamu seperti ini, ini membuatku sakit, aku minta maaf kalau selama ini aku merepotkanmu, aku hanya ingin kau baik-baik saja” Aku merengek.
“Apa yang kamu biacarakan, tak perlu berusaha menyalahkan diri sendiri, aku melihatmu dimanapun. Aku selalu bingung kenapa aku harus menjaga dan mengawasimu?. Kenapa ... Kenapa juga aku bertanya” Ujar Cosmo, sejenak pergi.
“... Cosmo ...” Aku tertidur lagi hingga pagi datang.

Kesiangan lagi lagi dan lagi. Pukul 09.00 handphoneku berdering, ternyata itu pesan text dari Cosmo. Aku bingung dia itu maunya apa, dasar aneh.

“Datang ke rumahku, bawa sedikit pakaian ganti, kita berlibur, cosmo”

Aku packing, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku yakin Cosmo punya alasan untuk hal ini. Aku pergi bergegas dengan mobilku, hari ini rasanya segar sekali, entah mengapa.

“Ehm, sepertinya aku benar” Odett muncul tiba-tiba duduk di sebelahku.
“Eh, soal apa?” Tanyaku heran.
“Ahh entahlah, aku bergurau lupakan saja” Odett tersenyum memeluk bantal lusuhnya.
“Aku tak mengerti Cosmo itu maunya apa” Aku cemberut.
“Dia hanya sedang terpuruk, yang penting kau harus tetap menghiburnya” Ujar Odett.
“Ya, entahlah, hufh yang penting sekarang dia kembali lagi” Ujarku.

Sesampainya disana, aku melihatnya duduk sambil melempar-lempar semacam remote, dan darkdreamer sedang mengepak-ngepakkan sayapnya di antara bunga-bunga. Aku menghampirinya, dia selalu tahu aku datang mendekat.

“Halo Cosmo” Sapa Odett sambil menjewer telinga Cosmo sambil mengacak-acak rambutnya.
“Arghhhh, apa-apaan kau ini, lepaskan akuuuuu!” Hihi lucunya expresi Cosmo saat dijahili Odett.
“Ini bayaran karena telah membuat Neoma menangis, Huh!” Odettpun pergi menghampiri darkdreamer bermain-main kecil.

Cosmo merapikan rambutnya yang berantakan, aku menghampirinya sambil tersenyum. Duduk, dia diam tapi dia menatapku.

“Apa? Ada yang salah dengan ku?” Tanyaku.
“Ini remote pendeteksi portal dimensi lain, aku memasukan chip 101-ET untuk menyimpan memori dan perintah, remote ini dapat menangkap sinyal portal dengan frekuensi ...”
“Aku terlambat, maaf” Theo muncul dengan execta.
“Hah, baiklah kita pergi” Cosmo beranjak dan memanaskan mobilnya.
“Hai Theo, kau ikut juga?” Sapaku dengan pelukan hangat.
“Heuheu iyaa, well, Kita pakai mobilmu?” Tanya Theo.
“Ya” Jawab Cosmo singkat.
“Aku masukan barang-barang kita dulu ya” Aku membantu memasukan barang-barang kedalam mobil.
“Oh iya kita akan kemana?” Tanyaku.
“Anyer target pertama, sinyal itu menunjukan adanya titik portal disana” Ujar Cosmo.
“Aku sudah katakan kakekku untuk meminjam salah satu vilanya disana” Ujar Theo.
“Terimakasih, kau memang bisa diandalkan” Cetus Cosmo.
“Tentu” Jawab Theo.

Setelah semua siap, kami pergi, aku duduk di depan bersama Cosmo dan Theo dibelakang. 3Jam kami melakukan perjalanan ke daerah banten tepatnya anyer. Akhirnya kami sampai pukul 8malam, di vila Theo yang tempatnya cukup nyaman dan aman didekat pantai. Kami membereskan  barang, aku melihat Cosmo mengumpulkan kayu dan darkdreamer meniup-niupkan api untuk membuat api unggun. Theo berdiri disebelahku.

“Dia itu ceroboh, keras kepala, dan dingin” Ujar Theo sambil menatap kearah Cosmo.
“Kurasa dia tidaklah dingin” Ujarku.
“Dia beruntung sekali ada kau untuknya” Theo tersenyum dan pergi keluar.

Aku putuskan untuk menghampiri Cosmo yang sejak tadi duduk didekat api unggun. Dia hanya memakai kaos tangan panjang dan celana pendek. Aku memakai sweter panjang dan celana selutut, rambutku diikat dengan rambut panjang disetiap sampingnya.

“Aku minta maaf” Ujar Cosmo tiba-tiba.
“Eh?? Siapa?? Aku??” Aku melirik kanan kiri.
“Kau pikir siapa lagi yang ada disitu, dasar bodoh” Cetusnya dengan tatapan kesal.
“Heee? Iya maaf, habisnya kamu ini ...” Aku duduk di dekat api unggun, disebelahnya.
“Membiarkanmu menangis, membuatku marah pada diriku sendiri” Cosmo memandang langit yang penuh bintang itu.
“Aku tidak apa-apa Cosmo” Aku tersenyum padanya.

Hanya deru ombak berdesir, dingin angin malam, suasana semakin serius saat bintang-bintang menyaksikan ini.

“Aku melihat portal itu, aku memasukinya, aku melihat masalaluku, arggh tidak berguna” Ucap Cosmo menunduk.
“Heiiiii bicaraaa apa kau ini!!!!” Aku cubit kedua pipinya, tapi dia malah menarik rambut sapingku.
“Aduuhhh, sakitt T_T” Aku memegangi rambutku.
“Hahahaha dasar kamu ini” Cosmo tertawa puas, wajahku dibuat merah olehnya.

“Huaaaa Cosmo jahat padaku!!!” Aku merengek keras.
“Ikut aku” Cosmo mengangkatku dan kami naik diatas punggung darkdreamer.
“Heee??? kita mau kemana? aaaku takut turunkan aku aku tidak mauuu” Ujarku.
“Berjalan-jalan sebentar”
“Hyaaaa”

Darkdreamer terbang tinggi lurus ke atas, kencang sekali, melebihi jetcoaster yang pernah kunaiki. Aku memeluk Cosmo erat, entah berapa kecepatannya (aku tak sempat menghitung)

“Menarik bukan????!!!!”
“Turunkan aku!!! Turunkan akuuuu!!!!” Teriakku.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menyerempet darkdreamer, seseuatu, bersayap merah hitam dengan sebuah pedang. Darkdreamer terluka, kami terjatuh dari ketinggian entah berapa kaki, aku terpisah bersama Cosmo. Cosmo mencoba meraih tanganku tapi angin tak mampu membuatku menjangkau tangannya. Kulihat tangan Cosmo meraih darkdreamer ada cahaya yang menyilaukan entah apa itu, aku sudah setengah sadar yang ku lihat hanya sosok Odett yang meraih tanganku, pandanganku buram sudah mulai redup hingga cahaya yang menyilaukan ku membuatku membuka mata. Hah? Sayap? Aku melihat sayap mungil transparan di balik punggungku. Aku bisa melayang, entah apa yang terjadi hanya ku dengar bisikan Odett di pikiranku.

“Neoma ini aku, kita berhasil”
“Odett? Odett apa yang terjadi padaku?? Dimana Cosmo? dardreamer? Theo dan execta? dimana yang lain”
“Sekarang kita menyatu, level pertama kita telah dilewati, sekarang kamu adalah aku dan aku adalah kamu. Dengar apapun yang terjadi jangan terkejut, dibawah lihat!” Ujar Odett.

To be continue

Kamis, 04 Agustus 2011

Connecting Part III


“Ahhh mimpi ini lagi??” “Siapa itu, tunggu, tunggu aku. Lelaki itu, Heii siapa kau?” Dia berlari, aku terus mengikutinya, wajahnya tak jelas, tapi aku terus mengikutinya. Sampai pada cahaya itu aku tersandung dan terjatuh.

“Zee?! Zee?! Neoma!!!” Cosmo menepuk-nepuk poniku.
“Huaaaauu” Aku terbangun.
“Dasarr, kamu ini, pemalas” Ujar Cosmo.
“Ada apa sih, aku ngantuk, tadi dosen menerangkan ini itu pun aku tak memperhatikan” Ujarku ketus.
“Temani aku ke bukit itu, banyak bunganya, pasti kamu suka” Cosmo tersenyum.
“Ehh, tumben sekali, iya iya aku merapikan diri dulu, aku ke toliet dulu yah”
“Ya, aku tunggu di gerbang ya” Ujar Cosmo.

Selesai dari toliet aku menuju gerbang, kulihat Cosmo sedang berbicara dengan seseorang. Tunggu, sepertinya aku kenal, dia, Theo? Sedang apa dia bersama Cosmo? Tampaknya mereka serius sekali, aku hampiri mereka.

“Maaf aku lama ya. Heii Theo?” Tanyaku sambil menghampiri mereka.
“Hai neoma, dia temanmu?” Theo tersenyum.
“Ayo kita pergi Ze” Cosmo menarik tanganku.
“Ehh tunggu, kenapa?” Aku melepaskan tangannya.
“Temanmu hanya salah paham” Theo tersenyum matanya tertutup dan pergi ^^
“Nanti ku jelaskan disana” Cosmo menariku ke mobil.

Selama di perjalanan aku dan Cosmo hanya saling diam, entah tampaknya dia kesal sekali dengan hal tadi. Tapi kenapa? Apa yang terjadi antara Cosmo dan Theo. Sesampainya di bukit aku masih belum melihat apa-apa Cosmo menutup kedua mataku dari belakang, aku pikir dia ingin mengerjaiku. Tapi apa salahnya mengikuti dia.

“Kita mau kemana ini? Harus tutup mata segala, kamu mau jahil ya?” Tanyaku sambil memegang tangan Cosmo yang menutup mataku.
“Tenang saja Ze” Ujar Cosmo.

Beberapa saat kemudian ...

“Sekarang buka matamu” Bisik Cosmo ditelingaku.
“Waaaahhh cantik sekali, Cosmo ... ini indahh” Aku terpukau melihat bunga-bunga warna-warni di hamparan bukit kecil yang indah ini.
“Dia punya sesuatu, sama seperti kita” Ujar Cosmo sambil berbaring di rerumputan bukit.
“Ehh siapa? Maksudmu Theo?” Aku menoleh.
“Iya, tadi darkdreamer membisikiku, dia tak suka pada Theo. Aku bertanya padanya, lalu mahluk itu muncul dibelakangnya, tinggi besar, tepatnya seperti seorang kesatria yang jahat” Cetus Cosmo.
“Ahh, yasudahlah. Jangan hiraukan dia” Aku ikut berbaring disebelahnya.

Aku memperhatikan Cosmo, tersenyum, mengingat banyak hal yang kulalui bersamanya. Entah, itu. Aku senang sekali bisa mengenalnya. Cosmo menoleh kearahku. Dia mencubit pipiku sambil tersenyum. Belum pernah aku melihatnya tersenyum seperti itu. :’)

“Kenapa melihatku terus?” Tanya Cosmo.
“Tidak” Aku membuang tatapanku.
“Dasarr kamu ini” Cosmo mencubit pipiku.
“Awww sakit tau” Aku mengusap-usap pipiku.
“Kita pulang ya?” Tanya Cosmo.
“Iya” Aku mengangguk.

Cosmo mengantarku pulang. Aku senang, tumben dia bias seromantis itu :P orang yang sangat menyebalkan itu heuh. Sesampainya dirumah aku bercerita pada Odett mengenai Ketua HIMA yang baru dan waktu di bukit bersama Cosmo. Aku senang sekarang aku punya teman dirumah, heuheuheu.

“Kamu menyukainya??” Tanya Odett yang terus menggodaku, tiduran di atap-atap kamarku.
“Tidak, aku menganggapnya teman, ya aku menyayanginya, dia teman baikku” Ujarku.
“Hmmm, baiklah. Sebaiknya kau tidur, esok aka nada hal yang mengejutkan” Odett menghilang.
“Heiii tunggu, apa itu??? Haaahh dia pergi L

Aku menarik selimut dan pergi tidur. Esok harinya, aku pergi seperti biasa, tapi kali ini aku tidak melihat Cosmo seharian. Aku malah bertemu dengan Theo, kuputuskan untuk bertanya-tanya padanya. Theo selalu tersenyum penuh misteri, seolah dia mengetahui segalanya. Aku menyikapi hal itu biasa saja, karena ku piker Theo murah senyum.

“Halo neoma” Sapa Theo, duduk di bangku taman.
“Haii Theo” Aku tersenyum menghampirinya.
“Kamu tidak bersama temanmu??” Tanyanya masih tersenyum.
“Ehh, siapaa?? Cosmo??” Spontan aku menjawab.
“Ya, well, temanmu kemarin pasti salah paham. Hufhh” Theo bersandar kedua tangannya kebelakang menahan kepalanya.
“Salah paham?? Soal??” Aku pura-pura tidak tahu, tapi sebenarnya memang aku tidak tahu.
“Kupikir hanya aku disini yang memiliki Wizard, tapi ternyata banyak juga” Ujarnya.
“Ehhh, bagaimana kau tahu?? Kamu memiliki Wizard??” Tanyaku serius.
“Iyaa begitulah” Dia tersenyum padaku.
“Hyaaaaa!!!” Aku menutup wajahku kepada Theo.
“Tenanglah namanya Execta, aku berteman dengannya sudah 2tahun ini” Theo mengusap rambutku.
“Ohhh, hufhhh kupikirr”
“Jahat??? Nah ini dia, temanmu salahpaham, aura yang dikeluarkan Execta memang besar, dia bias mengunci aura orang disekitarnya, jangan khawatir dia dipihak Wizard” Theo tersenyum.
“Ehh, iya” Aku tersenyum pada Theo dan Execta.

Sepintas saja aku berpindah tempat 3meter di depan Theo, ternyata Odett yang memindahkanku. Odett tampak curiga, melihat Theo dan Execta, tapi Odett tersenyum. Ternyata Odett tahu mereka siapa.

“Waktumu habis Neoma, sekarang ada hal yang harus kamu selesaikan” Ujar Odett menghalangiku dengan tangan kanannnya.
“Jadi dia Wizardmu??” Theo tersenyum, tampak Exectapun melindungi Theo yang masih duduk santai.
“Tenanglah aku tidak sedang ingin bertarung. Kami ada tugas, sampai jumpa”

Odett membawaku pergi ke perpus. Sekejap seperti Jumper bias berpindah tempat ini unik. Tapi …

“Darkdreamer, aku melihatnya lenyap disini, dan aku menemukan ini” Odett memberiku sebuah kertas.

Aku membuka dan membacanya perlahan. Ternyata Cosmo.

“Aku merasa jauh dari pijakanku. Aku tidak takut mati, jika sesuatu terjadi padaku, aku tahu kamu penulis yang handal, setidaknya aku ingin dikenang sebagai teman sejati, temanmu, Cosmo”

“Cosmoooooooooooooooo !!!!” Aku berlari sepanjang koridor kampus, pergi ke bukit, kerumahnya, aku tak akan pernah menemukannnya.
“Kenapaaaaaaa!!!” Teriakku, mungkin Cosmo tak akan pernah mendengarnya, kemana dia pergi…

Connecting Part II


Hari ini seperti biasa aku kuliah pagi. Rasanya kurang bersemangat entah mengapa, bukan, bukan soal farel. Hmm, mungkin aku teralu lelah karena tugas-tugas kuliah ku dan aku masih belum mendapatkan pekerjaan. Bergegas aku sempatkan diri untuk sarapan dirumah. Setelah sarapan aku siap berangkat. Saat ingin menancap gas, aku menoleh kesamping, dan ternyata ada Odett, tersentak aku terkejut melihatnya.

“Hah?! Odett?! Kamu, kamu aarggh!”. Kesalku sambil menutup wajah.
“...”. Odett hanya tersenyum kepada Ze.
“Kamu itu siapa sih?! Hantu? Arwah?! Hah aku bisa gila!”. Bentakku.
“Aku temanmu”. Odett menggigit bantal kecilnya yang lusuh.
“Haaah! yasudahlah terserah apa katamu. Ingat jangan mengacau, paham!”.
“...”. Odett tersenyum.

Sesampainya dikampus. Aku bergegas masuk ruangan. Selesai itu, aku putuskan untuk ke Lab komputer, karena ada beberapa tugas yang belum ku selesaikan. Handphoneku berdering, tertulis panggilan dari Cosmo.

“Ada apa?” Tanyaku.
“Temui aku di perpus sekarang” Tegas Cosmo.
“Seenaknya saja, aku sibuk! wle!” Ketusku.
“Ketua Hima yang baru, mencurigakan” Bisik Cosmo.
“Haah, dari fakultas apa memang?” Tanyaku.
“Entahlah, MIPA”
“Aku kesana deh, sebentar lagi” Ujarku.
“Ya” Tutup Cosmo.

Selesai tugas aku pergi ke perpus dengan terburu-buru. Karena terburu-buru aku sampai menabrak seseorang. Lelaki manis, tinggi, berpakaian kemeja rapih, berkacamata, tersenyum dengan tatapan yang aneh.

“Bruuukkk!”
“Adduuhh, maaf aku lagi buru-buru” Ujarku malu.
“Eh, iya tak apa” Senyumnya.
“Ok deh, kamu ...” Belum selesai bicara dia langsung memotong.
“Aku Theo” Senyumnya, sambil menjulurkan tangan.
“Eh, aku Neoma, Neoma Zeva” Ujarku salah tingkah, sambil bersalaman.
“Emmhh, aku buru-buru, maaf ya aku duluan” Aku berlari meninggalkannya.
“Emh, iya, ok, sampai jumpa” Teriaknya.

Sesampainya di perpus kulihat Cosmo sedang membaca buku sambil duduk santai. Kebetulan perpustakaan sedang lumayan sepi, pantas saja si Cosmo bisa duduk serasa dirumah sendiri, dasar.

“Hai ! Hufhh melelahkan!” Aku membanting diri di sofa perpus.
“Kamu ini, dasarr” Cosmo mencubit pipiku.
“Aww, haah, jadi apa berita barunya?” Sambil mengusap pipiku yang sakit dicubit.
“Tadi ada seminar kecil, sedikit sambutan mengenai ketua yang baru dan membahas pengajuan observasi-observasi dari semua mahasiswa” Ujar Cosmo.
“Oh, huuaaah, ku kira apa” Sambil menguap.
“Aku cari buku dulu” Ujar cosmo.
“Ya, aku tunggu disini” Ujarku.

Beberapa menit aku terdiam, ku dengar nyanyian kecil, aku menoleh kesamping kananku, dan ternyata itu Odett. Aku terkejut, kenapa dia selalu mengikutiku, apa aku gila, hah!

“Kau lagi?! Kenapa mengikutiku terus!!! arrggh aku gila!!!” Bentakku sambil berdiri.
“Maaf, aku temanmu” Ujar Odett menunduk.

Cosmo melihatku dengan tatapan tajam, penuh kecurigaan. Tapi ini berbeda, dia juga menatap Odett. Dia bisa melihat Odett.

“Neoma!” Tegas Cosmo.
“Cos ... mo, ehh aku, aku, aku sedang .. emm” Salah tingkah.
“Siapa dia!?!” Tanya Cosmo aga membentak.
“Ehh si si siapa?” Ujarku.
“Dia!” Cosmo menunjuk Odett.
“Iya! Iya! Dia Odett! hantu, arwah , apalah itu arggghh gila aku!” Bentakku sambil duduk menunduk menutup wajahku dengan kedua tangan.
“Ze .. tenanglah” Cosmo menepuk poniku.
“ ...” Aku diam menangis.

Cosmo memintaku membuka mata, dan melihat ke arahnya.

“Lihat kesini ze ..” Ujar Cosmo.
“Heee?? Si siaapa itu?” Aku terkejut karena ada semacam naga ukuran sedang berwarna biru hitam, berdiri disampingnya, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya sambil menggerang.
“Ini, Darkdreamer, Wizardku” Ujar Cosmo sambil mengusap-ngusap darkdreamer.
“Wizard? apa itu?” Tanyaku Curiga.
“Wizard, itu seperti aku temanmu neoma” Ujar Odett sambil menggenggam tanganku.
“Beberapa orang memiliki wizard, entah untuk apa yang pasti masing-masing berbeda tugasnya, kau bisa bertanya pada temanmu.” Ujar Cosmo.
“Aku masih belum paham Cosmo, Tapi kenapa, apa mereka mahluk halus, seperti hantu-hantu gentayangan lainnya?” Tanyaku serius.
“Haaaah aku malas menjelaskannya, kamu juga akan tahu seiring berjalannya waktu, hanya saja mulai sekarang harus dibiasakan. Dan mereka bukan hantu gentayangan, mereka datang dari dimensi yang berbeda, sebenarnya sama hanya karena keterbatasan kita tak mampu menjangkau dimensi mereka. Itu mengapa aku menciptakan project baruku tentang pintu dimensi” Ujar Cosmo.
“Umhh, iya, iya aku paham sedikit” Aku mengangguk.
“Aku pulang dulu, hari ini aku ada kerjaan” Cosmo pergi keluar dan darkdreamer menghilang sekejap.
“Dasaarrr! bilangnya mau cerita sesuatu, ternyata hanya mengabari saja, dasarrr menyebalkan!” Teriakku pada Cosmo.
“Kita pulang saja” Ujar Odett.

Aku pulang sendiri dalam perjalanan ku kira aku gila ternyata memang aku telah memasuki dunia yang aneh. Sesampainya dirumah, aku selesai mandi, makan malam dan berbaring di kasur. Lelahnya, aku duduk sambil memikirkan hal tadi sore. Odett, siapa, apa maksudnya. Aku tak paham. Tiba-tiba Odett muncul dihadapanku.

“Hai”
“Odett” Kali ini aku agak ramah, tersenyum kecil.
“Kau memanggilku?” Tanya Odett, tersenyum.
“Ehh, bagaimana kau tahu itu?” Tanyaku.
“Aku bisa menjelaskan, tapi kita harus bersalaman” Ujar Odett sambil menjulurkan tanggan kepada Neoma.
“Ehh, iya, maaf sebelumnya aku kasar sekali padamu” Sesalku.
“Tak apa. Baiklah. Aku Odett dari Dimensi Connecta. Karena kemampuanku yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang wizard, aku ditugaskan untuk menjadi temanmu. Aku akan menjagamu, dan kau akan menjadi tuanku. Banyak Ghost atau wizard yang berpihak pada Raja kegelapan yang akan memperbudak manusia dan mengambil alih dimensi bumi” Odett tersenyum, duduk di jendela sambil menggoyang-goyangkan kakinya.
“Ehh, aku memang suka film fantasi tapi ini ..”
“Ini nyata neoma, Lihat aku” Neoma berputar-putar melayang di atas kasurku.
“Hee, iya iya, mungkin aku akan terkejut, dengan kejutan-kejutan lain nantinya, aku mau tidur, sampai jumpa besok” Aku menarik selimut dan memejamkan mata.
“Baiklah” Ujar Odett menghilang.
“Oh ya, terimakasih, Odett”. Aku menutup mata sambil tersenyum.

Banyak hal yang terlupakan, ketika aku menutup mata. Aku sadar kini aku akan membuka mataku untuk dunia, mempelajari hal yang belum ku pelajari. Sampai nanti ...