“Ahhh mimpi ini lagi??” “Siapa itu, tunggu, tunggu aku. Lelaki itu, Heii siapa kau?” Dia berlari, aku terus mengikutinya, wajahnya tak jelas, tapi aku terus mengikutinya. Sampai pada cahaya itu aku tersandung dan terjatuh.
“Zee?! Zee?! Neoma!!!” Cosmo menepuk-nepuk poniku.
“Huaaaauu” Aku terbangun.
“Dasarr, kamu ini, pemalas” Ujar Cosmo.
“Ada apa sih, aku ngantuk, tadi dosen menerangkan ini itu pun aku tak memperhatikan” Ujarku ketus.
“Temani aku ke bukit itu, banyak bunganya, pasti kamu suka” Cosmo tersenyum.
“Ehh, tumben sekali, iya iya aku merapikan diri dulu, aku ke toliet dulu yah”
“Ya, aku tunggu di gerbang ya” Ujar Cosmo.
Selesai dari toliet aku menuju gerbang, kulihat Cosmo sedang berbicara dengan seseorang. Tunggu, sepertinya aku kenal, dia, Theo? Sedang apa dia bersama Cosmo? Tampaknya mereka serius sekali, aku hampiri mereka.
“Maaf aku lama ya. Heii Theo?” Tanyaku sambil menghampiri mereka.
“Hai neoma, dia temanmu?” Theo tersenyum.
“Ayo kita pergi Ze” Cosmo menarik tanganku.
“Ehh tunggu, kenapa?” Aku melepaskan tangannya.
“Temanmu hanya salah paham” Theo tersenyum matanya tertutup dan pergi ^^
“Nanti ku jelaskan disana” Cosmo menariku ke mobil.
Selama di perjalanan aku dan Cosmo hanya saling diam, entah tampaknya dia kesal sekali dengan hal tadi. Tapi kenapa? Apa yang terjadi antara Cosmo dan Theo. Sesampainya di bukit aku masih belum melihat apa-apa Cosmo menutup kedua mataku dari belakang, aku pikir dia ingin mengerjaiku. Tapi apa salahnya mengikuti dia.
“Kita mau kemana ini? Harus tutup mata segala, kamu mau jahil ya?” Tanyaku sambil memegang tangan Cosmo yang menutup mataku.
“Tenang saja Ze” Ujar Cosmo.
Beberapa saat kemudian ...
“Sekarang buka matamu” Bisik Cosmo ditelingaku.
“Waaaahhh cantik sekali, Cosmo ... ini indahh” Aku terpukau melihat bunga-bunga warna-warni di hamparan bukit kecil yang indah ini.
“Dia punya sesuatu, sama seperti kita” Ujar Cosmo sambil berbaring di rerumputan bukit.
“Ehh siapa? Maksudmu Theo?” Aku menoleh.
“Iya, tadi darkdreamer membisikiku, dia tak suka pada Theo. Aku bertanya padanya, lalu mahluk itu muncul dibelakangnya, tinggi besar, tepatnya seperti seorang kesatria yang jahat” Cetus Cosmo.
“Ahh, yasudahlah. Jangan hiraukan dia” Aku ikut berbaring disebelahnya.
Aku memperhatikan Cosmo, tersenyum, mengingat banyak hal yang kulalui bersamanya. Entah, itu. Aku senang sekali bisa mengenalnya. Cosmo menoleh kearahku. Dia mencubit pipiku sambil tersenyum. Belum pernah aku melihatnya tersenyum seperti itu. :’)
“Kenapa melihatku terus?” Tanya Cosmo.
“Tidak” Aku membuang tatapanku.
“Dasarr kamu ini” Cosmo mencubit pipiku.
“Awww sakit tau” Aku mengusap-usap pipiku.
“Kita pulang ya?” Tanya Cosmo.
“Iya” Aku mengangguk.
Cosmo mengantarku pulang. Aku senang, tumben dia bias seromantis itu :P orang yang sangat menyebalkan itu heuh. Sesampainya dirumah aku bercerita pada Odett mengenai Ketua HIMA yang baru dan waktu di bukit bersama Cosmo. Aku senang sekarang aku punya teman dirumah, heuheuheu.
“Kamu menyukainya??” Tanya Odett yang terus menggodaku, tiduran di atap-atap kamarku.
“Tidak, aku menganggapnya teman, ya aku menyayanginya, dia teman baikku” Ujarku.
“Hmmm, baiklah. Sebaiknya kau tidur, esok aka nada hal yang mengejutkan” Odett menghilang.
“Heiii tunggu, apa itu??? Haaahh dia pergi L ”
Aku menarik selimut dan pergi tidur. Esok harinya, aku pergi seperti biasa, tapi kali ini aku tidak melihat Cosmo seharian. Aku malah bertemu dengan Theo, kuputuskan untuk bertanya-tanya padanya. Theo selalu tersenyum penuh misteri, seolah dia mengetahui segalanya. Aku menyikapi hal itu biasa saja, karena ku piker Theo murah senyum.
“Halo neoma” Sapa Theo, duduk di bangku taman.
“Haii Theo” Aku tersenyum menghampirinya.
“Kamu tidak bersama temanmu??” Tanyanya masih tersenyum.
“Ehh, siapaa?? Cosmo??” Spontan aku menjawab.
“Ya, well, temanmu kemarin pasti salah paham. Hufhh” Theo bersandar kedua tangannya kebelakang menahan kepalanya.
“Salah paham?? Soal??” Aku pura-pura tidak tahu, tapi sebenarnya memang aku tidak tahu.
“Kupikir hanya aku disini yang memiliki Wizard, tapi ternyata banyak juga” Ujarnya.
“Ehhh, bagaimana kau tahu?? Kamu memiliki Wizard??” Tanyaku serius.
“Iyaa begitulah” Dia tersenyum padaku.
“Hyaaaaa!!!” Aku menutup wajahku kepada Theo.
“Tenanglah namanya Execta, aku berteman dengannya sudah 2tahun ini” Theo mengusap rambutku.
“Ohhh, hufhhh kupikirr”
“Jahat??? Nah ini dia, temanmu salahpaham, aura yang dikeluarkan Execta memang besar, dia bias mengunci aura orang disekitarnya, jangan khawatir dia dipihak Wizard” Theo tersenyum.
“Ehh, iya” Aku tersenyum pada Theo dan Execta.
Sepintas saja aku berpindah tempat 3meter di depan Theo, ternyata Odett yang memindahkanku. Odett tampak curiga, melihat Theo dan Execta, tapi Odett tersenyum. Ternyata Odett tahu mereka siapa.
“Waktumu habis Neoma, sekarang ada hal yang harus kamu selesaikan” Ujar Odett menghalangiku dengan tangan kanannnya.
“Jadi dia Wizardmu??” Theo tersenyum, tampak Exectapun melindungi Theo yang masih duduk santai.
“Tenanglah aku tidak sedang ingin bertarung. Kami ada tugas, sampai jumpa”
Odett membawaku pergi ke perpus. Sekejap seperti Jumper bias berpindah tempat ini unik. Tapi …
“Darkdreamer, aku melihatnya lenyap disini, dan aku menemukan ini” Odett memberiku sebuah kertas.
Aku membuka dan membacanya perlahan. Ternyata Cosmo.
“Aku merasa jauh dari pijakanku. Aku tidak takut mati, jika sesuatu terjadi padaku, aku tahu kamu penulis yang handal, setidaknya aku ingin dikenang sebagai teman sejati, temanmu, Cosmo”
“Cosmoooooooooooooooo !!!!” Aku berlari sepanjang koridor kampus, pergi ke bukit, kerumahnya, aku tak akan pernah menemukannnya.
“Kenapaaaaaaa!!!” Teriakku, mungkin Cosmo tak akan pernah mendengarnya, kemana dia pergi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf