Selasa, 09 Agustus 2011

Connecting Part IV


Sudah jam 2 aku masih duduk di bangku taman, sekarang sudah pukul 2 siang, dari tadi pagi aku belum melihatnya, padahal besok mulai libur uas, kupikir kita akan menghabiskan waktu bersama kembali. Ku hubungi lewat handphone tak ada jawaban, ku kirim text message juga tak ada balasan. Rumahnya kosong, kemana dia?? Tiba-tiba ada seseorang duduk menghampiriku. Dia menyentuh pundakku, ku merasakan aura yang baik dan nyaman, ku kira itu kamu ... Cosmo ...

“Cosmo!!” Aku menoleh kebelakang.
“Haii Neoma” Sapa Theo sambil duduk disebelahku.
“Theo, maaf ku kira ...”
“Cosmo? aku tak melihatnya seharian ini, kemana dia?” Tanya Theo.
“Entahlah, aku tak tahu” Aku menunduk.
“Hmm, dia tak bilang apa-apa padamu sebelumnya? Apa kalian bertengkar? Ehm, maaf”
“Tidak, aku emhh kami tidak bertengkar, hanya saja kemarin dia itu aneh, meninggalkan pesan seperti ingin pergi lama saja, aku takut” Aku menutup mata dengan kedua tanganku.
“Hmmm, bukankah wizardmu bisa membantu mencari temanmu??” Ujar Theo.
“Hah? Odett?” Aku mengerutkan dahi, dan sekejap Odett muncul diatas pohon yang berada di depanku.
“Tidak bisa Tn. Theo, aku tidak bisa mendeteksi aura darkdreamer di sekitar sini, bahkan aku sudah mencarinya di seluruh kota ini yang kutemui malah wizard-wizard lain” Ujar Odett sambil memakan buah apel.
“Kalau begitu aku akan meminta Execta untuk membantumu mencarinya, kurasa frekuensi gelombang elektromagnetik yang berasal dari aura darkdreamer masih terasa tak jauh dari sini” Theo memejamkan mata dan sekejap Execta muncul disebelahku.
“Hyaaaa!!! Execta?!!” Aku dikejutkan lagi, karena saat menoleh kesamping wajah Execta tepat berada di hadapan wajahku.
“Maafkan aku nona ^^” Ujar Execta.
“Neoma, ini dia”
“Dia disini, Theo”

Odett dan Execta sejenak berdiri menghalangi kami berdua, seolah melindungi kami dari sesuatu. Aku hanya terteguk bingung, aku masih belum paham sebenarnya apa yang terjadi ini. Tiba-tiba muncul Cosmo berjalan melewati kami bersama dengan darkdreamer, tapi kenapa? Cosmo tak menyapaku, aku beranjak dan memanggil Cosmo, tapi Cosmo berbeda aku merasa ada sesuatu yang terjadi padanya.

“Cosmo!!” Teriakku padanya.
“...” Cosmo hanya diam dan tetap berjalan.
“Kenapa??! Kenapa seperti ini??!”

Aku mengejarnya dia berhenti melangkah, tiba-tiba hujan menguyur suasana kami, aku terduduk sambil menunduk menutup wajahku dengan kedua tanganku. Cosmo menoleh dan menatap kami tajam.

“Hentikan, kamu tidak pantas seperti itu” Cetus Cosmo.
“Kau ini bicara apa dasar bodoh” Theo berteriak.

Cosmo melanjutkan langkahnya, aku hanya pingsan entah aku tak ingat apa lagi yang terjadi setelah itu. Saat aku sadar, membuka mata dan melihat langit-langit kamarku yang gelap, aku terbaring di atas kasur, bajuku juga sudah diganti, aku memperhatikan sekitar kamarku, meghela nafas dan tiba-tiba kulihat sosok Cosmo duduk di jendea kamarku, tatapannya kelangit aku tak melihat wajahnya dengan jelas.

“Cosmo??” Aku beranjak.
“Aku tahu kamu memahamiku, tapi kamu tak tahu apa yang aku rasa, aku membenci dunia ini” Ujarnya pelan.
“Tapi kenapa? Aku tak mengerti, aku tak suka kamu seperti ini, ini membuatku sakit, aku minta maaf kalau selama ini aku merepotkanmu, aku hanya ingin kau baik-baik saja” Aku merengek.
“Apa yang kamu biacarakan, tak perlu berusaha menyalahkan diri sendiri, aku melihatmu dimanapun. Aku selalu bingung kenapa aku harus menjaga dan mengawasimu?. Kenapa ... Kenapa juga aku bertanya” Ujar Cosmo, sejenak pergi.
“... Cosmo ...” Aku tertidur lagi hingga pagi datang.

Kesiangan lagi lagi dan lagi. Pukul 09.00 handphoneku berdering, ternyata itu pesan text dari Cosmo. Aku bingung dia itu maunya apa, dasar aneh.

“Datang ke rumahku, bawa sedikit pakaian ganti, kita berlibur, cosmo”

Aku packing, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku yakin Cosmo punya alasan untuk hal ini. Aku pergi bergegas dengan mobilku, hari ini rasanya segar sekali, entah mengapa.

“Ehm, sepertinya aku benar” Odett muncul tiba-tiba duduk di sebelahku.
“Eh, soal apa?” Tanyaku heran.
“Ahh entahlah, aku bergurau lupakan saja” Odett tersenyum memeluk bantal lusuhnya.
“Aku tak mengerti Cosmo itu maunya apa” Aku cemberut.
“Dia hanya sedang terpuruk, yang penting kau harus tetap menghiburnya” Ujar Odett.
“Ya, entahlah, hufh yang penting sekarang dia kembali lagi” Ujarku.

Sesampainya disana, aku melihatnya duduk sambil melempar-lempar semacam remote, dan darkdreamer sedang mengepak-ngepakkan sayapnya di antara bunga-bunga. Aku menghampirinya, dia selalu tahu aku datang mendekat.

“Halo Cosmo” Sapa Odett sambil menjewer telinga Cosmo sambil mengacak-acak rambutnya.
“Arghhhh, apa-apaan kau ini, lepaskan akuuuuu!” Hihi lucunya expresi Cosmo saat dijahili Odett.
“Ini bayaran karena telah membuat Neoma menangis, Huh!” Odettpun pergi menghampiri darkdreamer bermain-main kecil.

Cosmo merapikan rambutnya yang berantakan, aku menghampirinya sambil tersenyum. Duduk, dia diam tapi dia menatapku.

“Apa? Ada yang salah dengan ku?” Tanyaku.
“Ini remote pendeteksi portal dimensi lain, aku memasukan chip 101-ET untuk menyimpan memori dan perintah, remote ini dapat menangkap sinyal portal dengan frekuensi ...”
“Aku terlambat, maaf” Theo muncul dengan execta.
“Hah, baiklah kita pergi” Cosmo beranjak dan memanaskan mobilnya.
“Hai Theo, kau ikut juga?” Sapaku dengan pelukan hangat.
“Heuheu iyaa, well, Kita pakai mobilmu?” Tanya Theo.
“Ya” Jawab Cosmo singkat.
“Aku masukan barang-barang kita dulu ya” Aku membantu memasukan barang-barang kedalam mobil.
“Oh iya kita akan kemana?” Tanyaku.
“Anyer target pertama, sinyal itu menunjukan adanya titik portal disana” Ujar Cosmo.
“Aku sudah katakan kakekku untuk meminjam salah satu vilanya disana” Ujar Theo.
“Terimakasih, kau memang bisa diandalkan” Cetus Cosmo.
“Tentu” Jawab Theo.

Setelah semua siap, kami pergi, aku duduk di depan bersama Cosmo dan Theo dibelakang. 3Jam kami melakukan perjalanan ke daerah banten tepatnya anyer. Akhirnya kami sampai pukul 8malam, di vila Theo yang tempatnya cukup nyaman dan aman didekat pantai. Kami membereskan  barang, aku melihat Cosmo mengumpulkan kayu dan darkdreamer meniup-niupkan api untuk membuat api unggun. Theo berdiri disebelahku.

“Dia itu ceroboh, keras kepala, dan dingin” Ujar Theo sambil menatap kearah Cosmo.
“Kurasa dia tidaklah dingin” Ujarku.
“Dia beruntung sekali ada kau untuknya” Theo tersenyum dan pergi keluar.

Aku putuskan untuk menghampiri Cosmo yang sejak tadi duduk didekat api unggun. Dia hanya memakai kaos tangan panjang dan celana pendek. Aku memakai sweter panjang dan celana selutut, rambutku diikat dengan rambut panjang disetiap sampingnya.

“Aku minta maaf” Ujar Cosmo tiba-tiba.
“Eh?? Siapa?? Aku??” Aku melirik kanan kiri.
“Kau pikir siapa lagi yang ada disitu, dasar bodoh” Cetusnya dengan tatapan kesal.
“Heee? Iya maaf, habisnya kamu ini ...” Aku duduk di dekat api unggun, disebelahnya.
“Membiarkanmu menangis, membuatku marah pada diriku sendiri” Cosmo memandang langit yang penuh bintang itu.
“Aku tidak apa-apa Cosmo” Aku tersenyum padanya.

Hanya deru ombak berdesir, dingin angin malam, suasana semakin serius saat bintang-bintang menyaksikan ini.

“Aku melihat portal itu, aku memasukinya, aku melihat masalaluku, arggh tidak berguna” Ucap Cosmo menunduk.
“Heiiiii bicaraaa apa kau ini!!!!” Aku cubit kedua pipinya, tapi dia malah menarik rambut sapingku.
“Aduuhhh, sakitt T_T” Aku memegangi rambutku.
“Hahahaha dasar kamu ini” Cosmo tertawa puas, wajahku dibuat merah olehnya.

“Huaaaa Cosmo jahat padaku!!!” Aku merengek keras.
“Ikut aku” Cosmo mengangkatku dan kami naik diatas punggung darkdreamer.
“Heee??? kita mau kemana? aaaku takut turunkan aku aku tidak mauuu” Ujarku.
“Berjalan-jalan sebentar”
“Hyaaaa”

Darkdreamer terbang tinggi lurus ke atas, kencang sekali, melebihi jetcoaster yang pernah kunaiki. Aku memeluk Cosmo erat, entah berapa kecepatannya (aku tak sempat menghitung)

“Menarik bukan????!!!!”
“Turunkan aku!!! Turunkan akuuuu!!!!” Teriakku.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menyerempet darkdreamer, seseuatu, bersayap merah hitam dengan sebuah pedang. Darkdreamer terluka, kami terjatuh dari ketinggian entah berapa kaki, aku terpisah bersama Cosmo. Cosmo mencoba meraih tanganku tapi angin tak mampu membuatku menjangkau tangannya. Kulihat tangan Cosmo meraih darkdreamer ada cahaya yang menyilaukan entah apa itu, aku sudah setengah sadar yang ku lihat hanya sosok Odett yang meraih tanganku, pandanganku buram sudah mulai redup hingga cahaya yang menyilaukan ku membuatku membuka mata. Hah? Sayap? Aku melihat sayap mungil transparan di balik punggungku. Aku bisa melayang, entah apa yang terjadi hanya ku dengar bisikan Odett di pikiranku.

“Neoma ini aku, kita berhasil”
“Odett? Odett apa yang terjadi padaku?? Dimana Cosmo? dardreamer? Theo dan execta? dimana yang lain”
“Sekarang kita menyatu, level pertama kita telah dilewati, sekarang kamu adalah aku dan aku adalah kamu. Dengar apapun yang terjadi jangan terkejut, dibawah lihat!” Ujar Odett.

To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf