Hari ini seperti biasa aku kuliah pagi. Rasanya kurang bersemangat entah mengapa, bukan, bukan soal farel. Hmm, mungkin aku teralu lelah karena tugas-tugas kuliah ku dan aku masih belum mendapatkan pekerjaan. Bergegas aku sempatkan diri untuk sarapan dirumah. Setelah sarapan aku siap berangkat. Saat ingin menancap gas, aku menoleh kesamping, dan ternyata ada Odett, tersentak aku terkejut melihatnya.
“Hah?! Odett?! Kamu, kamu aarggh!”. Kesalku sambil menutup wajah.
“...”. Odett hanya tersenyum kepada Ze.
“Kamu itu siapa sih?! Hantu? Arwah?! Hah aku bisa gila!”. Bentakku.
“Aku temanmu”. Odett menggigit bantal kecilnya yang lusuh.
“Haaah! yasudahlah terserah apa katamu. Ingat jangan mengacau, paham!”.
“...”. Odett tersenyum.
Sesampainya dikampus. Aku bergegas masuk ruangan. Selesai itu, aku putuskan untuk ke Lab komputer, karena ada beberapa tugas yang belum ku selesaikan. Handphoneku berdering, tertulis panggilan dari Cosmo.
“Ada apa?” Tanyaku.
“Temui aku di perpus sekarang” Tegas Cosmo.
“Seenaknya saja, aku sibuk! wle!” Ketusku.
“Ketua Hima yang baru, mencurigakan” Bisik Cosmo.
“Haah, dari fakultas apa memang?” Tanyaku.
“Entahlah, MIPA”
“Aku kesana deh, sebentar lagi” Ujarku.
“Ya” Tutup Cosmo.
Selesai tugas aku pergi ke perpus dengan terburu-buru. Karena terburu-buru aku sampai menabrak seseorang. Lelaki manis, tinggi, berpakaian kemeja rapih, berkacamata, tersenyum dengan tatapan yang aneh.
“Bruuukkk!”
“Adduuhh, maaf aku lagi buru-buru” Ujarku malu.
“Eh, iya tak apa” Senyumnya.
“Ok deh, kamu ...” Belum selesai bicara dia langsung memotong.
“Aku Theo” Senyumnya, sambil menjulurkan tangan.
“Eh, aku Neoma, Neoma Zeva” Ujarku salah tingkah, sambil bersalaman.
“Emmhh, aku buru-buru, maaf ya aku duluan” Aku berlari meninggalkannya.
“Emh, iya, ok, sampai jumpa” Teriaknya.
Sesampainya di perpus kulihat Cosmo sedang membaca buku sambil duduk santai. Kebetulan perpustakaan sedang lumayan sepi, pantas saja si Cosmo bisa duduk serasa dirumah sendiri, dasar.
“Hai ! Hufhh melelahkan!” Aku membanting diri di sofa perpus.
“Kamu ini, dasarr” Cosmo mencubit pipiku.
“Aww, haah, jadi apa berita barunya?” Sambil mengusap pipiku yang sakit dicubit.
“Tadi ada seminar kecil, sedikit sambutan mengenai ketua yang baru dan membahas pengajuan observasi-observasi dari semua mahasiswa” Ujar Cosmo.
“Oh, huuaaah, ku kira apa” Sambil menguap.
“Aku cari buku dulu” Ujar cosmo.
“Ya, aku tunggu disini” Ujarku.
Beberapa menit aku terdiam, ku dengar nyanyian kecil, aku menoleh kesamping kananku, dan ternyata itu Odett. Aku terkejut, kenapa dia selalu mengikutiku, apa aku gila, hah!
“Kau lagi?! Kenapa mengikutiku terus!!! arrggh aku gila!!!” Bentakku sambil berdiri.
“Maaf, aku temanmu” Ujar Odett menunduk.
Cosmo melihatku dengan tatapan tajam, penuh kecurigaan. Tapi ini berbeda, dia juga menatap Odett. Dia bisa melihat Odett.
“Neoma!” Tegas Cosmo.
“Cos ... mo, ehh aku, aku, aku sedang .. emm” Salah tingkah.
“Siapa dia!?!” Tanya Cosmo aga membentak.
“Ehh si si siapa?” Ujarku.
“Dia!” Cosmo menunjuk Odett.
“Iya! Iya! Dia Odett! hantu, arwah , apalah itu arggghh gila aku!” Bentakku sambil duduk menunduk menutup wajahku dengan kedua tangan.
“Ze .. tenanglah” Cosmo menepuk poniku.
“ ...” Aku diam menangis.
Cosmo memintaku membuka mata, dan melihat ke arahnya.
“Lihat kesini ze ..” Ujar Cosmo.
“Heee?? Si siaapa itu?” Aku terkejut karena ada semacam naga ukuran sedang berwarna biru hitam, berdiri disampingnya, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya sambil menggerang.
“Ini, Darkdreamer, Wizardku” Ujar Cosmo sambil mengusap-ngusap darkdreamer.
“Wizard? apa itu?” Tanyaku Curiga.
“Wizard, itu seperti aku temanmu neoma” Ujar Odett sambil menggenggam tanganku.
“Beberapa orang memiliki wizard, entah untuk apa yang pasti masing-masing berbeda tugasnya, kau bisa bertanya pada temanmu.” Ujar Cosmo.
“Aku masih belum paham Cosmo, Tapi kenapa, apa mereka mahluk halus, seperti hantu-hantu gentayangan lainnya?” Tanyaku serius.
“Haaaah aku malas menjelaskannya, kamu juga akan tahu seiring berjalannya waktu, hanya saja mulai sekarang harus dibiasakan. Dan mereka bukan hantu gentayangan, mereka datang dari dimensi yang berbeda, sebenarnya sama hanya karena keterbatasan kita tak mampu menjangkau dimensi mereka. Itu mengapa aku menciptakan project baruku tentang pintu dimensi” Ujar Cosmo.
“Umhh, iya, iya aku paham sedikit” Aku mengangguk.
“Aku pulang dulu, hari ini aku ada kerjaan” Cosmo pergi keluar dan darkdreamer menghilang sekejap.
“Dasaarrr! bilangnya mau cerita sesuatu, ternyata hanya mengabari saja, dasarrr menyebalkan!” Teriakku pada Cosmo.
“Kita pulang saja” Ujar Odett.
Aku pulang sendiri dalam perjalanan ku kira aku gila ternyata memang aku telah memasuki dunia yang aneh. Sesampainya dirumah, aku selesai mandi, makan malam dan berbaring di kasur. Lelahnya, aku duduk sambil memikirkan hal tadi sore. Odett, siapa, apa maksudnya. Aku tak paham. Tiba-tiba Odett muncul dihadapanku.
“Hai”
“Odett” Kali ini aku agak ramah, tersenyum kecil.
“Kau memanggilku?” Tanya Odett, tersenyum.
“Ehh, bagaimana kau tahu itu?” Tanyaku.
“Aku bisa menjelaskan, tapi kita harus bersalaman” Ujar Odett sambil menjulurkan tanggan kepada Neoma.
“Ehh, iya, maaf sebelumnya aku kasar sekali padamu” Sesalku.
“Tak apa. Baiklah. Aku Odett dari Dimensi Connecta. Karena kemampuanku yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang wizard, aku ditugaskan untuk menjadi temanmu. Aku akan menjagamu, dan kau akan menjadi tuanku. Banyak Ghost atau wizard yang berpihak pada Raja kegelapan yang akan memperbudak manusia dan mengambil alih dimensi bumi” Odett tersenyum, duduk di jendela sambil menggoyang-goyangkan kakinya.
“Ehh, aku memang suka film fantasi tapi ini ..”
“Ini nyata neoma, Lihat aku” Neoma berputar-putar melayang di atas kasurku.
“Hee, iya iya, mungkin aku akan terkejut, dengan kejutan-kejutan lain nantinya, aku mau tidur, sampai jumpa besok” Aku menarik selimut dan memejamkan mata.
“Baiklah” Ujar Odett menghilang.
“Oh ya, terimakasih, Odett”. Aku menutup mata sambil tersenyum.
Banyak hal yang terlupakan, ketika aku menutup mata. Aku sadar kini aku akan membuka mataku untuk dunia, mempelajari hal yang belum ku pelajari. Sampai nanti ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf