Rabu, 03 Agustus 2011

I Love U Kitty :3 Part III

Aku kuliah di Fakultas FIKOM jurusan Jurnalistik di Bandung. Hari ini aku ada tugas kuliah, aku di minta mendokumentasikan ruang lingkup masyarakat, kali ini aku ambil sampel yaitu sekolah ku, aku pikir kita lebih bak memulainya dari yang sederhana dulu. Rabu siang, kiira-kira pukul 13.00 wib, aku sedang mengambil gambar dari handycam ku, aku ambil gambar prespektif, ya aku memang tidak ahli dalam hal ini, tapi apa salahnya mencoba.

Guyz ini adalah salah satu keadaan yang n\cukup nyaman namun ada beberapa keadaan yang menyimpang di kampus – kampus sekolah, seperti yang kita lihat saat ini, banyak mahasiwa-mahasiswi yang ber ...

“Haloo Raa” Sapa Bisma sambil melambaikan tangannya kearah kamera ku. Otomatis aku menengok ke arahnya dan gambar dirinya ke Shoot oleh kudan close up wajahnya yang sedang nyengir tepat behel imutnya yang membuatku gemas.
“Bisma?!” Tegasku dengan wajah memelas, karena merusak acara pengambilan gambarku.
“Raa, aku tanya Stella ternyata kita satu kampus ya” Sambil tersenyum.
“Kok? kenapa sih pake tanya-tanya aku kuliah dimana, ga penting banget” Balasku sambil kembali mengambil gambar.
“Hmmm, jadi kamu ga suka Raa?” Goda Bisma yang mundar-mandir mengikuti Aurora.
“Ga!” Cetusku.
“Yakin?” Goda Bisma lagi.
( Membalikan badan)
“Bis ... Ma ...” Suaraku tertahan.

Kini wajahku benar-benar tepat berdepan-depannan dengan wajah si Bisma itu, aku dapat melihat dengan jelas matanya yang indah, kumisnya yang tipis, senyumnya yang membuatku jadi salah tingkah. Tak ku sangka akan saling menatap, sambil diam dia pun memperhatikan wajahku yang tepat berada di hadapan wajahnya.

“Kamu tuh cantik, Raa” Ucap Bisma sambil tersenyum.
“Huh?” Sambil mencoba mengalihkan pandangan ku ke arah lain, tapi sialnya si Bisma itu menahanku.
“Ssssttttt, jangan bergerak” Bisiknya lembut.
“Kena... pa...” Lagi-lagi teriakku tertahan karena jari telunjuk Bisma menyentuh bibirku seolah aku tak boleh bersuara sama sekali.

Ya ampun, dia menatapku lebih dekat,  tunggu dia mau apa? jangan-jangan? aaahh aku harus segera menahannya, mimpi apa aku semalam bakal di cium oleh seorang Bisma hah!. Tapi entah mengapa diriku seperti di bius kaku, aku tak dapat menahan tingkahnya yang kelewatan itu, masa mau mencium ku di tempat yang ramai seperti ini, memang semua tak begitu memperhatikan kami tapi tetap saja ini memalukan. Tangannya kirinya menggenggam tangan kananku, kini ku biarkan handycam itu menggantung di leherku, tapi lalu dilepasnya handycam ku dan di simpan, lalu tangan yang satunya kebelakang punggungku, apa yang akan dia lakukan, gila! aku tak akan pernah memaafkannya. Kini dia semakin dekat, semakin dekat hidungnya yang hampir menyentuh hidungku dan ...

“Jangan khawatir aku cuma mau mengambil kupu-kupu ini” Ia meraih sesuatu di balik punggungku, dan kembali menjauh pada posisi semula setelah ia mendapatkannya.
(menarik nafas lega)
“Hmmhh, aku kira kamu akan melakukan yang macam-macam” Cetusku sambil mengusap keringat dinginku, karena saking gugupnya.
“Waaaahh Ge-eR banget jadi cewek, pantesan tadi sampe kaku ga berkutik gitu padahal baru aku tatap aja udah gitu, apalagi ...” Goda Bisma sambil meninggikan nada bicaranya seolah dia berhasil membuatku Ge-eR.
“Heh! apalagi apa?, itu kan aku, hmm, aku yaaaa, aku cuma mau lihat aja kamu tuh mau ngapain sebenarnya, wLeeeee kamu tuh yang Ge-eR” Balasku agak gugup sambil melangkah pergi meninggalkannya.
“Heiii Raaaa, tunggu, Raa” Bisma menarik lenganku.
“Apalagi sih Bis?!, kamu tuh gajelass banget sih, udah ah aku sibuk ngumpulin gambar buat untuk dokumentasi skripsi ku”. Tegasku.
“Hmm, kamu, cantik Raa, apalagi di lihat dari dekat, kamu ...” Ucapannya ku potong.
“Tau ah, makin gajelas tau kamu itu, lebih baik kamu pergi sana, datang tak di jemput pulang tak di antar tau ga”. Nada ku agak judes.
“Eh, aku serius Raa, haahhaha emang aku jelangkung, keren kayak gini di bilang jelangkung” Balasnya sambil tertawa.
“Terserah deh, yang penting jangan ikutin aku lagi, ngerti!” Akupun pergi meninggalkannya.
“Heh! jadi handycam kamu buat aku nih? wah ma’acii ya” Godanya, ia melangkah pergi.
“Hah? (berhenti sejenak, memeriksa leher dan tasku, kok bisa tadi perasaan aku kalingin deh kameranya) BISMA !!!!!!!!!” Jengkel aku di buatnya terpaksa aku mengejarnya tapi dimana si Bisma menyebalkan itu.

Aku mencarinya di sudut-sudut tempat tadi aku mengambil gambar, seharusnya anak itu tidak pergi jauh dari sini, karena aku baru meninggalkannya beberapa langkah. Tapi, dimana?. Lelah, padahal baru keliling sebentar uda capek, itu cowok ngerjain banget sih, kurang kerjaan ngumpetin handycam orang. Selag beberapa detik, datang seseorang yang tiba-tiba menutup mataku.

“Aaaaaaaaaaaaa, maling!!!!” Teriakku.
“(membekap mulutku) ssssttttt, eh gila ya, ini aku Raaa, Bisma!” Bisiknya lembut di telingaku.
“(ku gigit tangannya)”
“Awwww, wah cantik-cantik galak banget sih”
“Aku ga akan galak kalau kamu ga kayak gini, sini, mana handycam ku, capek tau kaya nyari anak kucing yang ngumpet di cariin putrinya” Sambil merebut kembali handycam ku.
“Apa? anak kucing? Waah kalau putrinya itu kamu aku mau –mau aja sih Raa, malah seneng banget” Godanya.
“Huuuuuuh, salah ngomong terus sih, udah ah”
“Raa, tunggu, supaya bisa main petak umpet lagi, aku minta pin bb kamu dong”
“Gak punya!” Cetusku.
“Yakinnn??, twitter kamu apa?”
“Gak Punya!” Cetusku lagi.
“Saat melihat seekor kucing, aku menunduk malu, mengikat jemariku yang merendam semua perasaan ini, saat bersembunyi pun akan ku temukan, di balik purnama akan ku temukan, semua terbang bersama harapan, saat lampion cinta menghiasi gelap redup ruangku saat itu kau datang dengan sejuta cintamu” Ucapnya.

Aku berhenti sejenak, agak terkejut, tampaknya aku kenal dengan kata-kata itu, iya, itu seperti puisi, puisi yang aku buat. Dan aku biasanya posting puisi-puisiku di twitter ku, hah, dia tau sampai hapal begitu.

“Bisssmaaa” Ucapku sambil membalik badan kearahnya.
“Aku tahu, pasti kamu ga asing dengan kata-kataku tadi kan?, ternyata selama ini aku yang aku selalu tunggu Tweetnya itu kamu ya Raa” Dia tersnyum.
“Eh! otu kan Bisma SM*SH!” Teriak cewek-cewek di sebrang.

Karena ada yang mengenali Bisma itu anggota SM*SH cewek-cewek asing segera mendekatinya dan mencari kesempatan untuk berfoto-foto dan meminta tanda tangannya. Ku rasa ini waktu yang tepat untuk pergi.

“(menundukan kepala) aku, pergi dulu, permisi”

Tanpa berkomentar aku segera meninggalkannya, tapi dia masih berdiri di situ, aku tak peduli, ya ampun kenapa harus mengenal orang seperti dia. Dia menatapku kecewa, entah apa yang ia harapkan dari responku tadi, aku masih melirik kecil ke belakang, dia mengabaikan fans-fansnya itu, dan ...

“Heh Kucing!, aku suka sama kamu!” Teriak Bisma, yang sempat membuat fans-fans yang di sekelilingnya terkejut.


===========>> To Be Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf