Hari ini hari apa? :D
Hari ini hari sabtu, Hari Ultah ku ya?. Waktu masih menunjukan pukul 08.00 kebetulan hari ini aku ga kuliah, jadi ingin habiskan waktu istirahat sejenak di rumah. Tak lama aku sedang menghabiskan sarapan ku di meja makan datanglah Stella sambil memeluk ku.
“Happy Birthday yach say” BigHug.
“Makasih ya Stell, Waa ini apa Stell?” Tanyaku sambil membuka kotak pemberian Stella.
“Itu buat kamu” Senyum Stella.
“Waa, makasih ya Stell, ini Dress? Cantik banget”
“Hmmm, iya sama2 Raa, oya Raa, nanti malem bantuin tugas aku ya, heheh kamu kan paling jago berkata2” Rayu Stella.
“Hmmm, Iyaa, apapun buat mu Stell” Senyumku.
“Di cafe biasa ya jam 8malam, Yaudah Ra, aku pergi dulu ya, mau ambil buku di dimas”
“Iya, iya hati2 ya Stell”
Aku mengantar Stella sampai ke pintu. Mama, Papa juga ikut mengirimkan paket ke rumah, kebetulan mereka sedang ada tugas di luar kota. Aku hanya bertiga di rumah dengan Bibi dan Pak Enjang, biasa ku panggil paman. Tak terasa hari mulai gelap, Hmm rasanya ada yang hilang entah apa itu. Oya aku ada janji dengan Stella malam ini, aku bergegas mandi dan mempersiapkan diri, tak lama ada telpon “Stella”
“Halo? Ra, jangan upa pake dress yang dari aku yah, cepet Lho aku uda OTW nih” Ucap Stella di telpon.
“Eh, i iya iya Stell, ini aku juga punya inisiatif pake dress ini, ok tunggu ya” Jawbku di telpon.
Aku bercermin diri memperhatikan diriku, memakaikan bedak dan aku ingat saat mengeus pipi, Bisma ... ucapku dalam hati, kenapa aku jadi berharap dia ada ya, kangen juga seharian ga di isengin dia. Pipiku yang masih ada membekas lukanya aku tutupi dengan bedak, tapi masih sedikit kelihatan. Ah, aku pun pergi setelah memberi makan Chatta. Kali ini aku ga bawa mobil, aku pakai taksi saja.
Sesampai disana, aku duduk di tempat biasa, tempat favorit kami, di pojok cafe. Ternyata tumben Cafenya sepi, aneh ga biasanya, aku coba telpon Stella tapi ga ada jawaban, iiih Stella dimana sih, tadi katanya lagi OTW. Gak lama ada sms dari Stella “Raa, ke taman belakang Cafe deh” Aku pun segera pergi ke belakang dan ternyata ...
“Suprise!!!” Teriak Sm*sh dan Stella.
“Ka .. ka .. kalian?!” Ucapku terkejut.
“ Happy Birthday ya Raa” Saatu2 dari mereka memelukku dan bersalaman.
“Happy Birthday ka Raa” Ucap Dicky.
“Sorry ya Ra, aku di suruh hehehe” Ucap Stella sambil tersenyum.
“Eh, ma, makasih ya, semuanya ... sampai susah payah nyiapin ini semua, makasihhhh” *BigHug*
“Oya, gue pribadi ngucapin makasih banyak ya Raa, kemarin uda jaga Tingkerbell sama bento, gue ga tau deh kalau ga ada loe, si bisma seenaknya aja ninggalin mereka” Ucap Rangga.
“Sama2 kakak ^^, hihihi mereka akrab sama Chatta untungnya” Jawabku
“Oh ya, Bisma mana?” Tanyaku sambil mencari2.
“Bisma ...” Ucap Reza pelan.
“Balik badan deh” Ujar Morgan.
Akuoun membalikkan badan dan ternyata dia ada di belakangku, dia tampan dengan kemeja rapih dengan plaster kemarin yang masih menempel khas di jidatnya, dia tersenyum.
“Hai, Raa” Ucapnya yang Khas.
“Bis ..Ma?” Aku juga ikut tersenyum.
“Kenapa kok liatnya aneh gitu?” Tanya Bisma.
Disela pembicaraan Stella dan Member Sm*sh yang lain izin pulang.
“Tunggu, kayanya takut ganggu nih” Ucap Ilham
“Ehm, iya kita pulang duluan ya Ra, Bis lo berdua lanjutin aja dulu” Tambah Rafael
“Iya, Bis, kalau berhasil Teraktir gue yah” Cetus Dicky menggoda”
“Sttttt udah udah ayoo” Tambah Morgan.
“Raaa, gue nganter mereka dulu yah” Sambil memelukku.
“Lho, kok pada pulang sih?” Tanyaku Heran.
“Heii, sini deh” Bisma menarik tanganku mengajakku ke pinggiran danau belakang Cafe. Kebetulan Cafe ini sudah terkenal Favorit karena letaknya yang strategis.
“Loh kok mereka pulang sih bis, ga enak” Tanyaku masih resah.
“Kan aku yang buat acaranya, aku juga yang nyuruh mereka dateng Ra, yaudah kita makan dulu yuk”
Aku ikuti saja apa yang dia pinta, aku duduk dan kami makan bersama, aku tak banyak bicara, aku bingung harus mulai darimana, perlahan ku mengunyah steak yang sedang kami nikmati. Bisma menatapku terkadang membuang pandangannya kadang diam. Aku putuskan untuk bertanya.
“Kamu gak apa2 kan?” (Tanya kami Berbarengan)
“Emm, kamu duluan aja” (Ucap kami bersamaan lagi)
“...”
“Aku minta maaf” Ucap Bisma sambil beranjak dan berdiri menatap langit.
“Eh? Soal apa Bis?” Aku menyusulnya sambil berdiri di sebelahnya juga bersender di pagar pembatas.
“Soal kemarin, melihat kamu terluka membuatku marah pada diriku sendiri” Ucap Bisma.
“Ngg ... Engga apa2 kok Bis, Harusnya aku yang minta maaf, gara2 kamu nganter aku pulang jadi kayak gini L”
“Aku ngerasa uda ...”
“Udah Bis, udah, kamu ga harus kayak gitu, aku senang ada kamu yang selalu mencoba ngehibur aku” Sambil tersenyum kepadanya.
“kamu cantik dengan dress ini, aku gak nyangka bakal cocok di kamu” Ujar bisma.
“Hah? jadi ini kamu yang beli?” tanyaku heran.
“Hmm ya, Raa, aku punya sesuatu” Bisma sambil mengambil Sesuatu.
“Apa ini Bis?”
“Buka aja nanti juga kamu tau”
Aku membukanya dan melihat, ya ampun, inikan aku, Lukisan ini yang di Perpus kemarin kan, lukisan ku sedang duduk menulis sesuatu. Cantik sekali lukisannya, kenapa ya perasaanku ini, (suka).
“Happy Birthday ya Raa aku mau jadi orang yang terakhir ngucapin ini, supaya kamu bisa inget aku terus heheheh. Hmm Gimana? Hmm aku ga bisa romantis2an hehehe, oh iya aku punya satu lagi”
“Ini bagus Bis, Cantik J” Ujarku terseyum.
Bisma melepaskan lukisan itu dari tanganku, perlahan ia mengeluarkan sebuah liontin cantik, sebuah kalung dengan lambang kucing yang menggantung di tengahnya. Ya ampun, dia mau apa lagi ... Dia membuka liontin itu dan mencoba memasangkannya pada leherku. Sehingga wajah kami berhadapan dekat sekali, dia menatapku, aku yang mulai menetes peluh juga cenat cenut hati ku yang tak karuan. Selesai memasangkan kalung nya Bisma menggenggam tanganku dan Bicara ...
“Raaa ... wanna to be my cat? upzz I mean, ny girl, wanna to be my girl” Senyum Bisma menatap ku penuh harapan.
Ya ampun Si Bisma ini ada2 aja deh, aku harus gimana ini, aku, aku juga, aku suka, tapi, aarghhh dia sungguh menyebalkan!
“...”
“Raa?” Dia mengusap pipi ku yang ada bekas goresan.
“Hmmm aku tersenyum, aku ... akuu”
Aku jadi semakin salah tingkah di buatnnya, tapi tiba2 ... duhhh kenapa ya, kepalaku agak pusing pandanganku juga mulai buram. Terasa sakit di kepala dan sekujur tubuhku, Bisma yang heran dan kebingungan melihat diriku yang terus memegang dan menjambak2 kecil rambutku.
“Ra?! kamu kenapa?” Tanya Bisma terkejut sambil mencoba melepaskan tanganku.
“Aku ... aku ... aku gak ... aku ga apa2 kok Bis” Jawabku mendesah sakit.
“Gak usah bohong! (Bisma terkejut melihat darah keluar dari hidungku, ida mengusap darahku dengan tangannya) Raaa, kamu berdarah!”
Karena tak kuat diriku pingsan hingga ...
To Be Continue----->
Hari ini hari sabtu, Hari Ultah ku ya?. Waktu masih menunjukan pukul 08.00 kebetulan hari ini aku ga kuliah, jadi ingin habiskan waktu istirahat sejenak di rumah. Tak lama aku sedang menghabiskan sarapan ku di meja makan datanglah Stella sambil memeluk ku.
“Happy Birthday yach say” BigHug.
“Makasih ya Stell, Waa ini apa Stell?” Tanyaku sambil membuka kotak pemberian Stella.
“Itu buat kamu” Senyum Stella.
“Waa, makasih ya Stell, ini Dress? Cantik banget”
“Hmmm, iya sama2 Raa, oya Raa, nanti malem bantuin tugas aku ya, heheh kamu kan paling jago berkata2” Rayu Stella.
“Hmmm, Iyaa, apapun buat mu Stell” Senyumku.
“Di cafe biasa ya jam 8malam, Yaudah Ra, aku pergi dulu ya, mau ambil buku di dimas”
“Iya, iya hati2 ya Stell”
Aku mengantar Stella sampai ke pintu. Mama, Papa juga ikut mengirimkan paket ke rumah, kebetulan mereka sedang ada tugas di luar kota. Aku hanya bertiga di rumah dengan Bibi dan Pak Enjang, biasa ku panggil paman. Tak terasa hari mulai gelap, Hmm rasanya ada yang hilang entah apa itu. Oya aku ada janji dengan Stella malam ini, aku bergegas mandi dan mempersiapkan diri, tak lama ada telpon “Stella”
“Halo? Ra, jangan upa pake dress yang dari aku yah, cepet Lho aku uda OTW nih” Ucap Stella di telpon.
“Eh, i iya iya Stell, ini aku juga punya inisiatif pake dress ini, ok tunggu ya” Jawbku di telpon.
Aku bercermin diri memperhatikan diriku, memakaikan bedak dan aku ingat saat mengeus pipi, Bisma ... ucapku dalam hati, kenapa aku jadi berharap dia ada ya, kangen juga seharian ga di isengin dia. Pipiku yang masih ada membekas lukanya aku tutupi dengan bedak, tapi masih sedikit kelihatan. Ah, aku pun pergi setelah memberi makan Chatta. Kali ini aku ga bawa mobil, aku pakai taksi saja.
Sesampai disana, aku duduk di tempat biasa, tempat favorit kami, di pojok cafe. Ternyata tumben Cafenya sepi, aneh ga biasanya, aku coba telpon Stella tapi ga ada jawaban, iiih Stella dimana sih, tadi katanya lagi OTW. Gak lama ada sms dari Stella “Raa, ke taman belakang Cafe deh” Aku pun segera pergi ke belakang dan ternyata ...
“Suprise!!!” Teriak Sm*sh dan Stella.
“Ka .. ka .. kalian?!” Ucapku terkejut.
“ Happy Birthday ya Raa” Saatu2 dari mereka memelukku dan bersalaman.
“Happy Birthday ka Raa” Ucap Dicky.
“Sorry ya Ra, aku di suruh hehehe” Ucap Stella sambil tersenyum.
“Eh, ma, makasih ya, semuanya ... sampai susah payah nyiapin ini semua, makasihhhh” *BigHug*
“Oya, gue pribadi ngucapin makasih banyak ya Raa, kemarin uda jaga Tingkerbell sama bento, gue ga tau deh kalau ga ada loe, si bisma seenaknya aja ninggalin mereka” Ucap Rangga.
“Sama2 kakak ^^, hihihi mereka akrab sama Chatta untungnya” Jawabku
“Oh ya, Bisma mana?” Tanyaku sambil mencari2.
“Bisma ...” Ucap Reza pelan.
“Balik badan deh” Ujar Morgan.
Akuoun membalikkan badan dan ternyata dia ada di belakangku, dia tampan dengan kemeja rapih dengan plaster kemarin yang masih menempel khas di jidatnya, dia tersenyum.
“Hai, Raa” Ucapnya yang Khas.
“Bis ..Ma?” Aku juga ikut tersenyum.
“Kenapa kok liatnya aneh gitu?” Tanya Bisma.
Disela pembicaraan Stella dan Member Sm*sh yang lain izin pulang.
“Tunggu, kayanya takut ganggu nih” Ucap Ilham
“Ehm, iya kita pulang duluan ya Ra, Bis lo berdua lanjutin aja dulu” Tambah Rafael
“Iya, Bis, kalau berhasil Teraktir gue yah” Cetus Dicky menggoda”
“Sttttt udah udah ayoo” Tambah Morgan.
“Raaa, gue nganter mereka dulu yah” Sambil memelukku.
“Lho, kok pada pulang sih?” Tanyaku Heran.
“Heii, sini deh” Bisma menarik tanganku mengajakku ke pinggiran danau belakang Cafe. Kebetulan Cafe ini sudah terkenal Favorit karena letaknya yang strategis.
“Loh kok mereka pulang sih bis, ga enak” Tanyaku masih resah.
“Kan aku yang buat acaranya, aku juga yang nyuruh mereka dateng Ra, yaudah kita makan dulu yuk”
Aku ikuti saja apa yang dia pinta, aku duduk dan kami makan bersama, aku tak banyak bicara, aku bingung harus mulai darimana, perlahan ku mengunyah steak yang sedang kami nikmati. Bisma menatapku terkadang membuang pandangannya kadang diam. Aku putuskan untuk bertanya.
“Kamu gak apa2 kan?” (Tanya kami Berbarengan)
“Emm, kamu duluan aja” (Ucap kami bersamaan lagi)
“...”
“Aku minta maaf” Ucap Bisma sambil beranjak dan berdiri menatap langit.
“Eh? Soal apa Bis?” Aku menyusulnya sambil berdiri di sebelahnya juga bersender di pagar pembatas.
“Soal kemarin, melihat kamu terluka membuatku marah pada diriku sendiri” Ucap Bisma.
“Ngg ... Engga apa2 kok Bis, Harusnya aku yang minta maaf, gara2 kamu nganter aku pulang jadi kayak gini L”
“Aku ngerasa uda ...”
“Udah Bis, udah, kamu ga harus kayak gitu, aku senang ada kamu yang selalu mencoba ngehibur aku” Sambil tersenyum kepadanya.
“kamu cantik dengan dress ini, aku gak nyangka bakal cocok di kamu” Ujar bisma.
“Hah? jadi ini kamu yang beli?” tanyaku heran.
“Hmm ya, Raa, aku punya sesuatu” Bisma sambil mengambil Sesuatu.
“Apa ini Bis?”
“Buka aja nanti juga kamu tau”
Aku membukanya dan melihat, ya ampun, inikan aku, Lukisan ini yang di Perpus kemarin kan, lukisan ku sedang duduk menulis sesuatu. Cantik sekali lukisannya, kenapa ya perasaanku ini, (suka).
“Happy Birthday ya Raa aku mau jadi orang yang terakhir ngucapin ini, supaya kamu bisa inget aku terus heheheh. Hmm Gimana? Hmm aku ga bisa romantis2an hehehe, oh iya aku punya satu lagi”
“Ini bagus Bis, Cantik J” Ujarku terseyum.
Bisma melepaskan lukisan itu dari tanganku, perlahan ia mengeluarkan sebuah liontin cantik, sebuah kalung dengan lambang kucing yang menggantung di tengahnya. Ya ampun, dia mau apa lagi ... Dia membuka liontin itu dan mencoba memasangkannya pada leherku. Sehingga wajah kami berhadapan dekat sekali, dia menatapku, aku yang mulai menetes peluh juga cenat cenut hati ku yang tak karuan. Selesai memasangkan kalung nya Bisma menggenggam tanganku dan Bicara ...
“Raaa ... wanna to be my cat? upzz I mean, ny girl, wanna to be my girl” Senyum Bisma menatap ku penuh harapan.
Ya ampun Si Bisma ini ada2 aja deh, aku harus gimana ini, aku, aku juga, aku suka, tapi, aarghhh dia sungguh menyebalkan!
“...”
“Raa?” Dia mengusap pipi ku yang ada bekas goresan.
“Hmmm aku tersenyum, aku ... akuu”
Aku jadi semakin salah tingkah di buatnnya, tapi tiba2 ... duhhh kenapa ya, kepalaku agak pusing pandanganku juga mulai buram. Terasa sakit di kepala dan sekujur tubuhku, Bisma yang heran dan kebingungan melihat diriku yang terus memegang dan menjambak2 kecil rambutku.
“Ra?! kamu kenapa?” Tanya Bisma terkejut sambil mencoba melepaskan tanganku.
“Aku ... aku ... aku gak ... aku ga apa2 kok Bis” Jawabku mendesah sakit.
“Gak usah bohong! (Bisma terkejut melihat darah keluar dari hidungku, ida mengusap darahku dengan tangannya) Raaa, kamu berdarah!”
Karena tak kuat diriku pingsan hingga ...
To Be Continue----->
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf