Selasa, 07 Agustus 2012

The Power of Smile


                              Percaya gak kalau kekuatan “Senyuman” itu sangat penting & sangat berarti?
                Sebuah senyuman itu memiliki banyak arti dan yang sangat dalam. Senyuman itu akan mengalir kepada kepada mereka yang melihatnya. Karena senyuman itu datangnya dari hati. Jadi siapapun yang melihatnya, akan menjadi sebuah hadiah dan keindahan bagi mereka. Setiap niat, baik yang positif maupun negatif dari diri kita akan tersampaikan. Untuk itu, senyuman menjadi salah satu hal yang penting. Tentunya kita tidak ingin mereka yang melihat senyuman kita, akan mendapatkan energi negatif nantinya. Dari sini, kita bisa belajar tersenyum dengan tulus, ikhlas. Selain itu sebuah senyuman juga akan menjadi sebuah penilaian dalam first impression.

Sedikit kisah dari sahabat saya yang sudah mau bercerita. Semoga cinta selalu menyelimuti hari-harimu:

                “Saya dulu adalah seorang yang sangat judes sekaligus cuek. Saya tidak pernah peduli dengan lingkungan disekitar saya, karena yang terpenting bagi saya adalah diri saya sendiri. Penampilan menjadi salah satu hal terpenting bagi saya, perfect, elegant, bahkan saya adalah orang yang sangat idealis. Tapi saya terkadang heran, ada seseorang di tempat kerja saya, dia seorang wanita yang sangat cerdas dan sederhana, dia adalah rekan kerja saya. Orangnya ramah senyum, tapi terkesan caper, karena setiap ada yang lewat dan mengenalinya, selalu menyapa, dan orang-orang sangat respect terhadapnya, bahkan banyak yang menyukainya.
                Jujur, saya iri sekali dengannya. Padahal dilihat dari fashion? Saya jauh lebih modis, pendidikan? Saya lebih tinggi, make up? Saya lebih rapih dibandingkan dia. Tapi kenapa, orang-orang justru tidak begitu respect terhadap saya. Dan bahkan banyak yang mencuekkan saya. Hari-hari menjadi sangat sulit bagi saya. Rasa iri dan diacuhkan seperti ini adalah hal-hal yang menyakitkan. Sempat terbesit keinginan untuk saya, jahil agar merugikan si rekan saya tersebut. Tapi, saya berpikir banyak, ternyata hal itu memang tidaklah baik. Saya putuskan untuk mengambil cuti selama seminggu. Saya merenung, dan bercerita pada sahabat-sahabat terdekat saya. Sebenarnya apa yang salah dengan diri saya? Semuanya terlihat pas menurut saya.
                Setelah mendengar beberapa kritik dan saran dari teman-teman saya. Saya baru tahu, kalau saya jarang sekali tersenyum. Sekalinya tersenyum, kesannya sangat memaksakan. Soalnya, saya pikir, sering tersenyum, takut dikira caper atau berlebihan. Dan saya selalu berprasangka buruk terhadap orang lain. Hal tersebut menjadi sebuah evaluasi bagi saya. Saya bangun diri saya kembali, bereinkarnasi menjadi diri saya yang baru, yang murah senyum, tulus. Ketika itu, pagi yang diawali dengan senyuman dan semangat dari saya, entah bagaimana suasana kantor berubah, semuanya mendekat, kami bahkan berbincang. Bahkan dengan rekan saya pun, kami menjadi akrab, dan saling mendukung satu sama lain.
                Karena saya sekarang tahu satu hal, ada sebuah kehangatan dan kasih sayang, dalam sebuah senyuman. Karena hari itu juga, ketika saya mulai kembali masuk kerja, saya bertemu dengan seorang pria. Dia tersenyum pada saya, dan saya kembali tersenyum, sambil menunduk sedikit sebagai rasa hormat. Dari senyuman itulah, hingga sekarang. “Senyuman” membawa saya pada kehidupan harmonis, bersamanya, seorang pria, yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Terimakasih, sayang.”

                Masih mau berprasangka buruk? Sulitkah memandang setiap sisi dunia dengan positif? Sesungguhnya, diri kita adalah cerminan dari orang-orang disekitar kita. Jangan pernah pusing-pusing memikirkan “apa yang mereka pikirkan tentang kita?” karena sebenarnya mereka memikirkan hal yang sama.

Tersenyumlah, karena tersenyum itu ibadah.
Tersenyumlah, untuk awal yang baik.
Tersenyumlah, dalam menghadapi setiap proses dalam kehidupan. Karena dengan tersenyum dan mengembalikan semuanya pada diri sendiri, InshaAllah akan lebih mudah untuk diterima.

Salam hangat,

7 komentar:

  1. bagus dek,judesnya masih kliatan auranya sampe sekarang...hahahaha
    tebarlah senyuman dimanapun engkau berada,itu kan menjadi suatu hal yang diingat oleh lawan bicaramu,sebagai syifa seorang yang murah senyum

    tapi ingat,jangan senyum2 sendiri,apalagi didepan kampus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha iya gitu? :/ sengaja emang judess,kalau senyum jadi banyak yang ngefans bang, alias rs jadi banyak pasien, amin allahumma amin, thx bang

      Hapus
  2. kan pandangan abang lain sama org kebanyakan dek,abang agak selangkah lebih maju dibandingkan yg lain,bisa ngebaca karakter orang hehehe oke bagus tulisannya,kembangin lagi klo mw nulis karakter tentang kepribadian dan pengembangan diri,buat org yg galau cocok kayaknya =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik, calon psikolog. Hehehehe, sip bang, makasih :)
      Nanti buat yang galau-galau deh hehehe

      Hapus
    2. selain psikolog,abang calon seorang bapak yang patut menjadi panutan buat anak istri abang nanti,enak buat yg galau,efek sampingnya suka kebawa suasana aja kalo buatnya -__-

      Hapus
  3. saya termasuk, pria yang suka senyum senyum, terutama ketika sedang sendirian, eeeeh :) :) :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, ini nih yang gawat hehehehehe, awas ah :) :)

      Hapus

Surat Untuk Syf