Jumat, 15 Juni 2012

Secret Admirer: Part I


Awalnya hari-hari selalu berjalan seperti biasa saja, tidak ada yang istimewa, semua terasa sama, bisa dibilang monoton, sekalipun aku bertemu dengan orang-orang yang baru maupun rutinitas baru, rasanya sama saja, entah kenapa semua mulai berubah, sejak pertemuan itu terjadi.

Entah hari apa waktu itu aku tak begitu ingat persisnya, yang pasti aku sedang menunggu jam mata kuliah umum masuk, aku hanya duduk-duduk mengikuti alur yang mengalir di antara tawa canda teman-temanku. Tiba-tiba datang seorang gadis yang kemudian duduk di balkon yang sama denganku, meskipun jaraknya agak jauh, entahlah, sejenak aku memperhatikan dari tadi gadis itu sedang asyik dengan buku bacaannya, hah, sok rajin deh, dalam hatiku berbisik.

Aku rasa dosen ini tidak akan masuk hari ini, tahu begitu aku tidak akan masuk deh tadi. Untuk melepas bosan akhirnya aku ikut bergabung dengan canda tawa teman-temanku walaupun sebenarnya semua terasa biasa saja. Seketika aku menengok ke tempat anak gadis itu tadi duduk, ternyata dia sudah masuk kelas, eh tapi bukunya tertinggal, baru saja aku beranjak dari dudukku menghampiri buku itu, tiba-tiba saja gadis itu keluar ruang kelasnya dan mengambil bukunya kembali. Ketika ia kembali masuk kedalam ruangannya ia sempat berbalik tersenyum dan mengucapkan “terimakasih”. Aku hanya tersenyum kecil, dasar gadis aneh.

Keesokan harinya entah kenapa aku bertemu dengan gadis itu lagi, tadinya aku ingin menenangkan diri disebuah ruangan dikampusku yang biasa ku tempati untuk menenangkan diri dari suasana yang tidak mengenakkan. Ya seperti biasa aku hanya berbaring dan bersandar dibalkon sambil menghisap puntungan rokok. Aku tahu ini tidak baik, sulit ku jelaskan, karena hal ini sedikit membuatku tenang. Tiba-tiba saja aku mendengar sebuah langkah kaki menuju tepat ke dalam ruangan tempatku berada. Baru saja hendak aku berbaring, gadis itu sudah masuk kedalam ruangan yang tak berpintu itu.

“Maaf ya, aku mengganggu” Ucapnya sambil tersenyum.
“Eh, iya, silahkan saja” Balasku agak kaku.
“Terimakasih ya sudah mengamankan bukuku” Ujarnya sambil mengangkat buku yang digenggamnya ke arahku.
“He? Bu bukan aku yang menyimpannya disitu, aku juga baru kok kesini” Balasku.
“Tidak mungkin, rokokmu itu sudah hampir habis, posisi badanmu juga menunjukan kamu baru saja beranjak dari tidurmu itu, itu artinya kamu sudah lama disini, dasar” Ujarnya sambil pergi keluar tersenyum jutek padaku.
“Hah, aku tidak tertidur, dasar sok tahu. Lagipula seharusnya kamu cari tempat lain untuk membaca, tak kusangka ada orang yang datang juga ke tempat seperti ini” Jawabku dingin.
“...” Gadis itu hanya terdiam.
“Ehh, maaf aku tak bermaksud menyinggungmu, abaikan saja apa yang baru saja ku katakan, ya” Ucapku, sedikit tidak sopan, habis gadis itu menyebalkan.
“Yang pindahin bukuku itu hantu lho!” Ucapnya sambil spontan berbalik ke arahku, badannya agak sedikit membungkuk dan ..
“Wleee” Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya dan menarik pipinya kesamping.
“Heeee?” Spontan wajahku menahan tawa dan kesal, sambil membuang puntung rokokku ke tong sampah yang berada didekat sana waktu itu.

Dasar, gadis aneh. Apa yang baru saja dia katakan itu? Tidak masuk akal. Hah hantu?! Tidak mungkin.

Aku bergegas pulang karena hari sudah larut malam, sesampainya dirumah aku mengistirahatkan diri. Terlihat handphoneku yang bergetar, menampilkan sebuah pesan yang masuk dari rekanku dalam sebuah organisasi. “Ada hal yang inginn dibahas besok, mengenai materi yang kita ajukan kepada ketua, kami menunggu kehadiranmu dalam rapat kali ini, thx” Apa-apaan ini seenaknya saja membuat jadwal mendadak. Ah, tak apalah, lagipula akhir-akhir ini aku sudah jarang berkumpul.

Keesokan harinya aku usahakan untuk datang ke kampus, setidaknya hadir dalam satu kelas terakhir ini, berhubung aku juga sudah banyak absen dalam mata kuliah ini. Sial, ternyata aku bertemu dengan gadis itu lagi. Aku putuskan untuk segera masuk kedalam kelas saja, padahal masih ada 5 menit untuk menghirup udara segar. Syukurlah kali ini dosennya kerajinan. Seperti biasa, mata kuliah yang membosankan.

Selesai jam kuliah, seperti biasa rutinitasku, kalau tidak ada urusan lain ya pulang kerumah. Kali ini aku berdiam dulu di depan ruang kelasku, dengan menghisap sebatang rokok. Heeee?! Aku sedikit terkejut melihatnya, dia pun begitu, dengan mengangkat satu alis matanya kemudian tersenyum.

“Wah, sudah menjadi kebiasaanmu ya, berdiam dan merokok ditempat sepi seperti ini, apa tidak bahaya” Ujarnya sambil tertawa kecil.
“Enggaklah, suka-suka aku dong” Jawabku cetus, protes aja lagi.
“Hahaha iya iya, aku tinggal ya” Jawabnya sambil berjalan menuju lorong pintu keluar.
“Terserah kau saja” Cetusku.

Tadi itu, dia keluar dari ruang kelas sebelah? Apa sebenarnya yang dilakukannya? Aneh. Aku penasaran dan mencoba memeriksa ruang sebelah, tapi tidak ada apa-apa, tidak ada hal aneh yang mencurigakan. Terkecuali, dasar ceroboh, dia itu pelupa apa sengaja meninggalkan buku itu disitu ya. Ah sudahlah, aku malas berurusan dengan gadis itu. Aku pun melangkah kembali ketempat tadi ku duduk, tapi aku berhenti sejenak, dan kembali keruangan itu, mengambil bukunya. Sampul putih dengan corak abstrak dicovernya, dan judulnya bertuliskan ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf