Awalnya
hari-hari selalu berjalan seperti biasa saja, tidak ada yang istimewa, semua
terasa sama, bisa dibilang monoton, sekalipun aku bertemu dengan orang-orang
yang baru maupun rutinitas baru, rasanya sama saja, entah kenapa semua mulai
berubah, sejak pertemuan itu terjadi.
Entah hari
apa waktu itu aku tak begitu ingat persisnya, yang pasti aku sedang menunggu
jam mata kuliah umum masuk, aku hanya duduk-duduk mengikuti alur yang mengalir
di antara tawa canda teman-temanku. Tiba-tiba datang seorang gadis yang
kemudian duduk di balkon yang sama denganku, meskipun jaraknya agak jauh,
entahlah, sejenak aku memperhatikan dari tadi gadis itu sedang asyik dengan
buku bacaannya, hah, sok rajin deh, dalam hatiku berbisik.
Aku rasa
dosen ini tidak akan masuk hari ini, tahu begitu aku tidak akan masuk deh tadi.
Untuk melepas bosan akhirnya aku ikut bergabung dengan canda tawa teman-temanku
walaupun sebenarnya semua terasa biasa saja. Seketika aku menengok ke tempat
anak gadis itu tadi duduk, ternyata dia sudah masuk kelas, eh tapi bukunya
tertinggal, baru saja aku beranjak dari dudukku menghampiri buku itu, tiba-tiba
saja gadis itu keluar ruang kelasnya dan mengambil bukunya kembali. Ketika ia
kembali masuk kedalam ruangannya ia sempat berbalik tersenyum dan mengucapkan
“terimakasih”. Aku hanya tersenyum kecil, dasar gadis aneh.
Keesokan
harinya entah kenapa aku bertemu dengan gadis itu lagi, tadinya aku ingin
menenangkan diri disebuah ruangan dikampusku yang biasa ku tempati untuk
menenangkan diri dari suasana yang tidak mengenakkan. Ya seperti biasa aku
hanya berbaring dan bersandar dibalkon sambil menghisap puntungan rokok. Aku
tahu ini tidak baik, sulit ku jelaskan, karena hal ini sedikit membuatku
tenang. Tiba-tiba saja aku mendengar sebuah langkah kaki menuju tepat ke dalam
ruangan tempatku berada. Baru saja hendak aku berbaring, gadis itu sudah masuk
kedalam ruangan yang tak berpintu itu.
“Maaf ya,
aku mengganggu” Ucapnya sambil tersenyum.
“Eh, iya,
silahkan saja” Balasku agak kaku.
“Terimakasih
ya sudah mengamankan bukuku” Ujarnya sambil mengangkat buku yang digenggamnya
ke arahku.
“He? Bu
bukan aku yang menyimpannya disitu, aku juga baru kok kesini” Balasku.
“Tidak
mungkin, rokokmu itu sudah hampir habis, posisi badanmu juga menunjukan kamu
baru saja beranjak dari tidurmu itu, itu artinya kamu sudah lama disini, dasar”
Ujarnya sambil pergi keluar tersenyum jutek padaku.
“Hah, aku
tidak tertidur, dasar sok tahu. Lagipula seharusnya kamu cari tempat lain untuk
membaca, tak kusangka ada orang yang datang juga ke tempat seperti ini” Jawabku
dingin.
“...” Gadis
itu hanya terdiam.
“Ehh, maaf
aku tak bermaksud menyinggungmu, abaikan saja apa yang baru saja ku katakan, ya”
Ucapku, sedikit tidak sopan, habis gadis itu menyebalkan.
“Yang
pindahin bukuku itu hantu lho!” Ucapnya sambil spontan berbalik ke arahku,
badannya agak sedikit membungkuk dan ..
“Wleee”
Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya dan menarik pipinya kesamping.
“Heeee?”
Spontan wajahku menahan tawa dan kesal, sambil membuang puntung rokokku ke tong
sampah yang berada didekat sana waktu itu.
Dasar, gadis aneh. Apa yang baru saja
dia katakan itu? Tidak masuk akal. Hah hantu?! Tidak mungkin.
Aku bergegas
pulang karena hari sudah larut malam, sesampainya dirumah aku mengistirahatkan
diri. Terlihat handphoneku yang bergetar, menampilkan sebuah pesan yang masuk
dari rekanku dalam sebuah organisasi. “Ada
hal yang inginn dibahas besok, mengenai materi yang kita ajukan kepada ketua,
kami menunggu kehadiranmu dalam rapat kali ini, thx” Apa-apaan ini seenaknya
saja membuat jadwal mendadak. Ah, tak apalah, lagipula akhir-akhir ini aku
sudah jarang berkumpul.
Keesokan
harinya aku usahakan untuk datang ke kampus, setidaknya hadir dalam satu kelas
terakhir ini, berhubung aku juga sudah banyak absen dalam mata kuliah ini.
Sial, ternyata aku bertemu dengan gadis itu lagi. Aku putuskan untuk segera
masuk kedalam kelas saja, padahal masih ada 5 menit untuk menghirup udara
segar. Syukurlah kali ini dosennya kerajinan. Seperti biasa, mata kuliah yang
membosankan.
Selesai jam
kuliah, seperti biasa rutinitasku, kalau tidak ada urusan lain ya pulang
kerumah. Kali ini aku berdiam dulu di depan ruang kelasku, dengan menghisap
sebatang rokok. Heeee?! Aku sedikit terkejut melihatnya, dia pun begitu, dengan
mengangkat satu alis matanya kemudian tersenyum.
“Wah, sudah
menjadi kebiasaanmu ya, berdiam dan merokok ditempat sepi seperti ini, apa
tidak bahaya” Ujarnya sambil tertawa kecil.
“Enggaklah,
suka-suka aku dong” Jawabku cetus, protes aja lagi.
“Hahaha iya
iya, aku tinggal ya” Jawabnya sambil berjalan menuju lorong pintu keluar.
“Terserah
kau saja” Cetusku.
Tadi itu,
dia keluar dari ruang kelas sebelah? Apa sebenarnya yang dilakukannya? Aneh.
Aku penasaran dan mencoba memeriksa ruang sebelah, tapi tidak ada apa-apa,
tidak ada hal aneh yang mencurigakan. Terkecuali, dasar ceroboh, dia itu pelupa
apa sengaja meninggalkan buku itu disitu ya. Ah sudahlah, aku malas berurusan
dengan gadis itu. Aku pun melangkah kembali ketempat tadi ku duduk, tapi aku
berhenti sejenak, dan kembali keruangan itu, mengambil bukunya. Sampul putih
dengan corak abstrak dicovernya, dan judulnya bertuliskan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf