Senin, 25 Juni 2012

Secret Admirer Part II


In My Room

Anatomi Tubuh Manusia! Untuk apa? Padahal kan dia kuliah dijurusan yang sama denganku. Apa dia kuliah juga di tempat lain? Ah, siapa pun bisa membaca buku seperti ini, mungkin saja untuk kepentingan lain, atau mungkin ini buku milik temannya.

Sambil berbaring, perlahan-lahan ku buka lembar perlembar tiap halaman, memperhatikan isi dari bukunya, dan coretan-coretan kecil berwarna disetiap pinggiran-pinggiran lembar dan pada bagian-bagian terpenting. Ternyata gadis ini tak pandai juga dalam hal mencatat, tulisannya tidak terbaca, saking jeleknya, aku tertawa dalam hati. Sesuai judulnya, isi dari buku ini kurang lebih membahas tentang anatomi tubuh dari mulai tulang, pernafasan, dan sistem-sistem lainnya. Tunggu! Setiap hari apa dia membawa buku yang berbeda? Waktu itu dia meninggalkan bukunya juga kan, tapi tidak setebal ini, dan sampul bukunya juga tidak berwarna putih, tapi biru. Dia itu, sok pintar, setiap hari membawa buku yang berbeda-beda, apa pula maksudnya dia meninggalkan bukunya, kenapa pula harus aku yang menemukan bukunya, aku yakin orang lain ada yang melihatnya juga, ya mungkin mereka tidak peduli, siapa pula yang mau mengambil buku yang isinya orang bilang membosankan ini, kenapa pula, aku dengan bodohnya mencaritahu sejauh ini, hoaaamzz, benar ya seharusnya ku tinggalkan saja bukunya itu. Ku taruh buku itu dibawah kasur, ada lipatan kertas yang terjatuh, aku pun memeriksa apa isinya. Gambar? Sebuah sketsa paru-paru dengan catatan-catatan kecil, dan sebuah print out hasil ronsen yang ikut terlipat. Milik siapa ini? Apa mungkin gadis itu?

Keesokan hari, dalam sebuah rapat BEM-HIMA

“Ini bukumu” Aku mengembalikan buku miliknya itu, ternyata selama ini dia juga anggota BEM di jurusan kami.
“Waah, syukurlah, terimakasih ya, pantas saja kemarin seperti ada yang kelupaan, hahaha” Ujarnya tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Sama-sama, lain kali, hati-hati” Balasku singkat dan kembali merapat ke tempat dudukku.
“Um?”

Rapat yang akan selalu membosankan, adakah sesuatu yang menarik selain hal-hal yang konyol untuk di diskusikan di forum ini. Kadang aku merasa BEM jurusanku ini payah sekali.

“Hoy!”
“Ha?!” Aku terkejut kecil seketika menoleh dan ternyata gadis itu lagi, sial.
“Eh anu, maaf, aku tak bermaksud mebuatmu terkejut kok” Wajahnya terlihat menyesal.
“Apa maumu, bukannya kamu duduk disana ya?” Tanyaku agak kesal dan heran.
“Um, tadinya kupikir sekalian berkenalan, selama ini kita sering bertemu dan berpapasan tapi belum tahu nama masing-masing, aku jadi bingung kalau mau menyapa, hehe” Ujarnya polos.
“Terlalu berbelit-belit ya, bilang saja ingin berkenalan” Jawabku singkat sambil mencoba fokus pada rapat saja.
“Ya, seperti itu lah, hehe, aku Tabitha, namamu siapa?” Ujarnya tersenyum mendekatkan wajahnya padaku, dasar, padahal dia duduk disampingku.
“Berisik! Perhatiin yang rapat tidak sih? Tolong jauhkan juga tatapanmu itu sangat mengerikan” Bisikku agak kesal juga.
“Huhh, aku kan cuma ingin tahu namamu saja, habis aku ngomong tidak diperhatikan sih” Gadis itu cemberut sambil memandang kedepan, bukan memperhatikan ketua yang sedang berbicara, pasti dipikirannya dia menggerutu karena omonganku barusan, haha, dasar.
“Aku Raka, maaf ya, habis nanti dikira ngobrol dan gak merhatiin, malas juga kalau harus ditegur-tegur segala” Ujarku padanya, sambil tersenyum.
“Lagipula kamu juga tidak memperhatikan rapat ini kan, Raka?” Cetusnya sambil asyik bermain dengan ponselnya.
“Sok tahu, ada juga kamu yang tidak memperhatikan” Balasku jutek.
“Orang sepertimu pasti menganggap ini rapat yang membosankan kan, aku sih jujur memang tidak begitu tertarik dengan rapat ini, tapi aku masih bisa menangkap poin-poin dari rapat ini apa, wleee” Gadis itu lagi-lagi mengolok-olokku, menyebalkan.
“Terserah kamu” Balasku singkat.
Rapat selesai, seperti biasa berakhir membosankan, ternyata ketua BEM Rio, berencana untuk mengadakan study tour mahasiswa, dasar kesannya kita seperti anak sekolahan saja. Eh, si Tabitha itu hanya diam saja, dia asyik dengan catatan-catatannya.

“Kamu enggak keluar? Aku duluan ya” Ujarku melangkah keluar ruangan.
“Tidak, iya duluan saja” Jawabnya sambil tetap asyik menulis.

Aku putuskan untuk pulang saja, tapi teman-temanku masih nongkrong saja di lobi kampus, aku sih tadinya ingin ijin pulang saja, ya ampun, aku lupa hari ini ada rapat Organisasi diluar, terpaksa aku ijin untuk pulang duluan. Selama diperjalanan kenapa aku masih sempat-sempatnya memikirkannya ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf