In My Room
Anatomi Tubuh Manusia! Untuk
apa? Padahal kan dia kuliah dijurusan yang sama denganku. Apa dia kuliah juga
di tempat lain? Ah, siapa pun bisa membaca buku seperti ini, mungkin saja untuk
kepentingan lain, atau mungkin ini buku milik temannya.
Sambil berbaring, perlahan-lahan ku buka lembar perlembar
tiap halaman, memperhatikan isi dari bukunya, dan coretan-coretan kecil
berwarna disetiap pinggiran-pinggiran lembar dan pada bagian-bagian terpenting.
Ternyata gadis ini tak pandai juga dalam
hal mencatat, tulisannya tidak terbaca, saking jeleknya, aku tertawa dalam
hati. Sesuai judulnya, isi dari buku ini kurang lebih membahas tentang anatomi
tubuh dari mulai tulang, pernafasan, dan sistem-sistem lainnya. Tunggu! Setiap hari apa dia membawa buku
yang berbeda? Waktu itu dia meninggalkan bukunya juga kan, tapi tidak setebal
ini, dan sampul bukunya juga tidak berwarna putih, tapi biru. Dia itu, sok
pintar, setiap hari membawa buku yang berbeda-beda, apa pula maksudnya dia
meninggalkan bukunya, kenapa pula harus aku yang menemukan bukunya, aku yakin
orang lain ada yang melihatnya juga, ya mungkin mereka tidak peduli, siapa pula
yang mau mengambil buku yang isinya orang bilang membosankan ini, kenapa pula,
aku dengan bodohnya mencaritahu sejauh ini, hoaaamzz, benar ya seharusnya ku
tinggalkan saja bukunya itu. Ku taruh buku itu dibawah kasur, ada lipatan
kertas yang terjatuh, aku pun memeriksa apa isinya. Gambar? Sebuah sketsa paru-paru dengan catatan-catatan kecil, dan
sebuah print out hasil ronsen yang ikut terlipat. Milik siapa ini? Apa mungkin
gadis itu?
Keesokan hari, dalam sebuah rapat BEM-HIMA
“Ini bukumu” Aku mengembalikan buku miliknya itu, ternyata
selama ini dia juga anggota BEM di jurusan kami.
“Waah, syukurlah, terimakasih ya, pantas saja kemarin
seperti ada yang kelupaan, hahaha” Ujarnya tersenyum sambil menggaruk-garuk
kepalanya.
“Sama-sama, lain kali, hati-hati” Balasku singkat dan
kembali merapat ke tempat dudukku.
“Um?”
Rapat yang akan selalu membosankan, adakah sesuatu yang
menarik selain hal-hal yang konyol untuk di diskusikan di forum ini. Kadang aku
merasa BEM jurusanku ini payah sekali.
“Hoy!”
“Ha?!” Aku terkejut kecil seketika menoleh dan ternyata
gadis itu lagi, sial.
“Eh anu, maaf, aku tak bermaksud mebuatmu terkejut kok”
Wajahnya terlihat menyesal.
“Apa maumu, bukannya kamu duduk disana ya?” Tanyaku agak
kesal dan heran.
“Um, tadinya kupikir sekalian berkenalan, selama ini kita
sering bertemu dan berpapasan tapi belum tahu nama masing-masing, aku jadi
bingung kalau mau menyapa, hehe” Ujarnya polos.
“Terlalu berbelit-belit ya, bilang saja ingin berkenalan”
Jawabku singkat sambil mencoba fokus pada rapat saja.
“Ya, seperti itu lah, hehe, aku Tabitha, namamu siapa?”
Ujarnya tersenyum mendekatkan wajahnya padaku, dasar, padahal dia duduk
disampingku.
“Berisik! Perhatiin yang rapat tidak sih? Tolong jauhkan
juga tatapanmu itu sangat mengerikan” Bisikku agak kesal juga.
“Huhh, aku kan cuma ingin tahu namamu saja, habis aku
ngomong tidak diperhatikan sih” Gadis itu cemberut sambil memandang kedepan,
bukan memperhatikan ketua yang sedang berbicara, pasti dipikirannya dia
menggerutu karena omonganku barusan, haha, dasar.
“Aku Raka, maaf ya, habis nanti dikira ngobrol dan gak
merhatiin, malas juga kalau harus ditegur-tegur segala” Ujarku padanya, sambil
tersenyum.
“Lagipula kamu juga tidak memperhatikan rapat ini kan,
Raka?” Cetusnya sambil asyik bermain dengan ponselnya.
“Sok tahu, ada juga kamu yang tidak memperhatikan” Balasku
jutek.
“Orang sepertimu pasti menganggap ini rapat yang membosankan
kan, aku sih jujur memang tidak begitu tertarik dengan rapat ini, tapi aku
masih bisa menangkap poin-poin dari rapat ini apa, wleee” Gadis itu lagi-lagi
mengolok-olokku, menyebalkan.
“Terserah kamu” Balasku singkat.
Rapat selesai, seperti biasa berakhir membosankan, ternyata
ketua BEM Rio, berencana untuk mengadakan study tour mahasiswa, dasar kesannya
kita seperti anak sekolahan saja. Eh, si Tabitha itu hanya diam saja, dia asyik
dengan catatan-catatannya.
“Kamu enggak keluar? Aku duluan ya” Ujarku melangkah keluar
ruangan.
“Tidak, iya duluan saja” Jawabnya sambil tetap asyik
menulis.
Aku putuskan untuk pulang saja, tapi teman-temanku masih
nongkrong saja di lobi kampus, aku sih tadinya ingin ijin pulang saja, ya
ampun, aku lupa hari ini ada rapat Organisasi diluar, terpaksa aku ijin untuk
pulang duluan. Selama diperjalanan kenapa aku masih sempat-sempatnya
memikirkannya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf