Senin, 02 Juli 2012

My Green Living Experiences



Sebenarnya ini re-post dari naskah yang gagal ikut kompetisi menulis online, tapi saya mau membagi pengalaman saja, selamat membaca!        
            Dari dulu sampai sekarang saya suka sekali makan makanan yang praktis dan cepat saji, dengan alasan saya tidak ada banyak waktu untuk membuatnya sendiri. Apalagi sekarang ini, dengan rutinitas saya di perkuliahan dan di organisasi dalam maupun diluar kampus, saya jadi lebih sulit untuk menyiapkan bekal sendiri. Terpaksa membeli makanan yang cepat saji, biasanya dibungkus menggunakan styrofoam, kertas nasi, atau pelastik, ya awalnya masih biasa aja, karena saya pikir satu sampah plastik/styrofoam tidak akan berpengaruh besar untuk kehidupan kita.
            Tapi ternyata, kenyataannya berbeda setelah melihat beberapa sampah styrofoam yang mengapung di pembuangan air yang justru menyumbat saluran-saluran dan menimbulkan banjir jika terjadi hujan besar. Belum lagi sampah-sampah styrofoam yang menumpuk di TPS/TPA karena tidak bisa teruraikan maupun di daur ulang, justru menjadi sarang penyakit dan sampah itu akan mengeluarkan gas metan yang sangat berpengaruh terhadap pemanasan global, setelah saya baca-baca beberapa artikel dan penjelasan mengenai bahaya styrofoam ini, ternyata terdapat zat berbahaya yang terkandung dalam styrofoam akan pindah pada makanan yang dibungkusnya, sehingga menimbulkan penyakit seperti kanker.
            Sejak itu saya jadi pikir dua kali untuk membeli makanan praktis dan cepat saji. Jadi, saya mulai menggunakan tempat makan dan minum sendiri dan membawa makanan sendiri dari rumah, selain membuat kita lebih irit, hal ini juga lebih baik karena kalau kita yang menyiapkan makanannya sendiri, kita bisa memastikan makanan yang kita buat sendiri itu higenis. Kalau pun tidak sempat menyiapkannya, dan membuat saya terpaksa untuk makan diwarung-warung makan, saya lebih memilih untuk makan ditempat daripada dibungkus. Selain itu saya juga selalu membawa tas kantong yang dapat di reuse, untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Demikian, berarti kita telah mengurangi penggunaan serta jumlah sampah plastik/styrofoam. Yuk, kita mulai ber-green-living. Karena menjaga kesehatan kita sangat penting, agar kita tetap produktif dan aktif dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ini Gayaku untuk mendukung Kampanye "Styrofoam? No, Thanks!.", Apa gayamu?



Salam Lestari, Bulan Kecil.


1 komentar:

  1. Lebih enak balik ke Jaman Majapahit, belum ada nih polusi2 kaya gini, hahahaha.... Apa alternatif lain selain sterofoam??

    BalasHapus

Surat Untuk Syf