Minggu, 15 Juli 2012

Harmoni Tiga Alam Kesadaran

Dalam sadar ku tertidur, bawah sadarku terjaga, tak sadarku terlelap.
Dalam sadar ku memandang, bawah sadarku memvisualisasikan, tak sadarku melayang.
Dalam sadarku mendengar, bawah sadarku mengamati, tak sadarku mencari.
Dalam sadarku bicara, bawah sadarku memahami, tak sadarku mengerti. – Bulan Kecil

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah : 164)

Semakin membuka mata, semakin tau aku ini hanya bagian kecil dari semesta. Semakin membuka mata, semakin tau kalau ternyata aku masih jalan di tempat saja. Semakin membuka mata, semakin terlihat bahwa aku ini belum ada apa-apanya. Semakin membuka mata, semakin aku tau bahwa aku ini belum tau banyak tentang dunia. Semakin aku membuka mata, semakin aku tau dimana sebenarnya aku berada. Semakin aku membuka mata, semakin aku tau siapa diriku dan siapa mereka sebenarnya. - Bulan Kecil

Manusia dan alam semesta yang  melingkupinya tersusun dari dzat yang sama. Yakni, materi dan energi yang menyimpan informasi dalam pola gelombangnya. Karena itu, dalam kondisi tertentu manusia dan alam bisa melakukan interaksi informasi tersebut secara efektif, dan sengaja. Interaksi informasi itu terjadi seiring dengan “matching”nya frekuensi antara manusia dengan alam dan peristiwa-peristiwa disekitarnya. Mirip dengan mekanisme antara radio dengan stasiun pemancar, yang harus dicocokan dulu gelombangnya. Pencocokan gelombang itu bukan terjadi disisi alam, melainkan disisi manusia. Yakni dengan mengatur fase-fase kesadarannya.

Demikian tiga fase kesadaran manusia, yaitu:
Fase sadar yang ditandai dominasi gelombang Beta.
Fase bawah sadar yang ditandai dengan gelombang Alfa-Teta.
Fase tak sadar yang ditandai oleh gelombang Delta.

Ketiga fase kesadaran ini menentukan informasi jenis apa yang akan kita serap kedala diri kita menjadi persepsi. Ada yang berpengaruh pada Persepsi pikiran yang rasional, ada pula yang mempengaruhi persepsi rasa yang emosional dan ada yang berdampak pada persepsi universal yang bersifat spiritual. Ketiganya terjadi mengikuti pola pikiran sadar, bawah sadar, dan tak sadar. Ketiga fase gelombang kesadaran itu sebenarnya hanya berfungsi menjadi gelombang latar saja. Atau gelombang Carrier, yang membawa informasi makna di dalamnya. Yang lebih penting adalah makna yang terkandung dalam informasi itu. Inilah yang bakal ditangkap oleh sosok dibalik otak manusia yang bernama jiwa. Satu sosok yang membaca persepsi yang ditampilkan oleh layar monitor: Otak kita. Atau lebih jauh, juga terjadi diseluruh sel-sel penyusun tubuh kita, ketika sudah measuki fase tak sadar.

Persepsi yang muncul akan sesuai dengan makna yang dibawa oleh gelombang Carrier tersebut. Sekaligus menentukan dibagian mana persepsi itu akan ditampilkan. Jika gelombang latarnya adalah Beta, makna persepsi itu akan muncul dikulit otak yang bekerja secara rasional. Jika gelombang latarnya Alfa-Teta, persepsi itu akan menggetarkan poros otak-jantung. Dan jika gelombang latarnya delta, ia akan menggetarkan seluruh tubuh, mulai dari otak, jantung, sampai kulit. Inilah yang diceritakan Allah SWT dalam Alkitab tentang bergetarnya seluruh tubuh seseorang yang berdzikir kepada Allah. Subtansi manusia terletak pada perpaduan antara pikiran sadar dan bawah sadarnya. Pikiran sadar berfungsi sebagai pengendali dan penanggungjawab. Sedangkan pikiran bawah sadar memberikan arah lewat intuisi, inspirasi, imajinasi, dan solusi-solusi yang berada di luar kalkulasi pikiran sadar. penggabungan fungsi keduanya secara simultan akan melahirkan kesempurnaan. Dalam tataran praktis, ternyata kita bisa menghadirkan gelombang pikiran bawah sadar itu dalam kondisi sadar. Bahwa, ketika seseorang sedang dalam kondisi sadar penuh yang didominasi gelombang Beta, ia bisa juga menghadirkan gelombang Alfa, Teta, banhkan Delta.

Pikiran sadar bersumber dari kegiatan yang bersifat rasional dan logis. Membentuk sebuah proses analisa kritis. Jadi, ketika kita sedang dalam keadaan seperti itu, berarti kita sedag sadar penuh. Biasanya, terkait dengan stress. Ada yang ringan, ada pula yang berat.
Pikiran bawah sadar adalah mekanisme yang bersumber dari perasan. Sifatnya emosional dalam arti “Sepenuh Hati”. Suasananya rileks dan tanpa beban. Bersikap apa adanya, tidak perlu berpikir rumit cukup merasakan saja. Cuma nyaman atau tidak nyaman. Cocok atau tidak cocok. Suka atau tidak suka. Yang terpenting bagi pikirang bawah sadar adalah menanamkan memori kebaikan, keindahan, kemanfaatan, kebahagiaan, kebajikan, kasih dan sayang. Sehingga ketika diaktifkannya, memori-memori itu akan menjadi bahan kebaikan.
Pikaran tak sadar adalah mekanisme yang bersumber dari alam semesta. Ukurannya lebih samar, hanya orang-orang yang sudah mencapai tingkat tertentu saja yang bisa merasakannya dalam keadaan sadar. Yakni, orang yang sudah terbiasa memasuki alam bawah sadarnya atau orang sudah terbiasa menghadirkan pikiran bawah sadar di dalam kesadarannya.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfaal : 2)

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’d : 28 )

Orang-orang yang terbiasa meditasi atau berdzikir sejara mendalam biasanya bisa merasakan hadirnya gelombang Delta itu dalam kondisi sadar. Secara sederhana bisa di gambarkan sebagai rasa bersatu dengan alam. Kadar egonya sangat rendah. Pikiran rasionalnya tidak dominan, emosionalnya tidak terlalu menonjol. Ia tampil datar dan polos seiring dengan ritme alam.



Sourced:
Energi Dzikir/Agus Mustofa

2 komentar:

  1. sist, tulisannya ga ke baca, warnanya kurang jelas

    BalasHapus

Surat Untuk Syf