Di tubuh halus manusia, yang disebut juga tubuh
bioplasmik, diketahui memiliki pintu-pintu energi. Kesehatan pintu energi
itulah yang mendasari energi elektromagnetik (aura) seseorang, sedangkan warna
yang tertangkap sebagai pancaran sinar elektromagnetik itu merupakan hasil
dominasi keaktifan pintu-pintu energi tersebut. Pintu-pintu energi itu disebut
juga dengan “cakra”, yang dalam bahasa Sansekerta berarti juga “roda yang
berputar”.
Dalam literatur Yogam, tubuh bioplasmik
seseorang memiliki pintuipintu energi yang jumlahnya berkisar 360, yang terdiri
dari pintu-pintu besar, sedang, dan kecil. Tapi yang sangat berperan menghasilkan warna aura adalah pintu-pintu
besar, yang dikenal juga dengan sebutan “cakra-cakra utama” yang berjumlah
tujuh dengan nama dan warna tertentu, yang memberi intensitas energi
sendiri-sendiri pada tiap wilayah kesehatan organ dari tubuh fisik tersebut
seperti berikut.
1.
Cakra
dasar (Muladara) warna energi merah. Cakra dasar berhubungan dengan badan fisik
terletak di dasar tulang punggung yaitu di ujung tulang ekor. Bertanggung jawab
untuk kesehatan tulang dan otot di tubuh fisik, dan memberi energi pada
semangat hidup seseorang. Cakra dasar yang aktif maka seseorang akan cenderung
untuk hidup dengan penuh semangat & motivasi & sebaliknya cakra dasar
yang kecil, kotor & terhambat maka akan hidup bermalas-malasan tanpa
semangat bahkan memiliki kecenderungan untuk mudah putus asa bahkan bunuh diri.
2.
Cakra
Sex (swadistan), warna energi oranye. Cakra seks terdapat pada tulang pelvis.
Cakra sex diasosiasikan dengan wana oranye & memiliki 6 lembar daun. Bertanggung
jawab untuk kesehatan organ-organ reproduksi, berpengaruh pada aktivitas
seksual seseorang dan memberi energi pada kemampuan berinteraksi dengan sesama.
Cakra seks yang bersih dan aktif akan memiliki pikiran yang lebih positif serta
percaya diri. Sebaliknya seseorang akan menjadi tidak perduli, kasar, berpikir
negatif(kurang kreatif), termasuk seks menyimpang jika cakra seksnya kotor
& terhambat.
3.
Cakra
Pusar (Manipura), warna energi kuning. Pusat energi ketiga berhubungan dengan
tubuh fisik terletak di pusar & amat penting dalam mempertahankan vitalitas
seseorang. Bertanggung jawab untuk kesehatan organ-organ reproduksi, dan
memberi energi pada ambisi seseorang, baik positif maupun negatif. Seseorang
dengan cakra pusar yang berkembang & bersih maka akan dapat mengatasi
hal-hal seperti tersebut di atas & mengubahnya menjadi suatu yang positif
seperti rasa aman, puas, gembira, nyaman & percaya diri.
4.
Cakra
Jantung (Anahata), warna energi hijau. Pusat energi keempat berhubungan dengan
tubuh fisik terletak di dada. Bertanggung jawab
pada semua organ yang berada dalam rongga dada, dan memberi energi pada
timbang rasa perasaan seseorang. Seseorang dengan cakra jantung yang kecil,
kotor atau terhambat akan memiliki kecenderungan egois, sombong, fanatic,
tamak/rakus, munafik, & gelisah. Sedangkan cakra jantung yang berkembang
dengan baik menyebabkan seseorang penuh dengan rasa cinta kasih & kasih
sayang serta dapat berempati terhadap sesama.
5.
Cakra
Cakra Tenggorokan (Visudhi), warna energi biru. Secara fisik cakra ini
memberikan energi kepada kelenjar thyroid & parathyroid. Bertanggung jawab
pada organ dalam rongga leher, termasuk telinga, hidung, dan tenggorokan (THT),
dan memberi energi pada kemampuan seseorang dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, dalam kreatvitas halus seperti melukis dan menulis. Cakra
jantung yang yang bersih & terhubung dengan cakra tenggorokan yang bersih
pula akan mengakibatkan seseorang akan dapat mengekspresikan seluruh isi hati
dengan baik. Sifat-sifat yang berkenaan dengan cakra tenggorokan yang
berkembang dengan baik antara lain adalah kepasrahan, keberhasilan, kelimpahan
& kesejahteraan serta pengembangan pengetahuan duniawi.
6.
Cakra
mata ke tiga (Ajna), warna energi indigo atau nila. Cakra ini memberikan energy
ke kedua mata, hidung & kelenjar pituitary. Disebut cakra mata ketiga
karena cakra yang berkembang aktif & bersih dapat memberikan pewaskitaan
(clairvoyance) atau kekuatan psikis lainnya. Selain pewaskitaan, cakra ini
merupakan titik pemusatan & pengatur dari cakra-cakra di bawahnya. Bertanggung
jawab pada seluruh organ dalam rongga kepala, termasuk panca indera dan memberi
energi pada kepekaan intuisi dan ketajaman perasaan untuk hal-hal abstrak,
sepeti berfikir cepat. Seringkali manusia yang telah mencapai taraf kewaskitaan
terpesona oleh sensasi tersebut & lupa akan tujuan utamanya & lama
terhambat pada kesadaran di tahap ini.
7.
Cakra
mahkota (sahasrara), warna energi violet. Pusat energy ke tujuh berhubungan
dengan tubuh fisik terletak di ubun-ubun. Cakra ini adalah pusat masuknya
energy Illahi ke seluruh lapisan tubuh & kesadaran. Bertanggung jawab pada
semua organ di kepala, khususnya otak dan memberi energi pada sikap seseorang
dalam hal berhubungan dengan keilahian. Seseorang yang cakra mahkotanya
berkembang secara sempurna akan banyak mengetahui rahasia alam. Menjaga agar
cakra ini selalu bersih amatlah penting agar energy spiritual dapat diterima
secara terus menerus oleh seluruh tubuh. Cakra mahkota yang terbuka dengan
lebar maka seseorang dapat melakukan perjalanan astral dengan lebih mudah.
Jadi, seluruh cakra
tersebutlah yang mendominasikan warna pada medan elekromagnetik seseorang.
Begitu pula setiap warna yang dipancarkan akan memberikan gambaran karakter
seseorang dan kondisi emosiseseorang tersebut. Maka dari itu, kita harus
menjaga keseimbangan dan kemurnian medan (Aura) kita agar menjadi perisai yang
akan mellindungi dan menyaring setiap energi yang masuk dan menyeimuti
disekitar kita.
Sourced:
Book of Rahasia Anak
Indigo, Lebih Dalam tentang Indera Keenam, Aura Manusia
Cara menjaga keseimbangan dan kemurnian medan (Aura? Aku malah bingun nih :)
BalasHapusMenjaga keseimbangannya dan menjaga kemurniannya dengan rajin memfilter setiap emosi yang masuk/yang datang, tentunya dengan cara masing-masing, semisal, meditasi, berdzikir, menjaga pola makan (ngaruh juga) menjaga hati, menjaga cinta (ini boleh iya, boleh engga hahaha), dan menjaga dompet (ini ngawur) :D
Hapus