Senin, 16 Juli 2012

Wanita dan Emansipasi


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Kehidupan itu perlahan membuka jalan
Jalan yang sulit ditempuh, dengan banyak pilihan
Yang berkabut kini berkilau, seolah membimbing kita pada cahaya baru
Sehingga ketika kita berjalan, Ditekan dua pilihan
Akankah kita,
Tetap hidup dengan tuntutan atau kembali kepada moral dan agama ?

            Wanita Indonesia kini sudah mulai membebaskan dirinya pada dunia, yang sering kali membuat wanita kini lupa diri akan kodratnya dan perannya sebagai wanita. Masuknya budaya-budaya asing ke Indonesia memberikan pengaruh baik-buruknya yang agak sulit untuk di filter oleh masyarakat kita, sehingga menggeser budaya-budaya di Indonesia. Wanita yang seharusnya bisa mempertahankan dirinya dengan norma dan nilai yang mengikat, kini justru berbalik meninggalkan norma dan nilai tersebut, secara tidak langsung ini menggeser peran atau nilai pada wanita. Dapat kita lihat kenyataan yang terjadi di sekitar kita sekarang ini.

            Dalam dunia kapitalis atau industri, bisa kita lihat emansipasi yang seharusnya membebaskan wanita dari perbudakan masalah kini menjerumuskannya pada perbudakan baru. Pada masyarakat kapitalis, wanita telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah atau di eksploitasi untuk menjual barang. Beberapa jenis industri mutakhir seperti mode, kosmetik, dan hiburan, hampir sepenuhnya memanfaatkan perempuan. Pendidikan dan media-massa menampilkan citra wanita yang penuh glamour – sensual dan fisikal. Pada masyarakat yang bebas, wanita dididik untuk melepaskan segala ikatan normatif kecuali kepentingan industri. Tubuh mereka dipertunjukan untuk menarik selera konsumen. Seperti, mobil mewah tidak lengkap bila perempuan setengah telanjang tidak tidur diatasnya, kopi tidak enak bila tidak disajikan oleh gadis belia yang seronok, rokok baru memuaskan bila diselipkan disela-sela bibir yang menantang. Namun, ketika kaum wanita mulai memberontak peran yang diberikan oleh masyarakat industri, segera mereka dituduh kolot. Mereka disebut kampungan, bodoh, dan tradisional.

Kini aku dihadapkan dua pilihan,
Yang nanti akan membawaku pada kehidupanku,
Di dunia dan Akhirat.

            Emansipasi yang seharusnya dapat memeberikan kebebasan yang tetap terikat oleh norma dan hukum, terlebih pada wanita, bukan untuk tidak boleh berwawasan luas dan berpengalaman banyak, justru hal ini seharusnya kebebasan ini menjadi tambahan dan proses bagi kaum wanita bagaimana menyikapi diri dengan keadaan dan zaman sekarang ini. Tetap kembali menjadi pribadi wanita itu sendiri, kembali kepada hakekatnya seorang wanita yang shalehah, yang berwawasan luas, mempunyai banyak pengalaman, dan taat pada Sang Pencipta.
           
Nabi SAW. Bersabda: “Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah Khajidah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad SAW., Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Mazahi.” (Mustadrak Al-Shahihain 2:497.)


Sourced:
ISLAM AKTUAL



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf