Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Kehidupan
itu perlahan membuka jalan
Jalan
yang sulit ditempuh, dengan banyak pilihan
Yang
berkabut kini berkilau, seolah membimbing kita pada cahaya baru
Sehingga
ketika kita berjalan, Ditekan dua pilihan
Akankah
kita,
Tetap
hidup dengan tuntutan atau kembali kepada moral dan agama ?
Wanita Indonesia kini
sudah mulai membebaskan dirinya pada dunia, yang sering kali membuat wanita
kini lupa diri akan kodratnya dan perannya sebagai wanita. Masuknya budaya-budaya asing
ke Indonesia memberikan pengaruh baik-buruknya yang agak sulit untuk di filter oleh
masyarakat kita, sehingga menggeser budaya-budaya di Indonesia. Wanita yang
seharusnya bisa mempertahankan dirinya dengan norma dan nilai yang mengikat,
kini justru berbalik meninggalkan norma dan nilai tersebut, secara tidak
langsung ini menggeser peran atau nilai pada wanita. Dapat kita lihat kenyataan
yang terjadi di sekitar kita sekarang ini.
Dalam
dunia kapitalis atau industri, bisa kita lihat emansipasi yang seharusnya
membebaskan wanita dari perbudakan masalah kini menjerumuskannya pada
perbudakan baru. Pada masyarakat kapitalis, wanita telah menjadi komoditas yang
diperjualbelikan mereka dijadikan sumber tenaga kerja yang murah atau di
eksploitasi untuk menjual barang. Beberapa jenis industri mutakhir seperti
mode, kosmetik, dan hiburan, hampir sepenuhnya memanfaatkan perempuan.
Pendidikan dan media-massa menampilkan citra wanita yang penuh glamour –
sensual dan fisikal. Pada masyarakat yang bebas, wanita dididik untuk
melepaskan segala ikatan normatif kecuali kepentingan industri. Tubuh mereka
dipertunjukan untuk menarik selera konsumen. Seperti, mobil mewah tidak lengkap
bila perempuan setengah telanjang tidak tidur diatasnya, kopi tidak enak bila
tidak disajikan oleh gadis belia yang seronok, rokok baru memuaskan bila
diselipkan disela-sela bibir yang menantang. Namun, ketika kaum wanita mulai
memberontak peran yang diberikan oleh masyarakat industri, segera mereka
dituduh kolot. Mereka disebut kampungan,
bodoh, dan tradisional.
Kini
aku dihadapkan dua pilihan,
Yang
nanti akan membawaku pada kehidupanku,
Di
dunia dan Akhirat.
Emansipasi yang seharusnya dapat
memeberikan kebebasan yang tetap terikat oleh norma dan hukum, terlebih pada
wanita, bukan untuk tidak boleh berwawasan luas dan berpengalaman banyak,
justru hal ini seharusnya kebebasan ini menjadi tambahan dan proses bagi kaum
wanita bagaimana menyikapi diri dengan keadaan dan zaman sekarang ini. Tetap
kembali menjadi pribadi wanita itu sendiri, kembali kepada hakekatnya seorang
wanita yang shalehah, yang berwawasan luas, mempunyai banyak pengalaman, dan
taat pada Sang Pencipta.
Nabi
SAW. Bersabda: “Sesungguhnya wanita ahli surga yang paling utama adalah
Khajidah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad SAW., Maryam binti Imran, dan
Asiyah binti Mazahi.” (Mustadrak Al-Shahihain 2:497.)
Sourced:
ISLAM
AKTUAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf