Kamis, 05 Januari 2012

Sugesti

Warna dan bentuk secara otomatis mensugesti pikiran atau perasaan kita. Warna yang kita pakai dan warna-warna di sekeliling kita mempunyai dampak atas diri kita dan menciptakan suatu atmosfir.


 


Hidup kita berjalan sesuai dengan kesan yang dibuat terhadap kita dan kesan yang paling besar adalah yang dihasilkan oleh kata-kata. Nada suatu kata yang terucap, musik suatu frase, sering mensugestikan suatu makna yang sangat berbeda dari makna yang sebenarnya kata-kata atau frase tersebut.

Kita hampir tidak menyadari seberapa besar kita bergantung pada sugesti dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam membentuk opini kita tentang orang lain. Pujian atau celaan orang lain yang sampai ke telinga kita segera tampak oleh kita sebagai suatu kebenaran. Hanya sedikit saja orang didunia ini yang dapat menolak sugesti yang datang kepada dirinya dari orang lain, meski mereka tidak mengetahui fakta-fakta itu sendiri. Yang paling menarik adalah, kita sering kali meragukan sebuah pujian dan cenderung mempercayai celaan. Hal ini terjadi karena pengalaman kita membuat kita selalu pesimistis.

Ketika orang mulai menyadari apa arti sugesti, banyak yang bereaksi secara keliru terhadapnya. Mereka tidak mengetahui bahwa dari pagi hingga petang kita dipengaruhi oleh sugesti yang datang kepada kita secara otomatis dalam bentuknya yang berbeda-beda. Yang penting bukanlah menerima atau menolak sugesti itu, yang penting adalah memahami apa yang akan berguna bagi diri kita dan apa yang akan merusak diri kita. Cara terbaik untuk bereaksi terhadap suatu sugesti adalah berupaya untuk menemukan fakta-fakta.

Menurut ilmu metafisika, salah satu cara untuk membuang efek sugesti dari pikiran kita adalah dengan konsentrasi. Ada dua hal yang bisa dicapai dengan konsentrasi: pertama, menetapkan suatu pikiran dalam akal seseorang, dan kedua, menghilangkannya. Ketika seseorang melatih konsentrasi, ia akan mampu menghilangkan  pikiran apa pun yang dia inginkan, dan dapat menanamkan suatu pikiran yang dia inginkan agar tetap di dalam akalnya.

Akal yang normal adalah menguasai segala sesuatu, setiap kondisi, dan jika ada suatu sugesti yang datang dari orang lain, ia memikirkannya. Dengan memikirkannya, kita tidak perlu mempercayainya, namun kita tidak perlu menentangnya. Karena semua hal adalah sugesti, apakah baik ataupun buruk. Tidak semua sugesti salah; sering kali sugesti amat baik, tapi jika seseorang selalu menentang setiap sugesti, dia akan menolak semua yang baik karena didorong oleh rasa takut.

Dapatkah seseorang menanggulangi setiap hal dengan sugesti? Dapat dilakukan, tapi tidak dapat dikatakan. Ada banyak persoalan besar yang dapat diselesaikan, tetapi ketika seseorang ingin membicarakannya, sangatlah sulit. Bukan saja orang lain tak akan mempercayainya, bahkan dirinya sendiri pun tidak akan mempercayainya ketika dia mulai mengungkapkan perkara tersebut. Jika perkara-perkara itu dibiarkan tak terkatakan, akan lebih banyak hal besar yang dapat dilakukan ketimbang apa yang dapat diserap oleh imajinasi seseorang.
Sugesti dalam praktiknya mempunyai empat aspek. Pertama, sugesti yang dibuat untuk diri sendiri, disebut juga sugesti mandiri. Kedua, sugesti yang dibuat untuk orang lain. Ketiga sugesti yang dibuat untuk makhluk yang lebih rendah tingkatannya, dan yang keempat, sugesti yang sedikit diketahui oleh dunia keilmuan dan hanya dimengerti oleh para ahli mistik, yaitu sugesti yang dibuat untuk suatu objek tertentu.

2 komentar:

  1. Wah if moon bagus blognya.. selain wacana2 serius. coba deh.. update wacana2 abg if.. hehe...

    ~~Whiteseito~~

    BalasHapus
  2. Makasih :) Sip ! Cerbung part 1 nya udah publish ya ! :)

    BalasHapus

Surat Untuk Syf