Minggu, 14 Oktober 2012

Rumah





Berawal dari sebuah “Creative Distrubance” (Istilah gayanya). Gak bisa tidur siang, jadi bikin rumah-rumahan deh :D jelek, tapi gak apa-apa yang penting mengenang masa kanak-kanak dan dapet inspirasi.

Rumah. Sebuah tempat untuk kita berteduh. Mungkin ada dua jawaban yang pertama muncul dalam benak kita ketika mendengar sebuah kata “Rumah”. Entah itu “Kehangatan” atau “Kekacauan”.
Setiap rumah, selalu diisi dengan penghuninya. Entah itu sebuah keluarga, sebuah pasangan suami isteri, atau mungkin seseorang yang tinggal sendiri. Suasananya juga pasti berbeda, entah itu hangat, dingin, atau bahkan kacau.
Setiap orang menginginkan kebahagiaan. Sudah menjadi hal umum. Bahkan mentari pagi pun berharap semua orang dapat hangat an bersemangat dengan sambutan sinarnya diujung timur. Tapi adakah, syarat, atau cara agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan itu sendiri? Di dalam rumah?
Setiap keluarga diberikan cobaan, setiap orang pun begitu. Mulai dari hal materi, kesehatan, sampai ke hal-hal yang sifatnya batiniah. Semua memiliki kadar kesulitan yang sama. Yang membedakannya adalah waktu dan bagaimana proses kita ketika menghadapi semua cobaan itu.
Semua bertanya, apakah yang membuat kita kuat untuk menghadapinya? Guys?! Would you want to get magic? LOL. So, semua itu gak ada yang simsalabim. Tentu dengan, niat, usaha, dan doa. Niat yang tulus dan positif, diikuti dengan usaha dan tindakan yang positif pula, dan disertai doa yang khusyuk kepada Sang Pencipta. Karena seBAHAGIA dan seSENGSARA apapun kita di dunia ini. Pada akhirnya kita akan KEMBALI lagi padanya.
Gak ada istilahnya niat kamu aja udah GAK BANGET, ditambah kelakuan kamu yang GAK BANGET, campur sama doa kamu yang NEGATIF. So, jika pun hal itu terwuju, gak akan baik proses dan hasilnya. Kalau sekarang gak keliatan. Just wait, THE RIGHT TIME. Karena hidup ini ibarat kita ngelemparin bumerang. Ngueng.. Ngueng.. Ngueng.. Jadi buat yang lagi galau karena problem ini itu, sabar... InshaAllah selalu ada jalan lain, dan yang terbaik untuk kita, selama kita mau melakukan NUD tadi (niat, usaha, doa)+positif thinking.
Balik lagi ke rumah. Rumah yang kita inginkan pasti rumah yang hangat dan harmonis. Sewaktu-waktu ketika keadaan tidak seperti itu lagi, haruskah kita melakukan sesuatu? JELAS LAH! Emang dikira gampang? Broken Home? Atau emang yang di rumahnya lagi ada masalah? Atau malah yang tinggal sendiri juga galau karena masalah ini itu (Secara gak langsung gue curhat). Jelas lah~
Sumber kebahagian itu, katanya ada di dalam hati kita. Jadi gak bakal ada yang rebut. So, kenapa harus menunggu kebahagiaan itu datang kalau kita bisa buat sendiri? :D Gue ngomong gini kayak yang gampang banget ya? LOL. Sekedar berbagi aja J no more sense.
Gak akan di bahas lebih lanjut, karena gue yakin bakalan bosen banget. Cuma ada sedikit pesan yang bisa gue tangkep dari “creative distrubance” gue yang bikin rumah-rumahan tadi.
Buat yang broken home. I know, it’s hard. Gue punya sodara yang sama seperti itu. Tapi gue belajar banyak dari dia. Ketika dia mau berusaha untuk tetap membuat keadaan rumahnya harmonis, dengan kekonyolan sanguinisnya dia, dan usaha-usahanya untuk tetap membuat komunikasi antar kedua orangtua nya yang sudah berpisah tetap lancar, meski gak semudah yang gue omongin. Tapi (kok jadi elu gue? Sorry ya) Ok, tapi aku salut banget sama dia, meski sebenarnya dia rapuh banget, kalau udah dibelakang keluarganya, tapi dihadapan keluarganya dia adalah sosok yang sangat dewasa, dan sekaligus bisa menjadi penyayang seperti sosok kedua orang tuanya bagi adik-adiknya. And, buat yang di rumahnya banyak masalah. Percaya deh, di dunia ini gak aa keluarga yang gak pernah dapet cobaan. Cuma beda bentuk dan waktunya. Sama misal keluarga si A punya masalah ekonomi, keluarga B punya masalah batin (Di rumahnya ribut terus, ibarat awet rajet. Emang pacaran)  Atau keluarga yang tidak dikaruniai anak. De el el. Jangan disangka mungkin kelihatannya orang-orang kayak gak punya masalah. Tapi, sebenarnya mungkin dia punya, dan mungkin lebih berat dari apa yang kita hadapi sekarang. Buat yang sendirian dirumahnya sepi~ kesepian itu bisa jadi rame, kalau kita mau BUAT itu jadi RAME.
Itu sebabnya betapa pentingnya menyikapi diri, dengan keadaan. Mulai dari diri kita, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, lingkungan umum, de el el. Sesuatu yang sulit itu bisa menjadi mudah, ketika kita mau mengembalikan semua kesalahan itu pada diri kita, agar kita belajar. Dan bersandar pada Sang Khalik, agar tenang bawaan untuk kita menghadapinya. InshaAllah

Bulan Kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf