Waktu itu, adalah awal pertemuan kita.
Indah ya?
Tuhan selalu punya cara yang indah dalam mempertemukan
kita dengan cinta. Semuanya, dimulai dari mata yang saling membaca, telinga
yang saling mendengar, hidung yang saling menghirup kesejukkan, mulut yang
saling berbicara, senyum yang saling menyemangati, dan cinta yang saling
menyentuh hati.
Satu
Dua
Tiga
Kita berputar dalam lingkaran yang sama.
Hingga...
Ketika ku bertanya benarkah cinta tak harus memiliki?
Kau menjawabnya lembut. Dengan caramu membuatku tertawa dan tersenyum, disaat
kita berpisah.
Waktu terus berlalu...
Dandelion putih telah membebaskan dirinya untuk
memulai keindahan yang baru. Sama seperti diriku kini, yang sedang membebaskan
diri dari cinta. Dan berharap, cinta itu akan datang kembali, bersamamu.
Harapan hanya menjadi sebuah harapan. Ketika aku sangat
merindukan, kehadiranmu yang bersembunyi diantara keramaian. Tawa candamu yang
mengahatkanku. Senyum manismu yang setia menyambut dan mendengarkan keluh kesah
hatiku. Juga kehangatanmu yang menyelimuti kesendirianku.
Ketika dandelion kecil telah memulai kembali kehidupannya.
Cinta itu datang lagi, bersamamu. Membawa kisah-kisah
yang sempat kita tinggalkan di malam konstelasi Taurus. Bulan dan Bintang
menjadi saksi perpisahan itu, dan kini menemani kembali pertemuan kita ini.
Satu
Dua
Tiga
Empat
Tahun-tahun yang telah kita lalui bersama. Hingga perpisahan itu datang kembali, dan menjemput salah
satu dari kita untuk pulang.
Kalau ada sesuatu yang dapat ku ceritakan padamu di
saat terakhir kita. Akan ku ceritakan kembali awal sebuah pertemuan kita.
Karena dari setiap pertemuan dan perpisahan yang pernah kita lewati. Aku tidak
akan takut lagi, akan perpisahan terakhir ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf