Pic Sourced: Saat Semesta Berbicara |
Kita hidup dalam dunia
yang penuh dengan segala keindahan dan kenikmatannya. Menjalani sebuah proses
kehidupan. Mulai dari kita terlahir dari rahim Ibu, tumbuh menjadi anak-anak,
remaja, hingga dewasa. Kehidupan di bumi ini tidaklah mudah, tidak hanya
sekedar menikmati, tidak hanya sekedar dicintai, dan tidak sekedar
bersenang-senang. Sama seperti langit yang kosong, selalu ada awan cerah, dan
awan mendung, ada siang dan malam, ada suka ada duka, ada penderitaan dan ada
kebahagiaan.
Ya, dunia ini mempunyai
hukum-hukum yang mengikatnya. Kita di sini tak lepas dari hukum sebab akibat. Ketika
kita memberi, suatu saat kita kan menerima. Dan kita di sini tak lepas dari
hukum polaritas. Jika sesuatu itu ada, kebalikannya juga pasti ada. Sama
seperti kegagalan yang selalu diikuti oleh benih-benih keberhasilan.
Selama menjalani proses,
selalu ada ujian. Tak lain untuk membuat kita menjadi lebih kuat, dan lebih
dewasa dalam menyikapi setiap persoalan yang datang. Pernah sempat terpikirkan
untuk menyerah, dengan masalah, penderitaan, atau kegagalan yang sudah tak
sanggup lagi untuk kita hadapi. Itu sebab adanya sebuah penyesalan. Tak jauh
untuk mengevaluasi diri, membuat kita belajar dari kesalahan, dan dari apa yang
kita lakukan di waktu sebelumnya.
Disinilah motivasi itu
berperan. Saya pribadi sempat berpikir, “Untuk apa saya terus berjuang
menghadapi sebuah masalah, jika tak ada yang mendukung, dan memotivasi diri
saya?”. Sebuah pertanyaan yang konyol. Hingga saya menyadari, sebuah motivasi
itu tak datang hanya dari oranglain, tapi dimulai dari diri sendiri. Untuk itu,
dalam segala masalah yang saya hadapi, saya selalu bersemangat, untuk orangtua
dan adik-adik saya. Dan untuk semua yang sudah mensupport saya, baik secara
langsung maupun tidak. Memang, mungkin apa yang kita lakukan itu tak dapat
mengembalikan semua jasa orangtua, keluarga, dan orang-orang yang sudah mau
membantu kita. Yang penting adalah sebuah usaha, berusaha dan bersemangat.
Saling merangkul dan melindungi, saling menyelimuti dengan cinta kasih
dari-Nya. Karena balasan itu sesungguhnya akan datang, dengan cara yang cantik
dan indah, dari-Nya. InshaAllah.
Itu sebabnya kenapa kita
harus selalu positif thinking, dalam setiap melakukan kegiatan. Mulai dari niat
yang positif, diikuti dengan tindakan yang positif, meski melalui proses yang
tidak mudah, InshaAllah, semua itu akan membawakan proses dan hasil yang
positif pula.
“Aku dan dunia ibarat
orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah pohon untuk
beristirahat dan setelah itu meninggalkannya.” (HR. Ibnu Majah)
Tapi, jangan. Jangan
sampai kita terlena dengan segala keindahan dunia, dengan berbagai cara dunia
yang indah itu, membuat kita buta akan kehidupan yang sebenarnya nanti. Itu
sebabnya kita tak boleh lupa dengan kewajiban kita terhadap Sang Pencipta.
Segala kenikmatan itu tak lepas dari-Nya, tapi kadang kala kita lupa untuk
bersyukur, kita merasa hidup ini adalah milik kita, kita lupa bahwa kehidupan
di bumi ini sebenarnya hanya tempat bersinggah, hingga akhirnya nanti kita
kembali ke kehidupan yang sebenarnya.
“Seseorang yang telah mencapai tingkat kesadaran-Nya. Bagi
mereka nikmat yang paling tinggi adalah nikmat mencapai Ridho-Nya. Dan mereka
yang buta akan dunia, bagi mereka tidak akan pernah puas dengan nikmat yang
didapatkannya.”
Semoga
kita selalu dalam lindungan-Nya. Amin Allahumma Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf