“Siapa itu, tunggu, tunggu aku. Lelaki itu, Heii siapa kau?” Dia berlari, aku terus mengikutinya, wajahnya tak jelas, tapi aku terus mengikutinya. Sampai pada cahaya itu aku tersandung dan terjatuh.
“Hyaaaa!!! Brukkk , Ya ampun mimpi apa aku semalam sampai terjatuh dari tempat tidurku sendiri haduhh” Aku berdiri sambil menoleh ke arah jam bekerku, “Apaa? Sial gara-gara keasyikan browsing sampai malam nih, aku pasti telat! arghh!” Aku bergegas mempersiapkan diri, dan berangkat ke kampus, aku tak biasa sarapan.
Selesai jam kuliah aku menyempatkan duduk sambil mencari beberapa referensi untuk tulisanku. Sambil membuka laptopku, aku online di facebook sebentar melepas penat. Datanglah Cosmo dia teman seperjuanganku, 19 tahun, tinggi, tampan, cerdas, tapi dingin dan misterius.
“Kenapa Ze?” Tanya Cosmo sambil mencari buku diantara rak-rak perpusatakaan.
“Entahlah, semalam aku mimpi aneh” Ujarku sambil serius memandangi layar laptop.
“Oh” Ucap Cosmo.
Aku menoleh ke arah Cosmo dengan tatapn sinis (kupikir orang itu akan bertanya aku mipi apa, dasar menyebalkan) Sejak kemarin aku tidak bertemu dengan Farel, selama ini aku berteman dengan Farel, aku menyimpan perasaan itu sejak di bangku SMP tapi Farel tak pernah tau aku menyukainya bahkan mungkin mencintainya. Aku selalu berusaha ada disaat dia membutuhkanku. Aku memang bodoh, ya dalam soal cinta, tapi yasudahlah, yang penting sekarang adalah mempelajari ha-hal baru yang menarik.
“Aku pulang” Tegasku sambil membereskan laptopku.
“Ya, Ze” Ujar Cosmo yang masih fokus pada buku-bukunya.
Sesampai di tempat parkiran, aku berpapasan dengan Farel, musisi tampan idaman para wanita di kampus. Tapi ia tak menyapaku, seperti biasa sikapnya selalu seperti itu, hanya saat ada butuhnya dia lari padaku. Tapi kali ini berbeda. Dia menatapku dari jauh, entah tatapan yang berbeda, aku bingung jadi aku hanya tersenyum dan pergi.
“Ze?” Ada yang menepuk bahuku dari belakang.
“Farel, hai” Tersenyum.
“Aku akan pergi besok” Farel menunduk.
“Pergi?? Kemana?” Ujarku bingung.
“Pergi, aku akan pindah kuliah Ze, Besok aku berangkat menggunakan kereta ke surabaya” Ujarnya sabil menoleh padaku sambil tersenyum.
“Umh, Iya, sukses ya untukmu” Aku tersenyum.
“Besok Kamu datang kan?” Tanya Farel.
“Eh, ya tentu. Oya aku duluan ya”
“Ok, sampai jumpa besok” Farel tersenyum.
Sesampainya dirumah, aku membanting tubuhku dikasur, memejamkan mata yang lelah ini. Tanpa disadari aku teralu lelah, Seandainya saja aku tak pernah mengenal rasa itu. Tiba-tiba saat aku membuka mata, ada seorang gadis kecil memakai baju tidur dengan rambut bob berwarna coklat sambil membawa bantal kecil yang lusuh.
“Hyaaaaa!! Siapa kamu??” Aku terkejut, sambil melempar bantalku kearahnya.
Dia hanya diam, dan berlari-lari lagi keluar kamarku. Mungkin karena aku teralu lelah sampai berhalusinasi. Aku ta tahu itu apa, aku tinggal sendiri dirumah orangtuaku tinggal bersama adik-adikku. Usiaku 17tahun. Akupun tertidur lelap. Paginya aku dibangunkan dengan suara handphoneku, ternyata Cosmo.
“Halooo?” Suaraku agak sedikit mendengkur.
“Kamu ini jam segini baru bangun?” Teriak Cosmo dari telepon.
“Ya ya ya, ada apa, aku masih ngantuk” Ujarku.
“Nanti sore kita bicarakan soal projectku di cafe biasa” Tegas Cosmo.
“ ... Seperti biasa Cosmo tanpa basa basi halah sore kan aku akan ke stasiun“
Aku sadar Farel akan pergi hari ini, tersentak tubuhku pergi mandi membasuh diri. Dengan menggigit sebuah roti aku pergi dengan mobilku. Aku mengirimkan text message kepada Farel namun tak ada jawaban, semoga aku tidak telat untuk mengucapkan salam perpisahan. Pukul 14.13 Sampai di stasiun aku mencari-cari dimana farel, bertanya-tanya tentang kereta menuju surabaya dan ternyata keretanya sudah berangkat 15 menit lalu. Aku hanya bisa menunduk dengan penuh penyesalan, aku pergi ke taman dekat kampus, menunggu senja sambil menangis, aku duduk bersandar pada pohon sambil menutupi wajahku dengan tanganku.
“ Setidaknya bisa dekat dengannya, menjadi sahabt selamanya. Tapi kamu cemen, selama itu kamu pendam. Cinta itu bisa hilang tapi berbeda dengan persahabatan, Nih tissue” Seseorang berdiri sambil memberikan tissue padaku, aku menoleh ternyata itu Cosmo.
“ Cosmo?? Eh, terimakasih” Aku mengambil tisue yang diberikannnya dan digunakan untuk mengusap airmataku.
“Sudah jangan menangis” Ujar Cosmo sambil menatap urus ke depan.
“Ehh, iya, terimakasih Cosmo” Ujarku malu.
“Itulah gunanya teman” Dia menepuk poniku dan pergi.
“Ternyata dia peduli juga, ya ampun, tapi kamu tetap menyebalkan Cosmo” Bisikku dalam hati sambil tersenyum.
“Kau hanya ingin diam saja atau bicarakan soal projectku itu” Teriak cosmo sambil berjalan.
“Ehhh iya iya aku ikut, tunggu”
Kami bercerita, berbagi sambil membicarakan projectnya tentang pembuatan pintu dimensi. Cosmo suka berexperimen, dia membuat banyak penemuan, seperti kamuflase glasses, laser conector, dll. Aku senang membantunya, aku senang melihatnya bersemangat, karena akupun ikut bersemangat. Hingga kami pulang.
Sesampainya dirumah, cukup malam kami sampai dirumah masing-masing pukul 19.58. Aku duduk di depan laptopku lagi, mulai browsing sambil online YM dan Facebook ku. Aku mendengar suara nyanyian kecil dibelakangku, aku menoleh dan ternyata Hyaaaa! anak kecil itu lagi, wajahnya pucat, aku mendekatinya ia tersenyum sambil mengulurkan tangannya. “Aku Neoma, ya Neoma Zeva, siapa namamu?” “Odett” aku menyentuh tangannya, jemarinya yang dingin, ia menatapku sambil tersenyum.
“Kamu baik-baik saja? Kamu siapa? Kenapa bisa ada disini? kau tersesat?” Ujarku agak sedikit ramah sekarang.
“Aku temanmu” Dia hanya menjawab itu, sejak itu aku tertidur hingga esok hari.
“Hyaaaa!!! Brukkk , Ya ampun mimpi apa aku semalam sampai terjatuh dari tempat tidurku sendiri haduhh” Aku berdiri sambil menoleh ke arah jam bekerku, “Apaa? Sial gara-gara keasyikan browsing sampai malam nih, aku pasti telat! arghh!” Aku bergegas mempersiapkan diri, dan berangkat ke kampus, aku tak biasa sarapan.
Selesai jam kuliah aku menyempatkan duduk sambil mencari beberapa referensi untuk tulisanku. Sambil membuka laptopku, aku online di facebook sebentar melepas penat. Datanglah Cosmo dia teman seperjuanganku, 19 tahun, tinggi, tampan, cerdas, tapi dingin dan misterius.
“Kenapa Ze?” Tanya Cosmo sambil mencari buku diantara rak-rak perpusatakaan.
“Entahlah, semalam aku mimpi aneh” Ujarku sambil serius memandangi layar laptop.
“Oh” Ucap Cosmo.
Aku menoleh ke arah Cosmo dengan tatapn sinis (kupikir orang itu akan bertanya aku mipi apa, dasar menyebalkan) Sejak kemarin aku tidak bertemu dengan Farel, selama ini aku berteman dengan Farel, aku menyimpan perasaan itu sejak di bangku SMP tapi Farel tak pernah tau aku menyukainya bahkan mungkin mencintainya. Aku selalu berusaha ada disaat dia membutuhkanku. Aku memang bodoh, ya dalam soal cinta, tapi yasudahlah, yang penting sekarang adalah mempelajari ha-hal baru yang menarik.
“Aku pulang” Tegasku sambil membereskan laptopku.
“Ya, Ze” Ujar Cosmo yang masih fokus pada buku-bukunya.
Sesampai di tempat parkiran, aku berpapasan dengan Farel, musisi tampan idaman para wanita di kampus. Tapi ia tak menyapaku, seperti biasa sikapnya selalu seperti itu, hanya saat ada butuhnya dia lari padaku. Tapi kali ini berbeda. Dia menatapku dari jauh, entah tatapan yang berbeda, aku bingung jadi aku hanya tersenyum dan pergi.
“Ze?” Ada yang menepuk bahuku dari belakang.
“Farel, hai” Tersenyum.
“Aku akan pergi besok” Farel menunduk.
“Pergi?? Kemana?” Ujarku bingung.
“Pergi, aku akan pindah kuliah Ze, Besok aku berangkat menggunakan kereta ke surabaya” Ujarnya sabil menoleh padaku sambil tersenyum.
“Umh, Iya, sukses ya untukmu” Aku tersenyum.
“Besok Kamu datang kan?” Tanya Farel.
“Eh, ya tentu. Oya aku duluan ya”
“Ok, sampai jumpa besok” Farel tersenyum.
Sesampainya dirumah, aku membanting tubuhku dikasur, memejamkan mata yang lelah ini. Tanpa disadari aku teralu lelah, Seandainya saja aku tak pernah mengenal rasa itu. Tiba-tiba saat aku membuka mata, ada seorang gadis kecil memakai baju tidur dengan rambut bob berwarna coklat sambil membawa bantal kecil yang lusuh.
“Hyaaaaa!! Siapa kamu??” Aku terkejut, sambil melempar bantalku kearahnya.
Dia hanya diam, dan berlari-lari lagi keluar kamarku. Mungkin karena aku teralu lelah sampai berhalusinasi. Aku ta tahu itu apa, aku tinggal sendiri dirumah orangtuaku tinggal bersama adik-adikku. Usiaku 17tahun. Akupun tertidur lelap. Paginya aku dibangunkan dengan suara handphoneku, ternyata Cosmo.
“Halooo?” Suaraku agak sedikit mendengkur.
“Kamu ini jam segini baru bangun?” Teriak Cosmo dari telepon.
“Ya ya ya, ada apa, aku masih ngantuk” Ujarku.
“Nanti sore kita bicarakan soal projectku di cafe biasa” Tegas Cosmo.
“ ... Seperti biasa Cosmo tanpa basa basi halah sore kan aku akan ke stasiun“
Aku sadar Farel akan pergi hari ini, tersentak tubuhku pergi mandi membasuh diri. Dengan menggigit sebuah roti aku pergi dengan mobilku. Aku mengirimkan text message kepada Farel namun tak ada jawaban, semoga aku tidak telat untuk mengucapkan salam perpisahan. Pukul 14.13 Sampai di stasiun aku mencari-cari dimana farel, bertanya-tanya tentang kereta menuju surabaya dan ternyata keretanya sudah berangkat 15 menit lalu. Aku hanya bisa menunduk dengan penuh penyesalan, aku pergi ke taman dekat kampus, menunggu senja sambil menangis, aku duduk bersandar pada pohon sambil menutupi wajahku dengan tanganku.
“ Setidaknya bisa dekat dengannya, menjadi sahabt selamanya. Tapi kamu cemen, selama itu kamu pendam. Cinta itu bisa hilang tapi berbeda dengan persahabatan, Nih tissue” Seseorang berdiri sambil memberikan tissue padaku, aku menoleh ternyata itu Cosmo.
“ Cosmo?? Eh, terimakasih” Aku mengambil tisue yang diberikannnya dan digunakan untuk mengusap airmataku.
“Sudah jangan menangis” Ujar Cosmo sambil menatap urus ke depan.
“Ehh, iya, terimakasih Cosmo” Ujarku malu.
“Itulah gunanya teman” Dia menepuk poniku dan pergi.
“Ternyata dia peduli juga, ya ampun, tapi kamu tetap menyebalkan Cosmo” Bisikku dalam hati sambil tersenyum.
“Kau hanya ingin diam saja atau bicarakan soal projectku itu” Teriak cosmo sambil berjalan.
“Ehhh iya iya aku ikut, tunggu”
Kami bercerita, berbagi sambil membicarakan projectnya tentang pembuatan pintu dimensi. Cosmo suka berexperimen, dia membuat banyak penemuan, seperti kamuflase glasses, laser conector, dll. Aku senang membantunya, aku senang melihatnya bersemangat, karena akupun ikut bersemangat. Hingga kami pulang.
Sesampainya dirumah, cukup malam kami sampai dirumah masing-masing pukul 19.58. Aku duduk di depan laptopku lagi, mulai browsing sambil online YM dan Facebook ku. Aku mendengar suara nyanyian kecil dibelakangku, aku menoleh dan ternyata Hyaaaa! anak kecil itu lagi, wajahnya pucat, aku mendekatinya ia tersenyum sambil mengulurkan tangannya. “Aku Neoma, ya Neoma Zeva, siapa namamu?” “Odett” aku menyentuh tangannya, jemarinya yang dingin, ia menatapku sambil tersenyum.
“Kamu baik-baik saja? Kamu siapa? Kenapa bisa ada disini? kau tersesat?” Ujarku agak sedikit ramah sekarang.
“Aku temanmu” Dia hanya menjawab itu, sejak itu aku tertidur hingga esok hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf