Agenda 21 adalah sebuah program yang di jalankan oleh PBB yang digerakkan oleh bangsa-bangsa di dunia yang tergabung dalam perserikatan-perserikatan tersebut hingga ke skala paling kecil yaitu skala lokal di pemerintahan daerah, program ini merujuk pada pengembangan populasi yang seimbang yang mengacu pada kondisi lingkungan global yang sangat mengkhawatirkan sekarang ini.
Agenda 21 membahas banyak hal seperti persoalan ekonomi, sosial, manajemen pengembangan populasi yang terstruktur, pendidikan dan lain sebagainya, sebagai dampak yang akan timbul dari ketidakseimbangan over populasi umat manusia dengan alam. Berbagai konferensi seperti Earth Summit dan konferensi lingkungan lain diselenggarakan untuk masalah-masalah kependudukan global, dan isu lingkungan saat ini di lemparkan ke permukaan agar dikeloa mengikuti apa yang diinginkan oleh segelintir orang di tingkat atas kekuasaan dunia. Mereka yang memainkan isu ini disebut Environmentalism.
Para Environmentalism sebenarnya bekerja di dalam organisasi yang di sebut Club of Rome, sebuah persekutuan Yahudi yang memulai pergerakan lingkungan sejak awal tahun 60-an. Di satu sisi mereka memjalankan berbagai macam program penghancuran lingkungan seperti mempercepat pertumbuhan kadar karbin polusi udara, penyebaran limbah dan racun ke laut lepas melalui pipa bawah tanah, kontaminasi waduk dan sumber-sumber air masyarakat menggunakan pulp dan zat kimia sisa pengolahan pabrik sementara di sisi lain mereka menggerakan aktivis pro-lingkungan dan menyuarakan masalah - masalah lingkungan . Sistem yang berjalan di sebut dalam dialek Hegelian sebagai Thesis+AntiThesis=Synthetis atau dalam bahasa Freemason di sebut 'Ordo ab Chao' atau 'Order Out off Chaos' . Mereka yang bermain di belakang panggung ini adalah para petopeng Thesis dan AntiThesis tersebut.
Pada tahun 1991, Club of Rome mulai mempublikasikan buku 'The First Global Revolution' yang di tulis Alexsander King dan Betrand Schneider. Pada haLaman 114-115 buku tersebut mereka jelaskan bahwa "Demi tujuan mempersatukan umat manusia dalam satu pemerintahan global maka krisis harus di ciptakan dan musuh harus di cari. Bila tidak ada musuh kita bisa memulainya dengan menyuarakan masalah-masalah lingkungan seperti pemanasan global, polusi, kemiskinan, penyebaran racun pada air minum, dsb. Hal ini akan berdampak pada perhatian serius media dan pemerintah" .
Para elit Club of Rome ini beberapa di antaranya adalah Maurice Strong, seorang globalis dan environmentalis senior, penasehat Koffi Annann dan kepala progam masalah-masalah lingkungan PBB. Maurice juga anggota komisi Global Governance & Earth Charter. Javier Solana, Sekjen Uni Eropa dan mantan Sekjen NATO, seorang sosialis. Mikhail Gorbachev, mantan presiden Uni Sovyet, komisaris Green Cross International dan Gorbachev Foundation yang bergerak dalam isu lingkungan. David Rockefeller, pengusaha dan Komisaris Chase Manhattan Bank serta Pimpinan Trilateral Commission. Yang lain adalah Queen Beatrix, Mantan Presiden Henry Kissinger, Mantan Wakil Presiden Al Gore serta Raja media CNN Ted Turner yang menurut Harian Balltimore Sun tanggal 7 juli 1998, menyuntikan dana 22 milyar dollar ke PBB untuk di gunakan dalam program-program depopulasi.
Earth Summit dan Agenda 21 adalah bahasa politik tingkat elit yang digelindingkan bersama iu lingkungan untuk mengajak pemerintah berbagai negara ikut serta membahas masalah-masalah lingkungan yang dianggap semakin mengkhawatirkan. Salah satu solusi yang di lemparkan adalah menjalankan program depopulasi tersebut. Dalam bentuk kajian dan sistem yang di program dengan sangat halus dan sistematis. Apakah pemerintah tidak tahu hal ini? Tentu saja mereka tahu, hanya saja mereka tidak dalam posisi mengambil kebijakan untuk menjelaskan masalah-masalah politik dan lingkungan kepada masyarakat. Pemerintah tahu bahwa konferensi apapun yang di motori PBB dan Zionis adalah propaganda namun mereka seperti ranting kecil yang terbawa oleh arus para globalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf