Jumat, 02 Desember 2011

Manusia menjadi Monyet atau Monyet menjadi Manusia ?

Polemik teori Darwin tak henti menggaung hingga zaman Voyager menggaungi Pluto. Polemik ini masih menarik sepanjang zaman karena memperbincangkan asal-usul manusia yang bercabang kepada banyak kemungkinan yang tidak masuk di akal, atau bahkan menggelikan >_^. Sampai saat ini enigma cikalnya manusia ternyata masih enigma, seperti pula kontroversi yang menggebu di kalangan para ulama, yang memiliki hubungannya dengan siapa manusia pertama di bumi. Ulama yang satu meyakini bahwa Adamlah manusia pertama, namun di lain pihak banyak yang meyakini bahwa Nabi Adam hanyalah "Pengganti" (khalifah) atas ras-ras bumi sebelumnya yang lebih miskin akan budaya.

Kendati Charles darwin bersikeras dalam teori evolusinya "bahwa manusia keturunan monyet", ternyata tidak satu pun manusia yang sudi memiliki karuhun (nenek moyang) monyet, apa lagi lutung! XD Sebaliknya, jika kita perhatikan wajh kita tertawa sendirian di depan kaca, kok kita pun rada mirip monyet, apalagi jika sambil menyeringai monyong! XD. Namun, yang jelas bin gamlang (maafkan saya), sifat manusia di zaman edan ini memang tak sedikit yang sudah mirip-mirip monyet.

Bedanya jelas anatara monyet dan manusia adalah dalam cara mereka berbusana. Busana monyet cukup bulu-bulu hangat yang lengket dari lahir, sedangkan manusia berganti-ganti busana sesuai situasi dan kondisi. Nah namun bahayanya pada musim "kepepet, manusia bumi yang pintar menipu kerap memakai busana takwa, sekedar menutupi keaslian sifat bengkoknya. Dari permukaan terlihat rapih seeolah mencerminkan ketakwaan yang tinggi padahal jiwa dalam aslinya tak kalah dekilnya bukan main XD.

"Dan sesungguhnya kamu tahu orang-orang yang melanggar Sabbat di antara kamu, maka kami berfirman kepada mereka: Jadilah (seperti) kera, terhina dan di benci". (Al-Baqarah:65)

Menurut The Holy Quran nur karim, kata Sabt (asal mula kata sabbat) makna aslinya memotong. Hari yang disebut sabt ataupun sabbat adalah karena pada hari itu kaum Yahudi di bebaskan bekerja. Memang Yahudi dan Nasrani saat itu biasa memuliakan hari tertentu yang khusus di gunakan untuk ibadah. Sebaliknya bagi umat Islam, setiap hari sama saja, di setiap hari manusia di wajibkan beribadah. Perintah memuliakan hari sabbat bagi kaum Yahudi telah berkali-kali diberikan namun senantiasa perintah itu mereka langgar sehingga para Nabi kemudian, mengutuk mereka atas pelanggaran tersebut.

Qiradah merupakan jamak dari kata qird yang artinya monyet. Sebagian penafsir meyakini bahwa "jadilah seperti kera" bukan menyulap manusia sungguh-sungguh menjadi berbentuk monyet. Dalam artian mereka tak di ubah Tuhan raut wajahnya atau bentuk tubuhnya [wallahualam]. 

"Yaitu orang-orang yang dilaknati oleh Allah dan yang Ia murka kepadanya, dan yang dijadikan-Nya kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah setan". (Al-Maidah:60) 

Tentu saja sebagian penafsir Al-Quran nur karim, berpendapat demikian bukan tidak yakin bahwa Allah mampu mengubah wujud manusia ke dalam wujud lain karena Allah Maha Pencipta. Namun, nyatanya ada pepatah Arab yang berbunyi : "aznaa min qir-din" yang artinya "lebih tak bertarak daripada monyet". Memang, bagi bangsa Arab, monyet mengibaratkan mahluk yang tak mampu menahan hawa nafsu. Atau secara gamblangnya (maaf) manusia tak mampu menahan nafsu itu di ibaratkan bagaikan binatang monyet yang tak tahu malu, tak tahu etika, terlebih lagi moral. -__-"

So, di tinjau dari takaran moral religiusnya, Bumi yang indah [Allahuakbar] bumi yang penuh akan hasil teknologi yang canggih, bumi yang penuh wihara, gereja, bahkan masjid, sebenarnya banyak dihuni oleh binatang selain binatang yang ada di kebun binatang [saya malas menyebutkan namanya ^^"] secara moral mereka berjubel, terdesak-desak di shopping centers, bioskop-bioskop, night clubs, terlebih di tempat berkecamuknya AIDS! T_T" nah bahkan di perKANTORan, binatang yang selip menyelip mencoba meraih ahlak buruk [saking bijaksananya mereka menjadi seperti itu hahahahhaduh] nah yang paling mengecewakan kalau pun ada di masjid-masjid mahluk yang namanya binatang itu [maaf sekali lagi saya benar-benar malas menyebutnya] yang memiliki hobi unik sekaligus fanatik sang kolektor sandal atau sepatu [terinspirasi kemarin ada yang mengambil sepatu Abi di masjid, payah dia tidak tahu apa, itu sepatu umurnya sama seperti saya, Astagfirulahaladzim] 

wah jangan-jangan evolusi organis ala Darwin sebagian berhasil [xixixixi] sebagian gagal alias sepotong-sepotong, seperti evolusi juga berpikir manusia tatkala manusia banyak yang pintar, tatkala itu pun masih banyak manusia yang pandir. Nah tentu yang paling nikmat jika kita mengalami evolusi utuh ya ... Evolusi utuh yaitu evolusi yang lengkap, yang memproses manusia yang berkarakter monyet menjadi manusia yang berkarakter manusia sungguhan, yakni manusia yang mengabdi kepada Allah tampa dibarengi gegelantungan dan cengengesan seperti monyet.

Nah ternyata hal ini 'evolusi' masih memiliki penjabaran yang luas kan? secara religius, intelek, biologis, maupun yang lainnya. Karena saya percaya, suatu hal apapun akan lebih baik jika di lihat dan di lingkupi dengan banyak kepala [pemahaman] b^_^d.

Kita harus belajar memandang manusia dan dunia dengan cara pandang baru (Albert Einstein) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Syf