Awalnya, menulis bukanlah
sesuatu yang begitu menyenangkan bagiku. Rasa penasaranku akan menulis, dan
mencoba untuk menerbitkannya, adalah alasan pertamaku untuk mencobanya. Hingga
akhirnya buku pertamaku terbit dengan layanan self-publishing, sekaligus dengan segala kekurangan yang ada pada
buku tersebut. Mulai dari format penulisan, bahasa, gaya bahasa, dan kekeliruan
lainnya. Oke, itu sudah cukup menjawab rasa penasaranku.
Ternyata,
biasa saja...
Padahal
banyak sekali dukungan dari orang-orang terdekat. Terkadang aku malu, dengan
tulisanku sendiri. Saking malunya karena tulisanku jelek, aku sampai tidak ada
orang yang ingin membacanya. Ingin ku buang saja rasanya!
Tapi...
Waktu
itu, entah apa yang membuatku membuka mata lebih lebar lagi. Ya, aku mencoba
membuka mataku yang sepat tertutup karena malu akan karya yang kubuat sendiri.
Aku memulainya dari niat awalku. Kali
ini, niatku sungguh-sungguh!
“Memang awalnya aku menulis hanya untuk diriku
sendiri. Sempat ku renungkan, apakah harus seegois itu? Tidak ada salahnya
membagi tulisan kita dengan oranglain. Tidak ada salahnya berbagi pengetahuan
dan pengalaman kita pada mereka. Walau tulisanku tidak sebagus tulisan-tulisan
yang terdapat pada buku-buku best seller
yang tertata rapih di rak-rak toko buku. Tapi, mungkin itulah caraku berbagi.”
Perlahan juga asyik. Tulisan demi
tulisan ku ralat kembali. Demikian buku demi buku terbit untuk kembali direvisi
dan ditambahkan. Sifatku yang perfeksionis, ingin semuanya terlihat sempurna.
Walau pada akhirnya, tetap saja kekeliruan itu tidak luput dari seorang
manusia. Namun setidaknya aku sudah berusaha, dan itu artinya aku bisa berlajar
dari kekeliruan yang aku buat. Keep
trying to be better than before!
Mencoba untuk selalu terbuka.
Ternyata banyak hal yang ku abaikan selama ini. Terlalu lama aku menutup mata
dari dunia, bahkan dari diriku sendiri. Dalam artian, aku menutup mata dari
ketakutanku akan dunia yang kejam ini. Tapi kini aku mencoba. Aku tidak
sendirian. Banyak hal yang terjadi, mulai dari yang sangat sederhana sampai
dengan yang rumit, mulai dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan mulai
dari diri setiap orang sampai alam semesta. Indahnya... “Mulai saat ini, aku akan biarkan mataku, telingaku,
hidungku, kulitku, mulutku, juga hatiku, untuk tetap memandang, mendengar,
menghirup, mengucap, dan merasa segala hal-hal positif agar ku tetap tumbuh
dewasa, juga hal-hal negatif agar ku tetap bisa belajar darinya.” Bebaskan
dan bentengi diri dengan filter yang kita miliki!
Menambah
wawasan. Dulu, aku nulis ya cuma nulis, tidak lebih. Paling kalau tidak seputar
isi hati, ya gak jauh dari cerpen atau puisi cinta-cintaan. Tapi, karena hidup
itu dinamis, sama seperti menulis. Aku merindukan sesuatu yang baru pada
tulisan-tulisanku. Engga ada salahnya membuat sesuatu yang berbeda, walau agak
sedikit rancu dan seringkali mengulang kalimat-kalimat yang sudah dipakai
sebelumnya. Tapi ini bisa menjadi motivasiku untuk terus berkarya. “Yang namanya menulis, pasti juga butuh membaca.
Selain untuk menambah wawasan dan referensi, juga membuat kita kaya akan
pengetahuan dan pengalaman. Juga apa? Kita tak hanya sekedar menulis atau
membaca, tapi kita juga mencoba mendengar setiap pengalaman atau pengetahuan
yang oranglain bagikan kepada kita, yang bisa kita ambil pelajarannya dan kita
bagikan lagi pada semuanya.” Menyenangkan ya?
Mencoba untuk mengerti oranglain.
Terlalu
berlebihan ya? Karena menulis, kita mencari tahu apa yang sedang oranglain
cari. Mau tidak mau, kalau kita tidak ingin egois, pasti kita selalu berharap
bisa berbagi dengan oranglain. Nah, biasanya dalam menulis, si penulis harus
punya target audience. Siapa saja
kira-kira para pembaca yang menjadi target
audience si penulis? Nah, kita sendirilah yang menentukan. Karena ini
penting! Baik dalam penggunaan bahasa, gaya bahasa, dan topik yang akan
disesuaikan dengan pembaca. “Menulis juga
sambil mempelajari psikologi pembaca. Mungkin bagi para pembaca remaja, butuh
bacaan-bacaan yang inovatif, inspiratif, dan menghibur. Mungkin lain lagi bagi
anak-anak, yang lebih menyukai dongeng atau kumpulan-kumpulan cerita yang
mendidik dan menambah pengetahuan anak. Mungkin juga disetiap daerah yang bisa
kita lihat jajaran buku best seller setiap daerah bisa berbeda-beda. Ada yang
masyarakatnya sangat tertarik dengan buku-buku motivasi, begitu pula didaerah
lainnya pasti akan tentu berbeda.” Ini yang telah aku
abaikan selama ini, pantas saja waktu kakekku mencoba membaca
tulisan-tulisanku, dia hanya bisa tersenyum, hehehe.
Jadi...
Penulis
itu a bit complicated ya?
Ah,
tapi kalau sudah yang namanya cinta, mau serumit apapun, juga senang
melakukannya. Memang semuanya tidak se-sempurna itu, setiap penulis punya ciri
khas pada tulisannya masing-masing. Dan di tahun
baru ini,
semoga kita selalu bisa berkarya dalam bidang atau passion kita masing-masing, juga di tahun
baru ini,
kita selalu terbuka untuk mencari ilmu dan berbagi bersama. Keep Spirit!
^_^
BalasHapus