Sabtu, 05 Januari 2013

Hobi Karena Cinta


Awalnya, menulis bukanlah sesuatu yang begitu menyenangkan bagiku. Rasa penasaranku akan menulis, dan mencoba untuk menerbitkannya, adalah alasan pertamaku untuk mencobanya. Hingga akhirnya buku pertamaku terbit dengan layanan self-publishing, sekaligus dengan segala kekurangan yang ada pada buku tersebut. Mulai dari format penulisan, bahasa, gaya bahasa, dan kekeliruan lainnya. Oke, itu sudah cukup menjawab rasa penasaranku.
Ternyata, biasa saja...
Padahal banyak sekali dukungan dari orang-orang terdekat. Terkadang aku malu, dengan tulisanku sendiri. Saking malunya karena tulisanku jelek, aku sampai tidak ada orang yang ingin membacanya. Ingin ku buang saja rasanya!
Tapi...
Waktu itu, entah apa yang membuatku membuka mata lebih lebar lagi. Ya, aku mencoba membuka mataku yang sepat tertutup karena malu akan karya yang kubuat sendiri. Aku memulainya dari niat awalku. Kali ini, niatku sungguh-sungguh!
“Memang awalnya aku menulis hanya untuk diriku sendiri. Sempat ku renungkan, apakah harus seegois itu? Tidak ada salahnya membagi tulisan kita dengan oranglain. Tidak ada salahnya berbagi pengetahuan dan pengalaman kita pada mereka. Walau tulisanku tidak sebagus tulisan-tulisan yang terdapat pada buku-buku best seller yang tertata rapih di rak-rak toko buku. Tapi, mungkin itulah caraku berbagi.”
Perlahan juga asyik. Tulisan demi tulisan ku ralat kembali. Demikian buku demi buku terbit untuk kembali direvisi dan ditambahkan. Sifatku yang perfeksionis, ingin semuanya terlihat sempurna. Walau pada akhirnya, tetap saja kekeliruan itu tidak luput dari seorang manusia. Namun setidaknya aku sudah berusaha, dan itu artinya aku bisa berlajar dari kekeliruan yang aku buat. Keep trying to be better than before!
Mencoba untuk selalu terbuka. Ternyata banyak hal yang ku abaikan selama ini. Terlalu lama aku menutup mata dari dunia, bahkan dari diriku sendiri. Dalam artian, aku menutup mata dari ketakutanku akan dunia yang kejam ini. Tapi kini aku mencoba. Aku tidak sendirian. Banyak hal yang terjadi, mulai dari yang sangat sederhana sampai dengan yang rumit, mulai dari yang baik sampai dengan yang buruk, dan mulai dari diri setiap orang sampai alam semesta. Indahnya... “Mulai saat ini, aku akan biarkan mataku, telingaku, hidungku, kulitku, mulutku, juga hatiku, untuk tetap memandang, mendengar, menghirup, mengucap, dan merasa segala hal-hal positif agar ku tetap tumbuh dewasa, juga hal-hal negatif agar ku tetap bisa belajar darinya.” Bebaskan dan bentengi diri dengan filter yang kita miliki!
Menambah wawasan. Dulu, aku nulis ya cuma nulis, tidak lebih. Paling kalau tidak seputar isi hati, ya gak jauh dari cerpen atau puisi cinta-cintaan. Tapi, karena hidup itu dinamis, sama seperti menulis. Aku merindukan sesuatu yang baru pada tulisan-tulisanku. Engga ada salahnya membuat sesuatu yang berbeda, walau agak sedikit rancu dan seringkali mengulang kalimat-kalimat yang sudah dipakai sebelumnya. Tapi ini bisa menjadi motivasiku untuk terus berkarya. “Yang namanya menulis, pasti juga butuh membaca. Selain untuk menambah wawasan dan referensi, juga membuat kita kaya akan pengetahuan dan pengalaman. Juga apa? Kita tak hanya sekedar menulis atau membaca, tapi kita juga mencoba mendengar setiap pengalaman atau pengetahuan yang oranglain bagikan kepada kita, yang bisa kita ambil pelajarannya dan kita bagikan lagi pada semuanya.” Menyenangkan ya?
Mencoba untuk mengerti oranglain. Terlalu berlebihan ya? Karena menulis, kita mencari tahu apa yang sedang oranglain cari. Mau tidak mau, kalau kita tidak ingin egois, pasti kita selalu berharap bisa berbagi dengan oranglain. Nah, biasanya dalam menulis, si penulis harus punya target audience. Siapa saja kira-kira para pembaca yang menjadi target audience si penulis? Nah, kita sendirilah yang menentukan. Karena ini penting! Baik dalam penggunaan bahasa, gaya bahasa, dan topik yang akan disesuaikan dengan pembaca. “Menulis juga sambil mempelajari psikologi pembaca. Mungkin bagi para pembaca remaja, butuh bacaan-bacaan yang inovatif, inspiratif, dan menghibur. Mungkin lain lagi bagi anak-anak, yang lebih menyukai dongeng atau kumpulan-kumpulan cerita yang mendidik dan menambah pengetahuan anak. Mungkin juga disetiap daerah yang bisa kita lihat jajaran buku best seller setiap daerah bisa berbeda-beda. Ada yang masyarakatnya sangat tertarik dengan buku-buku motivasi, begitu pula didaerah lainnya pasti akan tentu berbeda.” Ini yang telah aku abaikan selama ini, pantas saja waktu kakekku mencoba membaca tulisan-tulisanku, dia hanya bisa tersenyum, hehehe.
Jadi...
Penulis itu a bit complicated ya?
Ah, tapi kalau sudah yang namanya cinta, mau serumit apapun, juga senang melakukannya. Memang semuanya tidak se-sempurna itu, setiap penulis punya ciri khas pada tulisannya masing-masing. Dan di tahun baru ini, semoga kita selalu bisa berkarya dalam bidang atau passion kita masing-masing, juga di tahun baru ini, kita selalu terbuka untuk mencari ilmu dan berbagi bersama. Keep Spirit!

-         Bulan Kecil

1 komentar:

Surat Untuk Syf