Vanessa dan Mimpinya
Vanessa,
seorang gadis bisu yang manis dan cerdas, juga pandai menulis. Ia sedang
merapikan tulisan dongeng-dongengnya yang berserakkan, untuk segera tidur. Peri
Chatta menemani Vanessa tidur. Tiba-tiba Vanessa bercerita kepada Peri Chatta
dengan bahasa isyarat akan memori indah sewaktu dulu.
Di
saat yang sama, di waktu dulu...
“Chatta,
boleh tidak aku minta tolong padamu”. Vanessa memberikan isyarat pada Peri
Chatta.
“Boleh,
apa itu Vanessa?” Jawab Chatta.
“Setiap
malam, aku bisa memiliki pangeran Musa. Namun, aku ingin sekali hal itu menjadi
nyata”. Pinta Vanessa dengan bahasa isyaratnya.
“Yang
bisa membuatnya nyata adalah kamu sendiri Vanessa”. Balas Chatta.
Hingga
akhirnya, Vanessa yang mengungkapkan isi hatinya kepada pangeran Musa. Musa pun
mengungkapkan hal yang sama, hingga kini mereka hidup berdua bersama.
“Chatta,
aku bahagia sekali. Aku masih mengingat kenangan itu” Ujar Vanessa bercerita
pada Chatta dengan bahasa isyaratnya”.
“Aku
juga bahagia Vanessa. Karena keberanianmu dan ketulusan Musa, mimpi mu itu
menjadi terwujud”. Balas Chatta.
Sewaktu
Vanessa mengungkapkan isi hatinya pada pangeran Musa, dengan bahasa isyaratnya
dan airmatanya yang terbendung.
“Musa,
aku sungguh mencintaimu. Mereka bilang, cinta itu harus dikatakan. Jika itu
benar, maka cinta itu tidak akan pernah datang padaku”. Ujar Vanessa
dengan bahasa isyaratnya.
“Vanessa,
tak perlu kamu katakan, cinta itu sudah ku rasakan di sini”. Ujar Musa sambil
menggenggam tangan Vanessa dan mendekapkannya di hatinya Musa.
Vanessa
yang asyik bernostalgia dengan masa-masa lalu itu. Musa mengetuk pintu dan
menggendong Vanessa dari kursi roda ke tempat tidur, lalu membalutkan selimut
pada Vanessa dan mencium keningnya sambil berkata.. “Selamat tidur, sayang”.
01 Februari
Dear Diary...
Malam ini, mungkin dongeng terakhirku.
Karena kini, aku menjalani kehidupan nyataku dengan Musa. Mungkin hidup ini
tidak seindah dongeng. Tapi, kita sendirilah yang membuatnya menjadi indah.
Sampai jumpa Chatta, Selamat datang Vanessa.
Hangatku, Vanessa
Written by Bulan Kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf