Mempelajari bahasa itu sama dengan mempelajari
banyak hal? Iya gak sih? Harusnya. Karena bahasa itu sifatnya umum, sebagai media
komunikasi, dan hardskill. Jadi harus
ada sesuatu atau skill tertentu yang
bisa mengaplikasikan bahasa yang kita pelajari tersebut.
Sebelum kuliah, ayahku bertaruh padaku, katanya
mempelajari bahasa itu sebenarnya, ada kuncinya, yang bisa buat kita lebih
fleksibel dan mempermudah kita memahami setiap bahasa yang kita pelajari. Tapi,
menurutku saat action nya lain.
Katanya itu pengalaman beliau dalam mempelajari bahasa mesin. Hmm, satu yang
saat itu aku yakini. Karena aku berbeda dengan ayah. Aku tak sejenius dia. Aku
harus banyak belajar untuk memahami sesuatu dengan cepat. Tapi setidaknya itu
menjadi pemacu untukku, untuk menemukan kuncinya, dan untuk mewujudkan
mimpi-mimpiku tentunya.
Dua tahun terakhir ini, aku mencari kunci tersebut.
Proses yang sangat membosankan. Terkadang aku merasa apa yang aku pelajari
bukanlah passion maupun bidangku.
Mungkin aku memang sedang mencari jati diriku sendiri, atau terlalu asyik
dengan banyak hal yang menarik. Ditambah salah satu kelemahanku adalah mudah
bosan, mudah tertarik dengan hal-hal yang baru dan menarik, meski pada dasarnya
semua hal itu menarik.
Jadi apa kuncinya?! Hmm, dua tahun ini aku mulai
bisa menarik benang merah antara BAHASA MANUSIA yang ku pelajari dan BAHASA
MESIN yang papa pelajari. Singkatnya, jika satu orang bisa mengendarai satu
jenis motor, mayoritas banyak yang bisa menggunakan motor jenis lain. Hal ini
bisa di terapkan pada mempelajari bahasa yang aku sebut tadi. Memang jenis
motor berbeda-beda, tapi tidak membutuhkan waktu yang lama bukan untuk bisa
menggunakan jenis motor yang lainnya. Bahasa juga gitu gak sih pa?! Hmm, give me a time lagi ya pa, sampai aku
bisa temuin kuncinya dan aku aplikasikan dalam belajarku. Thank you so much, love you dad!