“Manusia adalah makhluk
ciptaan Allah SWT yang tersusun dari jasad dan ruh. Dalam proses penciptaan
manusia, setelah jasad manusia terbentuk dalam rahim ibunya, Allah meniupkan
ruh ke dalamnya, dan terjadilah manusia hidup, yang kemudian dikeluarkan dari
kandungan ibunya untuk memulai kehidupan di dunia ini”
Manusia sebagai makhluk
dualistik yang tersusun dari dua unsur yakni jasad dan ruh. Jasad adalah yang
kita tangkap dari panca indera kita dan sifatnya lebih keduniawian, karena
sering dihubungkan dengan kehidupan kita di dunia. Sedangkan ruh adalah gaib,
kita hanya bisa merasakan dan meyakini keberadaannya, karena panca indera kita
tidak mampu menjangkaunya, sifat ruh itu sendiri memiliki sifat ketuhanan atau
keakheratan sering dihubungkan dengan kehidupan yang kekal di akherat nanti.
Jasad dan ruh tidak bisa berdiri sendiri-sendiri, jasad tanpa ruh akan menjadi
mayat, demikian ruh tanpa jasad tidak bisa menjadi manusia yang utuh. Jasad dan
ruh bersatu akan menjadi manusia yang akan menjalani kehidupannya di dunia. Karena
itu kita harus menjaga keseimbangan dan memelihara kedua unsur tersebut tadi,
untuk mendapatkan harmonisasi dalam menjalani kehidupan ini.
Tujuan manusia sebagai
khalifah atau wakil tuhan dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya. Karena manusia dianugerahi kemampuan untuk belajar dan
memahami di dunia ini harus sadar akan kemampuan karena pertolongan Tuhan. Manusia
juga harus menjaga keseimbangannya dengan alam semesta yang meliputi langit,
cakrawala, bumi, bulan, bintang, manusia, hewan, dan tumbuhan, semua tunduk
sujud pada Sang Pencipta. Manusia hanya bagian kecil dari alam semesta, hal ini
bisa dijadikan cerminan bagi kita manusia. Alam semesta yang tunduk sujud pada
Sang Pencipta dan dikala langit berkembang, mengapa kita tak juga ikut
berkembang? Juga bagi manusia yang berakal kejadian langit dan bumi merupakan
pemantapan nilai syukur. Untuk itu, sebagai khalifah di bumi ini kita harus
menjaga keseimbangan kita dengan alam semesta dengan menjaga kelestarian alam
semesta ini kita juga memanfaatkannya secukupnya tidak berlebihan apalagi
sampai membuat kerusakan dimuka bumi ini. Manusia juga harus menjaga keseimbangannya
dengan sesamanya. Banyak manusia lupa akan kefitrahannya, sebagai makhluk
sosial, kita harus menjaga silaturahmi kita dan tolong menolong dengan sesama.
Maka dari itu manusia harus
menjaga keseimbangan hubungannya dengan Tuhan,
manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam semesta.
Sedangkan seperti apa manusia
Indonesia yang seutuhnya itu? Manusia yang sehat jasmani dan rohaminya, tidak
bisa sehat hanya salah satunya saja, kita juga tau bahwa masalah penyakit fisik
juga terjadi karena adanya faktor psikis, jadi kita harus menjaga kesehatan
jasmani dan rohani kita secara seimbang. Manusia sebagai mahluk pribadi dan
makhluk sosial, yang dapat membatasi hak dan kewajiban diri sendiri dengan orang
lain dan membatasi hak-kewajiban diri sendiri dengan Tuhan. Contohnya, hak
pribadi kita sendiri untuk merokok ditempat umum, tapi kita tidak boleh lupa
pada hak orang lain untuk menghirup udara bersih dan segar. Selain itu manusia
Indonesia seutuhnya, manusia yang identik dengan kepribadian nasional
Indonesia, manusia yang sudah mengembangkan dirinya sebagai pribadi dengan
melaksanakan dorongan-dorongan positif dan menolak dorongan-dorongan negatif
untuk mencapai mimpinya.
Manusia pribadi yang harus
mengembangkan kemampuan untuk bermasyarakat untuk menjaga keharmonisan dengan
sesamanya dan menjaga keseimbangan manusia dengan alam semesta, manusia yang
sehat jasmani dan rohaninya, untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan dalam
menjalani kehidupan ini.
Daftar Pustaka:
“Konsep Manusia dalam Berbagai
Bidang”
“Tafakur di Galaksi Luhur”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Surat Untuk Syf