Hari itu aku terbangun, dari mimpiku. Hari itu aku
menyadari, ada sesuatu yang banyak ku lewati. Sesuatu yang indah, sesuatu yang
buruk. Sesuatu yang tidak pernah ku pikirkan sebelumnya. Sesuatu, yang ku sebut
dengan anugerah, kehidupan...
Sejak saat itu aku mengenal banyak sahabat-sahabat indigo. Maaf
mungkin aku tidak bisa menceritakan kapan detailnya perkenalan dan pertemuan
ini terjadi. Tadinya aku ingin bercerita tentang mereka satu persatu, tapi
mereka sepertinya mereka tidak suka jika aku mengungkapkan semua cerita tentang
mereka ke publik. Karena yang aku tahu, yang penting bagi mereka bukanlah sebuah
pengakuan, tapi sebuah kehangatan, untuk mau berbagi, membantu, dan mengasihi.
Jadi, aku hanya ingin bercerita sedikit tentang mereka semua, semoga ketika
mereka dan kita semua yang membaca buku ini, bisa merasakan kasih akung yang ku
sisipkan disetiap kata-katanya.
Beberapa sahabat indigo ku di rumah, di SMA, di sekitar
daerah tempat tinggal ku, di facebook, twitter, dan diseluruh daerah yang
terpencar. Awalnya aku penasaran, seperti apa sih anak indigo itu? Anak yang
mempunyai indera keenamkah? Anak yang bisa melihat makhluk astralkah? Anak yang
bisa meramal masa depankah? Anak yang bisa berbicara dengan alamkah? Anak yang
bisa menyembuhkan orangkah? Anak yang punya kekuatan superkah? WOW sepertinya
menarik. Namun ternyata tidak sepenuhnya semenyeramkan, sesuper seperti yang
selama ini kita dengar.
Pada dasarnya mereka sama
saja seperti kita, bernafas, makan, tidur, belajar, bermain, cukup normal kan?.
Hanya saja, mereka memang lebih peka, lebih sensitif “awareness” nya dan
batinnya. Setiap manusia dilahirkan ke Bumi ini sebagai khalifah yang memiliki
hak dan kewajiban masing-masing. Menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Menjaga keseimbangan dengan sesama dan dengan alam semesta.
Berati sama saja kan?
Anak indigo memang memiliki
tingkat kecerdasan yang tinggi, tapi agak sedikit malas (maaf ya kawan,
hehehe). Terkadang diantara mereka ada yang begitu dengan mudahnya dapat
memahami sesuatu hal yang baru, padahal mereka belum pernah melakukannya.
Mereka juga belajar dengan cara otodidak, tidak suka yang rumit-rumit, tidak
suka diatur, dan beberapa tidak mau kalah, dan beberapa ada yang lebih
sukamengalah.
Mereka juga memiliki jiwa yang “Old Soul” terlihat dari cara
mereka dalam berbicara, dalam tatapan mereka yang dalam dan berwibawa, seolah
mengatakan “aku siap menghadapi kenyataan apapun” (maaf lebay) dan sikap mereka
dalam menyikapi lingkungan disekitar mereka. Walaupun mereka agak sulit dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, terkadang mereka punya cara sendiri
dan sebenarnya mereka terbuka, hanya saja orang-orang disekitar mereka
terkadang terlalu memandang aneh mereka, karena sikap ganjilmereka.
Meskipun mereka cerdas dan
mudah memahami pelajaran atau suatu pekerjaan, kedewasaan itu dapat terlihat
dari sikap mereka dalam menyikapi setiap masalah dan tanggung jawab mereka, dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Tapi kembali lagi, mereka
butuh orang-orang yang mau mendengar mereka dan bersahabat denganmereka. Mereka
juga cenderung sangat aktif, tidak bisa diam, pasti selalu saja ada yang ingin
dilakukan, bagi orangtua dan sahabat anak-anak indigo ini, ada baiknya kita
mengarahkan energi mereka yang berlebih ini pada kegiatan-kegiatan yang
positif.
Anak indigo memang beberapa memiliki “special ability” atau
kemampuan khusus, karena menurut ahlinya dan beberapa sahabat aku, cakra mata
ketiga mereka aktif terbuka itu juga yang membuat aura atau medan magnet mereka
memancarkan cahaya indigo (atau nila). Berbeda dengan pemilik indera keenam,
Indera keenam pun bisa dipelajari dan dibuka dengan teknik-teknik tertentu
(jadi ada semacam latihan gitu). Ada beberapa lembaga atau tempat semacam untuk
membantu mengaktifkan cakra mata ketiga dan indera keenam.
Lain halnya dengan anak
indigo, yang memang sudah bakat dan takdirnya. Terlihat dari tingkat kesadaran
dan sensitivitas mereka, dengan visi misi mereka. Dalam artian semua anak
indigo memiliki indera keenam tapi tidak semua indera keenam anak indigo.
Beberapa dari
sahabat-sahabat indigo aku, diantaranya ada yang dapat melihat makhluk dimensi
lain, ada yang dapat membaca isi hati orang lain, memprediksi, melakukan
“astral projection” atau meraga sukma, ada yang dapat berkomunikasi dengan
makhluk lain, ada yang dapat menyembuhkan, membaca alam, telepati dan
lain-lain.
Jadi teringat kutipan dari
sahabat aku (maaf kakak “miung” kutipannya aku culik, hehehe) “More ability
doesn't mean Humans can become a god, can't change the rule, can't summon any
miracle so that instant!”
Beberapa diantara mereka
ada yang belum bisa menerima kenyataan yang terjadi pada mereka, ada pula yang
sudah bisa menyikapinya dengan bijaksana. Beberapa
diantara mereka pernah mengungkapkan “Mungkin
mereka bilang, ini adalah sesuatu yang spesial, tapi sebenarnya begitu rumit,
dan terkadang menyakitkan. Ketika harus menghadapinya sendirian, dan mereka
malah menjauh, ketika aku berharap bisa menghadapinya bersama-sama”
Beberapa anak Indigo yang aku kenal sewaktu aku SMA. Memang
mereka diantaranya memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, meski tidak
terlalu begitu menonjol dalam setiap pelajaran, tapi mereka bisa menggunakan
kemampuan intelegensi mereka itu di waktu yang tepat, kalaumereka mau.
Maksudnya, berbeda dengan
orang yang rajin mendapat ranking tinggi atau nilai tinggi di sekolah. Bagi
seorang anak indigo, mereka biasanya agak malas (maaf sahabat-sahabatku akung
“peace” hehehe) mereka memilih untuk biasa saja, tidak terlalu ingin selalu
mennjol, padahal jika kemampuan belajar mereka, mereka gunakan dan di terapkan
pada pelajaran mereka bisa saja mendapat ranking tertinggi dan mengalahkan
mereka yang rajin.
Selain itu juga dapat
terlihat dari kemampuan analisa mereka. Intuisi mereka yang tajam membawa mereka
untuk menganalisa sesuatunya begitu tajam. Ditambah rasa penasaran dan
keingintahuan mereka besar terhadap sesuatu yang baru, yang menarik, yang
berbeda dari sebelumnya. Anak indigo biasanya mudah bosan dengan suasana atau
rutinitas yang monoton apalagi di sekolah. Itu sebabnya mereka terkadang tidak
mengikuti aturan, dan mengikuti aturan sendiri yang menurut mereka nyaman dan
setidaknya ada sebuah inovasi baru.
Mereka juga tidak suka disuruh dan agak sedikit keras
kepala. Keras kepala disini mereka biasanya berpegang teguh prinsip dan suara
mereka, makanya jikala ada perbedaan yang menurut mereka tidak cocok dengan
mereka, mereka tidak akan mengikuti, dan lebihmemegang prinsip sendiri.
Mereka sangat menyukai alam dan langit, biasanya
aku selalu mendengarkan mereka dan saling berbagi cerita tentang kejadian
langit, keindahannya, dan keajaiban-keajaiban alam yang terjadi. Mereka sangat
sensitif dengan getaran-getaran kosmik dan sensitif sekali denganmembaca
atmosfir disekitar mereka.
Aku ingat ada sahabat
indigo aku, ketika itu dia memberitahu aku dengan membaca langit, menurutnya
ada sesuatu yang akan terjadi entah apa, ternyata beberapa waktu setelahnya,
diberitakan akan ada hujan meteor (lupa namanya). Ada juga salah satu sahabat
indigo aku lagi yang membertahu aku, bahwa dia mendapat bisikan dari air,
merasakan akan ada sesuatu, tapi dia selalu mengingatkanku, mungkin itu hanya
perasaannya saja, meskipun pada akhirnya ternyata itu terjadi.
Mereka selalu mengingatkan, mereka tidak tahu dan tidak
menginginkan hal-hal itu terjadi pada mereka. Semua kelebihan yang mereka
milliki adalah karunia dari Allah SWT. Begitupun dengan kita, segala kelebihan
dan kekurangan yang kita miliki, adalah anugeran dan karunia Allah SWT. Justru dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kita
miliki, dan dengan menjadi diri sendiri seutuhnya, itulah yang membuat kita
istimewa.
Tidak harus menjadi seorang indigo, agar dapat memberikan
yang terbaik untuk semua orang di sekitar kita. Cukup menjadi diri sendiri, dan
akukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, untuk diri kita sendiri, dan orang
lain.
*Lalu kenapa harus ada anak indigo dan anak
biasa pada umumnya? *Sebegitu pentingnyakah anak indigo?
Setiap KELEBIHAN, pasti
menuntut KEWAJIBAN yang lebih pula. Tidak
perlumenjadi seorang indigo untuk dapat berbagi Tidak perlu menjadi seorang
indigo untuk dapatmengasihi Tidak perlu menjadi seorang indigo untuk
dapatmencintai Tidak perlu menjadi seorang indigo untuk dapat membatu.
Tidak
perlumenjadi seorang indigo untuk dapat melihat dunia lain.
Tidak
perlu menjadi seorang indigo untuk dapat melihat masa depan.
Tidak
perlu menjadi seorang indigo untuk dapat membaca isi hati seseorang.
Tidak perlu menjadi seorang indigo untuk dapat
menyembuhkan rasa sakit.
Tidak perlu menjadi seorang indigo untuk dapat
menyelamatkan dunia.
Cukup menjadi diri sendiri,
lakukan sesuatu yang dapat kita lakukan, dengan segala kelebihan dan kekurangan
kita, dengan perbedaan kita, agar kita dapat bersatu, saling memahami, berbagi,
dan jalani hidup ini dengan semangat dan mimpi yang akan membawa kita
untukmewujudkannya.
Terimakasih untuk
sahabat-sahabat nila, yang sudah mau berbagi kisah kasihnya dengan dunia,
semoga cinta selalu menyelimuti kita dan saudara-saudara kita semua~
Pertanda Sang Putri,